Minggu, 22 Februari 2015

Filosofi pohon bambu


Tahukah anda bahwa pohon bambu tidak akan menunjukkan pertumbuhan berarti selama 5 tahun pertama.
Walaupun setiap hari disiram & dipupuk, tumbuhnya hanya beberapa puluh centimeter saja.
Namun setelah 5 tahun kemudian, pertumbuhan pohon bambu sangat dahsyat & ukuran nya tidak lagi dalam hitungan centimeter melainkan meter.
Lantas sebetulnya apa yang terjadi pada sebuah pohon bambu ???
Ternyata selama 5 tahun pertama, ia mengalami pertumbuhan dahsyat pada akar (BUKAN) pada batang, yang mana daripada itu, pohon bambu sedang mempersiapkan pondasi yang sangat kuat, agar ia bisa menopang ketinggian nya yang berpuluh puluh meter kelak dikemudian hari.
MORAL OF THE STORY
Jika kita mengalami suatu hambatan & kegagalan, bukan berarti kita tidak mengalami perkembangan, melainkan justru kita sedang mengalami pertumbuhan yang luar biasa didalam diri kita.
Ketika kita lelah & hampir menyerah dalam menghadapi kerasnya kehidupan, jangan pernah terbersit pupus harapan.
Ada pameo yang mengatakan “the hardest part of a rocket to reach orbit is to get through the earth’s gravity” (“bagian terberat agar sebuah roket mencapai orbit adalah saat melalui gravitasi bumi”).
Jika kita perhatikan, bagian peralatan pendukung terbesar yang dibawa oleh sebuah roket adalah jet pendorong untuk melewati atmosphere & gravitasi bumi.
Setelah roket melewati atmosphere, jet pendorong akan dilepas & roket akan terbang dengan bahan bakar minimum pada ruang angkasa tanpa bobot, melayang ringan, & tanpa usaha keras.
Demikian pula dengan manusia, bagian TERBERAT dari sebuah KESUKSESAN adalah disaat awal seseorang MEMULAI USAHA dari sebuah perjuangan, karena segala sesuatu terasa begitu BERAT & PENUH TEKANAN.
Namun bila ia dapat melewati batas tertentu, sesungguhnya seseorang dapat merasakan segala kemudahan & kebebasan dari tekanan & beban.
Namun sayangnya, banyak orang yang MENYERAH disaat tekanan & beban dirasakan terlalu berat, bagai sebuah roket yang gagal menembus atmosphere.
Buya Hamka berkata “kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup &  kalau kerja sekedar kerja, kera juga bekerja”.
Ketika pohon bambu ditiup angin kencang, ia akan merunduk, tetapi setelah angin berlalu, dia akan tegak kembali, laksana perjalanan hidup seorang manusia yang tak pernah lepas dari cobaan & rintangan.
Maka jadilah seperti pohon bambu !!!
Fleksibilitas pohon bambu mengajarkan kita sikap hidup yang berpijak pada keteguhan hati dalam menjalani hidup, walaupun badai & topan menerpa.
Tidak ada kata menyerah untuk terus tumbuh, tidak ada alasan untuk terpendam dalam keterbatasan, karena bagaimanapun pertumbuhan demi pertumbuhan harus diawali dari kemampuan untuk mempertahankan diri dalam kondisi yang paling sulit sekalipun.
Pastikan dalam hari hari kedepan, hidup kita akan *MENJULANG TINGGI & menjadi PEMBAWA BERKAT* bagi sesama, seperti halnya pohon bambu.


