Pembangkit listrik tenaga nuklir (Nuclear Power Plant) sepertinya
menjadi sebuah jawaban bagi sebuah negara yang membutuhkan begitu banyak energi
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup bagi rakyatnya. Begitupula dengan negara
kita Indonesia, begitu haus akan kebutuhan energi listrik. Namun apakah
Indonesia cocok untuk resource energy yang seperti ini?
Kembali
pada masa kuliah, saya adalah seorang sarjana teknik elektro karbitan lulusan
UK Petra. Apa yang menjadi ketertarikan/keterpaksaan memilih penjurusan saya
waktu itu adalah Teknik Elektro Electrical Power System(Arus Kuat). Nah apa sih
yang menjadi hubungan masa kuliah saya ini dengan Nuklir Power Plant?
Saat masih giat berkuliah.. saya dipercaya untuk menjadi asisten, sesekali
diajak oleh mahasiswa tingkat akhir untuk menemani meninjau object penelitian
yang akan dijadikan referensi. Nah saat itu sempat sekali seorang mahasiswa
senior mengajak saya untuk berjalan di object penelitian yakni Pembangkit
Listrik Tenaga (PLTU) Paiton yang terletak di Kecamatan Paiton, Kabupaten
Probolinggo bersama dengan seorang dosen pembimbing Bapak Limboto Limantarna
& Rekan kerja beliau yang pernah mengerjakan otomasi sinkronisasi. Nah apa
yang menjadi kesan saya waktu itu?
Pembangkit
Paiton merupakan salah satu "Member" dari unit-unit PowerPlant yang
berada di Pulau Jawa. Artinya bahwa untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik
Jawa-Bali maka beberapa Power Plant digabungkan menjadi satu sehingga dapat
memenuhi kebutuhan energi listrik Jawa Bali. Dalam proses pengabungan ini atau
dalam istilah kelistrikan disebut dengan "Sinkronisasi" dibutuhkan
beberapa syarat yakni:
Tegangan
Yang Sama/Amplitude Tegangan Sama
Frequensi
Sama
Fase-Fase
Tegangan Sama
Sudut
Fase Yang Sama
Untuk
lebih jelasnya silahkan google karena memang sudah banyak yang lupa mengenai
teorikal beberapa hal diatas. Nah untuk melakukan sinkronisasi untuk load
sharing ini dibutuhkan waktu untuk penyesuaian beberapa hal yang telah
disebutkan dan dapat dilakukan dengan cara automatic maupun manual, untuk
pembangkit sekelas Paiton tentu saja harusnya automatic. Nah... yang menarik
saat itu adalah waktu proses sinkronisasi yang sangat lama, dibutuhkan waktu
kisaran 30 menit. Tentu saja hal ini menjadi pertanyaan saya waktu itu, apakah memang
diperlukan waktu begitu lama untuk menggabungkan pembangkitan Jawa Bali ini?
Kebetulan waktu itu rekan kerja Bp Limboto yang pernah mengerjakan otomatisasi
ini menjelaskan bahwa waktu yg dibutuhkan untuk sinkronisasi seharusnya tidak
lebih dari 5 menit. Andaipun harus manual tentu saja tidak boleh terlalu lama
karena hal ini sangat berpengaruh terhadap banyaknya bahan bakar yang harus
dibakar untuk menggerakkan turbine. Untuk waktu 30 menit... beberapa unit
Paiton berapa banyak bahan bakar terbuang percuma? Apakah salah sistemkan atau
manusia? Penjelasan kembali saya dapatkan bahwa pada saat pelatihan
pengoperasian PLTU Paiton lebih banyak mereka yang titip absen dibandingkan
yang ikut. Waduh...
Nah
semoga penjelasan dari orang yg pernah mengerjakan proyek PLTU Paiton ini
salah.. namun tentu saja tetap salah karena dengan begini kerugian tentu
akan dirasakan oleh pengguna yang dibebankan biaya 30 menit bahan bakar yg
terbakar percuma. Faktor kedisiplinan seorang karyawan menjadi faktor utama
sebuah teknologi, bukan menjadi rahasia umum kalau kedisiplinan kita
masih sangat kurang.
Nah
kembali ke pokok masalah. Apakah Kita Sudah Layak Menggunakan Teknologi Nuklir
untuk memenuhi kebutuhan energi listrik kita? Satu hal yang saya khawatirkan..
Kalau baru-baru ini Jepang mengalami tragedi dengan meledaknya reaktor nuklir
karena kegagalan sistem pendingin karena adanya Gempa & Tsunami yang begitu
dasyat, maka Indonesia mungkin tanpa harus ada gempa dan tsunami tuh reaktor
bisa bocor atau meledak karena kurang disiplinnya pegawai.
Nah
akhir kata:
Kita begitu kaya dengan sumber daya... Laut salah satunya. Cari teknologi yg aman bagi rakyat dengan menggunakan sumber daya yang ada dan yang aman.
Kita begitu kaya dengan sumber daya... Laut salah satunya. Cari teknologi yg aman bagi rakyat dengan menggunakan sumber daya yang ada dan yang aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar