Selasa, 11 April 2017

Suamiku milik ibunya

Renungan buat para istri2
*"SUAMIKU MILIK IBUNYA"*
( Merinding bacanya )
Berpuluh kali membaca postingan ini, tidak akan bosan. Subhanallah...
Pagi-pagi sekali, Sarah mengetuk pintu rumah ibunya. Ia menggendong anaknya dan membawa satu tas besar di tangan kanannya.
Dari matanya yang sembab dan merah, ibunya sudah tahu kalau Sarah
pasti habis bertengkar lagi dengan suaminya.
Meski heran, karena biasanya Sarah hanya sebatas menelpon sambil menangis jika bertengkar dengan suaminya. Ayah Sarah yang juga keheranan, segera menghampiri Sarah dan menanyakan masalahnya.
Sarah mulai menceritakan awal pertengkarannya dengan suaminya tadi malam.
BACA JUGA:
http://news.percayatidak.com/2016/05/tolong-bagikan-agar-keluarga-mereka-tau.html
Sarah kecewa karena suaminya telah membohongi Sarah selama ini.
Sarah menemukan buku rekening suaminya terjatuh didalam mobil.
Sarah baru tahu, kalau suaminya selalu menarik sejumlah uang setiap bulan, di tanggal yang sama.
Sementara Sarah tahu, uang yang Sarah terima pun sejumlah uang yang sama.
Berarti sudah 1 tahun lebih, suaminya membagi uangnya, setengah untuk Sarah, setengah untuk yang lain. Jangan-jangan ada wanita lain??
Ayah Sarah hanya menghela nafas, wajah bijaksananya tidak menampakkan rasa kaget atau pun marah.
*"Sarah...,*
*» Yang pertama, langkahmu datang ke rumah ayah sudah dilaknat Allah dan para MalaikatNya',*
*karena meninggalkan rumah tanpa seizin suamimu"*
Kalimat ayah sontak membuat Sarah
kebingungan.
Sarah mengira ia akan mendapat dukungan dari ayahnya.
*» "Yang kedua,* *mengenai uang suamimu, kamu tidak berhak mengetahuinya.*
*Hakmu hanyalah uang yang diberikan suamimu ke tanganmu.*
*Itu pun untuk kebutuhan rumah tangga.*
Jika kamu membelanjakan uang itu tanpa izin suamimu, meskipun itu untuk sedekah, itu tak boleh".
BACA JUGA:
http://news.percayatidak.com/2017/03/allah-tidak-tidur-biksu-budha.html
Lanjut ayahnya.
"Sarah.., suamimu menelpon ayah dan mengatakan bahwa sebenarnya uang itu memang diberikan setiap bulan untuk seorang wanita.
Suamimu tidak menceritakannya padamu, karena kamu tidak suka wanita itu sejak lama.
Kamu sudah mengenalnya, dan kamu merasa setelah menikah dengan suamimu, maka hanya kamulah wanita yang
memilikinya".
"Suamimu meminta maaf kepada ayah karena ia hanya berusaha menghindari pertengkaran denganmu.
Ayah mengerti karena ayah pun sudah mengenal watakmu" mata ayah mulai berkaca-kaca.
*"Sarah...,*
*kamu harus tahu, setelah kamu menikah maka yang wajib kamu taati adalah suamimu.*
*Jika suamimu ridho pdmu,*
*maka Allah pun Ridho.*
*Sedangkan suamimu, ia wajib taat kepada ibunya.*
Begitulah Allah mengatur laki-laki untuk taat kepada ibunya.
Jangan sampai kamu menjadi
penghalang bakti suamimu kepada ibundanya".
*"Suamimu, dan harta suamimu adalah milik ibu nya".*
Ayah mengatakan itu dengan tangis. Air matanya semakin banyak membasahi pipinya.
Seorang ibu melahirkan anaknya dengan susah payah dan kesakitan.
• Kemudian ia membesarkannya hingga dewasa hingga anak laki-lakinya menikah, ia melepasnya begitu saja.
• Kemudian anak laki-laki itu akan sibuk dengan kehidupan barunya.
• Bekerja untuk keluarga barunya.
• Mengerahkan seluruh hidupnya untuk istri dan anak-anaknya.
• Anak laki-laki itu hanya menyisakan sedikit waktu untuk sesekali berjumpa dengan ibunya. sebulan sekali, atau bahkan hanya1 tahun sekali.
"Kamu yang sejak awal menikah tidak suka dengan ibu mertuamu.
Kenapa?
Karena rumahnya kecil dan sempit? Sehingga kamu merajuk kepada
suamimu bahwa kamu tidak bisa tidur disana.
Anak-anakmu pun tidak akan betah disana.
Sarah.., mendengar ini ayah sakit sekali".
"Lalu, jika kamu saja merasa tidak nyaman tidur di sana.
Bagaimana dengan ibu mertuamu yang dibiarkan saja untuk tinggal disana?"
*"Uang itu diberikan untuk ibunya.* Suamimu ingin ayahnya berhenti berkeliling menjual gorengan.
Dari uang itu ibu suamimu hanya memakainya secukupnya saja, selebihnya secara rutin dibagikan ke anak-anak yatim dan orang-orang tidak mampu di kampungnya. Bahkan masih cukup untuk menggaji seorang guru ngaji di kampung itu" lanjut ayah.
Sarah membatin dalam hatinya, uang yang diberikan suaminya sering dikeluhkannya kurang. Karena Sarah butuh banyak pakaian untuk mengantar jemput anak sekolah.
Sarah juga sangat menjaga
penampilannya untuk merawat wajah dan tubuhnya di spa.
Berjalan-jalan setiap minggu di mall. Juga berkumpul sesekali dengan teman-temannya di restoran.
BACA JUGA:
http://news.percayatidak.com/2016/12/baca-juga-walau-sudah-selesai-simak.html
Sarah menyesali sikapnya yang tak ingin dekat-dekat dengan mertuanya yang hanya seorang tukang gorengan.
Tukang gorengan yang berhasil :
• Menjadikan suaminya seorang sarjana,
• mendapatkan pekerjaan yang di idam-idamkan banyak orang.
• Berhasil mandiri, hingga Sarah bisa menempati rumah yang nyaman dan mobil yang bisa ia gunakan setiap hari.
"Ayaaah, maafkan Sarah", tangis sarah meledak.
Ibunda Sarah yang sejak tadi duduk di samping Sarah segera memeluk Sarah.
*"Sarah...*
*• kembalilah ke rumah suamimu.*
*Ia orang baik nak...*
*• Bantulah suamimu berbakti kepada orang tuanya.*
*• Bantu suamimu menggapai surganya,* *dan dengan sendirinya, ketaatanmu kepada suamimu bisa menghantarkanmu ke surga".*
Ibunda sarah membisikkan kalimat itu ke telinga Sarah.
Sarah hanya menjawabnya dengan anggukan, ia menahan tangisnya.
Bathinnya sakit, menyesali sikapnya.
Sarahpun pulang menghadap suaminya dan sambil menangis memohon maaf kpd suaminya atas prasangka yg salah selama ini.
Di lain hari, sarahpun mengikiti suaminya bersilaturahmi kpd ibu kandung suaminya alias mertua dirinya.
Suaminya meneteskan air mata menatap istrinya yg di tangan istrinya tertenteng 4 liter minyak goreng untuk mertuanya.
Tetesan air mata suami bukan masalah jumlah liternya
tapi karena perubahan istrinya yg senang dan nampak ihlas hendak datang kpd orang tuanya alias mertua istrinya.
Seterusnya Sarah berjanji dalam hatinya, untuk menjadi istri yang taat pada suaminya.
Sesekali waktu, Sarah bukan mengajak suaminya ke Mall tapi minta anjangsana ke rumah mertuanya dan juga orang tuanya.
Subhanallah....
Kirimkan Kisah ini ke semua sahabat Anda, siapa tahu ada orang yang mau mencoba dan mengambil manfaat dari kisah ini, sehingga anda pun akan mendapatkan pahala.
Insya Allah...
Semoga para istri tetap mendukung suaminya tuk berbakti pada ibunya.bu
*Semog Alloh meridhoi kita aamiin*
http://news.percayatidak.com/2016/05/tolong-bagikan-agar-keluarga-mereka-tau.html