Sabtu, 21 Februari 2015

Nuclear Power Plant


Pembangkit listrik tenaga nuklir (Nuclear Power Plant) sepertinya menjadi sebuah jawaban bagi sebuah negara yang membutuhkan begitu banyak energi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup bagi rakyatnya. Begitupula dengan negara kita Indonesia, begitu haus akan kebutuhan energi listrik. Namun apakah Indonesia cocok untuk resource energy yang seperti ini?
Kembali pada masa kuliah, saya adalah seorang sarjana teknik elektro karbitan lulusan UK Petra. Apa yang menjadi ketertarikan/keterpaksaan memilih penjurusan saya waktu itu adalah Teknik Elektro Electrical Power System(Arus Kuat). Nah apa sih yang menjadi hubungan masa kuliah saya ini dengan Nuklir Power Plant?  Saat masih giat berkuliah.. saya dipercaya untuk menjadi asisten, sesekali diajak oleh mahasiswa tingkat akhir untuk menemani meninjau object penelitian yang akan dijadikan referensi. Nah saat itu sempat sekali seorang mahasiswa senior mengajak saya untuk berjalan di object penelitian yakni Pembangkit Listrik Tenaga (PLTU) Paiton yang terletak di Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo bersama dengan seorang dosen pembimbing Bapak Limboto Limantarna & Rekan kerja beliau yang pernah mengerjakan otomasi sinkronisasi. Nah apa yang menjadi kesan saya waktu itu?
Pembangkit Paiton merupakan salah satu "Member" dari unit-unit PowerPlant yang berada di Pulau Jawa. Artinya bahwa untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik Jawa-Bali maka beberapa Power Plant digabungkan menjadi satu sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi listrik Jawa Bali. Dalam proses pengabungan ini atau dalam istilah kelistrikan disebut dengan "Sinkronisasi" dibutuhkan beberapa syarat yakni:
Tegangan Yang Sama/Amplitude Tegangan Sama
Frequensi Sama
Fase-Fase Tegangan Sama
Sudut Fase Yang Sama
Untuk lebih jelasnya silahkan google karena memang sudah banyak yang lupa mengenai teorikal beberapa hal diatas. Nah untuk melakukan sinkronisasi untuk load sharing ini dibutuhkan waktu untuk penyesuaian beberapa hal yang telah disebutkan dan dapat dilakukan dengan cara automatic maupun manual, untuk pembangkit sekelas Paiton tentu saja harusnya automatic. Nah... yang menarik saat itu adalah waktu proses sinkronisasi yang sangat lama, dibutuhkan waktu kisaran 30 menit. Tentu saja hal ini menjadi pertanyaan saya waktu itu, apakah memang diperlukan waktu begitu lama untuk menggabungkan pembangkitan Jawa Bali ini? Kebetulan waktu itu rekan kerja Bp Limboto yang pernah mengerjakan otomatisasi ini menjelaskan bahwa waktu yg dibutuhkan untuk sinkronisasi seharusnya tidak lebih dari 5 menit. Andaipun harus manual tentu saja tidak boleh terlalu lama karena hal ini sangat berpengaruh terhadap banyaknya bahan bakar yang harus dibakar untuk menggerakkan turbine. Untuk waktu 30 menit... beberapa unit Paiton berapa banyak bahan bakar terbuang percuma? Apakah salah sistemkan atau manusia? Penjelasan kembali saya dapatkan bahwa pada saat pelatihan pengoperasian PLTU Paiton lebih banyak mereka yang titip absen dibandingkan yang ikut. Waduh...
Nah semoga penjelasan dari orang yg pernah mengerjakan proyek PLTU Paiton ini salah..  namun tentu saja tetap salah karena dengan begini kerugian tentu akan dirasakan oleh pengguna yang dibebankan biaya 30 menit bahan bakar yg terbakar percuma.  Faktor kedisiplinan seorang karyawan menjadi faktor utama sebuah teknologi,  bukan menjadi rahasia umum kalau kedisiplinan kita masih sangat kurang.
Nah kembali ke pokok masalah. Apakah Kita Sudah Layak Menggunakan Teknologi Nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi listrik kita? Satu hal yang saya khawatirkan.. Kalau baru-baru ini Jepang mengalami tragedi dengan meledaknya reaktor nuklir karena kegagalan sistem pendingin karena adanya Gempa & Tsunami yang begitu dasyat, maka Indonesia mungkin tanpa harus ada gempa dan tsunami tuh reaktor bisa bocor atau meledak karena kurang disiplinnya pegawai.
Nah akhir kata:
Kita begitu kaya dengan sumber daya... Laut salah satunya. Cari teknologi yg aman bagi rakyat dengan menggunakan sumber daya yang ada dan yang aman.

Senin, 02 Februari 2015

Swashplate


Swashplate adalah perangkat yang mengubah masukan melalui kontrol penerbangan helikopter ke gerakan utama baling-baling (main rotor). Karena baling-baling utama berputar, swashplate itu digunakan untuk mengirimkan tiga perintah pilot dari non-rotating pesawat ke hub rotor berputar dan mainblades.
Swashplate itu sangat penting untuk pilot helikopter . Perangkat ini mentransmisikan perintah bilah baling - baling rotor utama dari kontrol (permintaan) yang diberikan oleh pilot yang menggunakan tuas (kolektif dan siklik) atau autopilot yang bekerja langsung di ruang kemudi dan silinder atau aktuator .
Swashplate itu terdiri dari dua bagian utama: a swashplate stasioner dan swashplate berputar. Swashplate (luar) stasioner dipasang pada tiang rotor utama dan terhubung ke kontrol siklik dan kolektif oleh serangkaian pushrods. Alat ini dapat memiringkan ke segala arah dan bergerak secara vertikal. Swashplate berputar (inner) sudah terpasang dengan swashplate stasioner dengan cara tisusun bertumpuk dan dapat untuk memutar dengan tiang rotor utama. Link anti-rotasi mencegah swashplate berputar secara independen dari bilah, yang akan berlaku torsi ke aktuator. Swashplate luar biasanya memiliki slider anti-rotasi yang juga untuk mencegah berputar. Kedua swashplate miring atas dan ke bawah sebagai satu unit. Swashplates untuk helikopter memiliki dua rotor terpasang pada poros yang sama jauh lebih kompleks daripada helikopter rotor tunggal.

Filosofi Matematika


Pernah nggak Anda berpikir…
1. Mengapa PLUS di kali PLUS hasilnya PLUS?
2. Mengapa MINUS di kali PLUS atau sebaliknya
PLUS di kali MINUS hasilnya MINUS?
3. Mengapa MINUS di kali MINUS hasilnya PLUS?
Hikmahnya adalah:
(+) PLUS = BENAR
(-) MINUS = SALAH
1. Mengatakan BENAR terhadap sesuatu hal yang BENAR adalah suatu tindakan yang BENAR.
Rumus matematikanya :
+ x + = +
2. Mengatakan BENAR terhadap sesuatu yang SALAH, atau sebaliknya mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang BENAR adalah suatu tindakan yang SALAH.
Rumus matematikanya :
+ x – = –
– x + = –
3. Mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang SALAH adalah suatu tindakan yang BENAR.
Rumus matematikanya :
– x – = +