Cara menghancurkan bangsa


_*Terpampang mencolok di pintu gerbang salah satu universitas di Afrika Selatan tulisan:*_
*"Untuk menghancurkan sebuah bangsa, tidak perlu dengan bom,  roket, dan senjata berat, tapi cukup dengan MEMPERMUDAH MURID  CURANG DALAM UJIAN dan LONGGAR DALAM DISIPLIN  BELAJAR"*
Maka;
orang akan banyak yang mati di tangan para dokter yang lulus karena curang.-
Rumah dan gedung akan banyak yang ambruk di tangan para arsitek yang lulus karena curang-
Perusahaan akan banyak yang bangkrut di tangan para akuntan yang lulus karena curang.-
Agama akan menjadi jualan murahan di dalam ceramah dan pidato para ulama, ustadz dan kiyai yang lulus karena curang.-
Keadilan akan hilang di tangan hakim yang lulus karena curang-
Kebodohan dan kekasaran akan menjadi karakter anak bangsa yang lulus dari tangan para guru dan pendidik yang lulus karena curang.
*KEMUNDURAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN ADALAH KEHANCURAN SEBUAH BANGSA.*
_(Renungan sebagai Pendidik/Guru/Ustadz)_

Jika anak nakal

Shahnaz Haque membuat sebuah tulisan dan pengaruhnya luar biasa, banyak pembaca yang menangis dan kemudian tersadarkan, Rabu (5/10/2016).

Alumni None Jakarta ini menulis tentang parenting di akun Facebook miliknya.

Tulisan yang ia posting pada Minggu (2/10/2016) lalu ini menjadi tamparan keras bagi orangtua.

Istri musisi Gilang Ramadhan ini menuliskan apa yang selama ini dirasakan para orangtua.

Terutama kaum wanita yang paling sering bercengkrama dengan anak-anak di rumah.

"Hanya soal Waktu," merupakan tulisan Shahnaz yang menohok.

Sebuah nasihat yang sangat mengena bagi orangtua yang sering jengkel dengan perilaku anak-anaknya di ruma.

Terutama saat masih kecil si anak sering bikin berantakan rumah, bikin kotor, corat-coret atau perilaku lainnya.

Namun Shahnaz mengingatkan semua itu "Hanya soal Waktu."

Karena sebentar lagi ketika anak-anak makin besar tak lagi momen tersebut terulang.

Sosok kecil yang selalu mengikuti kemana pergi, selalu cerita apa saja dan ketika dewasa mereka mencari orang lain untuk bercerita dan momen-momen lainnya.

Berikut tulisan Shahnaz yang mengharukan.

UNTUK BAPAK/IBU YG SERING JENGKEL DG SI BUAH HATI

HANYA SOAL WAKTU

Hanya soal waktu...
Saat rumahmu akan sebersih dan serapih rumah2 dalam majalah2 yang sering kau irikan itu..

Maka... nikmatilah setiap detik letihmu yang hau urus berpuluh kali membereskan kekacauan yang mereka buat

Hanya soal waktu...
Saat mereka tak mau lagi kau gandeng, peluk atau sekedar kau cium rambutnya

Maka... berbahagialah ketika mereka selalu membuntutimu kemanapun kakimu melangkah, meski kadang hal itu mengesalkanmu,
bagi mereka tak ada selainmu

Hanya soal waktu...
Saat kau tak lagi jadi si serba tahu dan tempat mengadu

Maka... bersabarlah dengan rentetan pertanyaan juga celoteh riang dari mulut mungil mereka yang kadang membuat dahimu mengernyit atau keasyikanmu terhenti

Hanya soal waktu...
Saat mereka mulai meminta kamarnya masing2 dan melarangmu mengutak atik segala rupa apa yang di dalamnya

Maka... tahan emosimu dari rengekan manja mereka saat minta kelon atau dongeng sebelum tidur ketika mata 5 wattmu juga meminta haknya

Hanya soal waktu...
Saat mereka menemukan separoh hatinya untuk selanjutnya membangun sarangnya sendiri. Mungkin saat itu posisimu tak lagi sepenting hari ini

Maka... resapilah setiap mili kebersamaanmu dengan mereka selagi bisa

Karena tak butuh waktu lama menunggu kaki kecil mereka tumbuh menjadi sayap yang kan membawanya pergi menggapai asa dan cita

Kelak kau hanya bisa menengok kamar kosong yang hanya sekali dua akan ditempati penghuninya saat pulang...

Termangu menghirup aroma kenangan di dalamnya dan lalu tercenung "Dulu kamar ini pernah begitu riuh dan ceria" Dan kau akan begitu merindukannya

Kelak kau akan sering menunggu dering telepon mereka untuk sekedar menanyakan "Apa kabarmu ibu, ayah"?

Dan kau akan begitu bersemangat menjawabnya dengan cerita-cerita tak penting hari ini

Kelak kau akan merindukan acara memasak makanan kegemaran mereka dan merasa sangat puas saat melihat hasil masakanmu tandas di piring mereka

Janganlah keegoisanmu hari ini akan membawa sesal di kelak kemudian hari

Kau takkan pernah bisa memundurkannya sekalipun sedetik untuk sekedar sedikit memperbaikinya

Karena waktu berjalan...

Ya... ia berlari...
Tidak.... ia bahkan terbang...
Dan dia tak pernah mundur kembali...

MARI KITA SAYANGI ANAK KITA SEPENUH HATI, SELAGI MASIH ADA WAKTU"

Senin, 10 April 2017

Orang sholih bergurau

Adab Bergurau
��Musimnya Mukidi ... Berbohong Untuk Mengundang Tawa, bagaimanakah Adab Bergurau?����

����������������

Islam adalah agama yang sempurna, sesuai dengan fitrah dan hajat hidup manusia. Di antara hajat itu adalah hajat untuk relaksasi dan menenangkan pikiran. Manusia bukanlah robot yang  hanya memiliki fisik dan seperangkat program berpikir, tetapi Allah ﷻ juga menciptakan jiwa dalam dirinya. Sehingga manusia dikatakan utuh jika dia mampu menjalankan fungsi fisik, akal, dan jiwanya. Agama dikatakan sempurna ketika mampu memberikan solusi atas kebutuhan-kebutuhan itu.

Bergurau adalah salah satu kebutuhan jiwa. Dengannya jiwa menjadi segar, hidup, dapat mengobati kesedihan, melupakan kepenatan dan amarah. Sehingga kita dapati dalam sejarah hidup manusia sejak dahulu adanya hal-hal yang unik, lucu, dan menghibur. Semua ini dalam rangka menjaga keseimbangan pada diri manusia. Namun kita juga mendapati dan melihat, adanya gurauan yang menyakitkan, membangkitkan kebencian, dan melecehkan, sehingga lahirlah permusuhan dan pertengkaran di antara manusia. Jauh dari menghibur dan membuat segar jiwa. Ada juga gurauan yang berlebihan sehingga melupakan hal-hal yang lebih utama dan penting, yang justru meruntuhkan wibawa pelakunya.

�� Nabi Muhammad ﷺ juga Bersenda Gurau

Dahulu Rasulullah ﷺ juga bergurau, tersenyum, tertawa, dan mencandai para sahabatnya, sampai-sampai mereka bertanya:

“Wahai Rasulullah, engkau mencandai kami? Beliau menjawab: “Tidaklah aku berkata kecuali yang benar.” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad)

Dalam riwayat lain, “Aku juga bergurau tapi tidaklah aku berkata kecuali benar adanya.” (HR. Alauddin Al Hindi, Kanzul ‘Ummal)

Imam Abu Daud dan Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ  pernah adu cepat lari sebanyak dua kali bersama istrinya, ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, yang pertama ‘Aisyah pemenang dan yang kedua ‘Aisyah kalah. “

Imam Ahmad dalam Musnadnya meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ  bercanda dengan sahabatnya bernama Zahir, beliau menganggetkannya dengan cara memeluknya dari belakang dan menutup mata Zahir ketika berjualan di pasar, dan seterusnya.

Dari Anas bin Malik, ia berkata,“Sungguh, ada seorang lelaki meminta kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sebuah kendaraan untuk dinaiki. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, ‘Aku akan memberimu kendaraan berupa anak unta.’ Orang itu (heran) lalu berkata, ‘Apa yang bisa saya perbuat dengan anak unta itu?’ Nabi bersabda, ‘Bukankah unta betina itu tidak melahirkan selain unta (juga)?’.”(HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi)

�� Orang-Orang Shalih Juga Bergurau

Bakr bin Abdullah mengisahkan, “Dahulu para sahabat Nabi ﷺ  (bergurau dengan) saling melempar semangka. Tetapi, ketika mereka dituntut melakukan sesuatu yang sungguh-sungguh, maka mereka adalah para kesatria.” (Lihat Shahih al-Adabul Al Mufrad No. 201)

Pada suatu hari, Imam Asy Sya’bi Rahimahullah bergurau, maka ada orang yang menegurnya dengan mengatakan, “Wahai Abu ‘Amr (Imam Asy Sya’bi, pen), apakah kamu bercanda?” Beliau menjawab, “Seandainya tidak begini kita akan mati karena bersedih.” (Al Adab Asy Syar’iyyah, 2/214)

�� Adab-Adab Bergurau

Berikut ini adalah adab-adab yang mesti diperhatikan:

1⃣ Hindari berbohong

Tidak sedikit manusia berbohong hanya untuk mencari perhatian dan tawa manusia. Kadang mereka mencampurkan antara yang fakta dan kebohongan atau ada yang bohong sama sekali. Islam mengajar umatnya untuk jujur baik dalam serius maupun candanya.

Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah ﷺ  Bersabda: "Seorang hamba tidak dikatakan beriman dengan sepenuhnya  kecuali jika dia meninggalkan berbohong ketika   bergurau, dan meninggalkan berdebat meski ia benar." (HR. Ahmad)

Dr. Muhammad Rabi’ Muhammad Jauhari mengatakan: “Beliau (Nabi ﷺ) memberikan arahan kepada para sahabatnya agar memiliki komitmen yang kuat untuk jujur dalam bergurau dan memperingatkan dari dusta saat bergurau. Dari Bahz bin Hakim, katanya: berkata ayahku, dari ayahnya, katanya: bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Celakalah bagi yang bicara lalu dia berdusta hanya untuk membuat orang tertawa, celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi). (Akhlaquna, Hal. 179. Cet. 4, 1999M/1420H. Maktabah Darul Fakhr Al Islamiyah)

2⃣ Hindari kata-kata kotor, kasar, dan keji

Kadang ada orang yang bergurau dengan menggunakan kata-kata kotor dan tidak pantas, baik mengandung porno, mengejek secara kasar, bisa jadi semua  berawal dari sindiran kecil, dan semisalnya. Boleh jadi itu mengundang tawa. Tapi itu adalah gurauan berkualitas rendah yang tidak pantas dilakukan seorang muslim.

Allah ﷻ berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ

Wahai orang-orang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum lainnya .. (QS. Al Hujurat: 11)

Dari Alqamah bin Abdillah, dia berkata: Bersabda Rasulullah ﷺ :

ليس المؤمن بالطعان ولا اللعان ولا الفاحش ولا البذيء

Bukan orang beriman yang suka menyerang, melaknat, berkata keji, dan kotor. (HR. At Tirmidzi No. 1977, katanya: hasan gharib. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)

3⃣ Hindari berlebihan

Aktifitas apa pun jika berlebihan tidak akan baik. Jika hal-hal yang pasti sunahnya saja mesti menghindari sikap berlebihan karena khawatir dianggap wajib, apalagi aktifitas yang boleh-boleh saja seperti  bergurau yang berpotensi melalaikan hati manusia.

Allah ﷻ berfirman:

وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Dan janganlah kalian melampaui batas sesungguhnya Dia (Allah) tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al An’am: 141)

Nabi ﷺ bersabda:
لاَ تُكْثِرِ الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيْتُ الْقَلْبَ

“Janganlah engkau sering tertawa, karena sering tertawa akan mematikan hati.” (HR.  Ibnu Majah no. 3400)

Syaikh Hasan Al Banna Rahimahullah berkata: “Jangan banyak tertawa, sebab hati yang selalu berkomunikasi dengan Allah (berdzikir) adalah tenang dan tenteram. Jangan suka bergurau, karena umat yang berjihad tidak berbuat kecuali dengan bersungguh- sungguh terus menerus.” (Washaya Al ‘Asyr Lil Imam Hasan Al Banna)

4⃣ Hindari main fisik

Main fisik di sini maksudnya adalah mengejek kondisi fisik seseorang (kurus, gemuk, hitam, pendek, pincang, pesek, dan lainnya) untuk mengundang tawa, atau memang menyakiti fisiknya dengan tangan kita. Ini terlarang dalam agama.

Rasulullah ﷺ bersabda:

قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الإِسْلاَمِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ، وَيَدِهِ»

Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, Islam apakah yang paling utama? Beliau bersabda: “Yaitu orang yang muslim lainnya aman dari lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari No. 11, Muslim No. 42, dari Abu Musa Al Asy’ari)

5⃣ Hindari bergurau dengan ayat-ayat Allah ﷻ

Ini termasuk memperolok-olok agama yang sangat diharamkan dalam Islam. Menjadikan ayat-ayat atau sunah Nabi ﷺ sebagai bahan ejekan adalah tindakan yang bisa mengeluarkan pelakunya dari Islam.

Firman Allah ﷻ:

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman… (QS. At Taubah : 65-66).

Wallahu A’lam