Selasa, 11 April 2017

Suamiku milik ibunya

Renungan buat para istri2
*"SUAMIKU MILIK IBUNYA"*
( Merinding bacanya )
Berpuluh kali membaca postingan ini, tidak akan bosan. Subhanallah...
Pagi-pagi sekali, Sarah mengetuk pintu rumah ibunya. Ia menggendong anaknya dan membawa satu tas besar di tangan kanannya.
Dari matanya yang sembab dan merah, ibunya sudah tahu kalau Sarah
pasti habis bertengkar lagi dengan suaminya.
Meski heran, karena biasanya Sarah hanya sebatas menelpon sambil menangis jika bertengkar dengan suaminya. Ayah Sarah yang juga keheranan, segera menghampiri Sarah dan menanyakan masalahnya.
Sarah mulai menceritakan awal pertengkarannya dengan suaminya tadi malam.
BACA JUGA:
http://news.percayatidak.com/2016/05/tolong-bagikan-agar-keluarga-mereka-tau.html
Sarah kecewa karena suaminya telah membohongi Sarah selama ini.
Sarah menemukan buku rekening suaminya terjatuh didalam mobil.
Sarah baru tahu, kalau suaminya selalu menarik sejumlah uang setiap bulan, di tanggal yang sama.
Sementara Sarah tahu, uang yang Sarah terima pun sejumlah uang yang sama.
Berarti sudah 1 tahun lebih, suaminya membagi uangnya, setengah untuk Sarah, setengah untuk yang lain. Jangan-jangan ada wanita lain??
Ayah Sarah hanya menghela nafas, wajah bijaksananya tidak menampakkan rasa kaget atau pun marah.
*"Sarah...,*
*» Yang pertama, langkahmu datang ke rumah ayah sudah dilaknat Allah dan para MalaikatNya',*
*karena meninggalkan rumah tanpa seizin suamimu"*
Kalimat ayah sontak membuat Sarah
kebingungan.
Sarah mengira ia akan mendapat dukungan dari ayahnya.
*» "Yang kedua,* *mengenai uang suamimu, kamu tidak berhak mengetahuinya.*
*Hakmu hanyalah uang yang diberikan suamimu ke tanganmu.*
*Itu pun untuk kebutuhan rumah tangga.*
Jika kamu membelanjakan uang itu tanpa izin suamimu, meskipun itu untuk sedekah, itu tak boleh".
BACA JUGA:
http://news.percayatidak.com/2017/03/allah-tidak-tidur-biksu-budha.html
Lanjut ayahnya.
"Sarah.., suamimu menelpon ayah dan mengatakan bahwa sebenarnya uang itu memang diberikan setiap bulan untuk seorang wanita.
Suamimu tidak menceritakannya padamu, karena kamu tidak suka wanita itu sejak lama.
Kamu sudah mengenalnya, dan kamu merasa setelah menikah dengan suamimu, maka hanya kamulah wanita yang
memilikinya".
"Suamimu meminta maaf kepada ayah karena ia hanya berusaha menghindari pertengkaran denganmu.
Ayah mengerti karena ayah pun sudah mengenal watakmu" mata ayah mulai berkaca-kaca.
*"Sarah...,*
*kamu harus tahu, setelah kamu menikah maka yang wajib kamu taati adalah suamimu.*
*Jika suamimu ridho pdmu,*
*maka Allah pun Ridho.*
*Sedangkan suamimu, ia wajib taat kepada ibunya.*
Begitulah Allah mengatur laki-laki untuk taat kepada ibunya.
Jangan sampai kamu menjadi
penghalang bakti suamimu kepada ibundanya".
*"Suamimu, dan harta suamimu adalah milik ibu nya".*
Ayah mengatakan itu dengan tangis. Air matanya semakin banyak membasahi pipinya.
Seorang ibu melahirkan anaknya dengan susah payah dan kesakitan.
• Kemudian ia membesarkannya hingga dewasa hingga anak laki-lakinya menikah, ia melepasnya begitu saja.
• Kemudian anak laki-laki itu akan sibuk dengan kehidupan barunya.
• Bekerja untuk keluarga barunya.
• Mengerahkan seluruh hidupnya untuk istri dan anak-anaknya.
• Anak laki-laki itu hanya menyisakan sedikit waktu untuk sesekali berjumpa dengan ibunya. sebulan sekali, atau bahkan hanya1 tahun sekali.
"Kamu yang sejak awal menikah tidak suka dengan ibu mertuamu.
Kenapa?
Karena rumahnya kecil dan sempit? Sehingga kamu merajuk kepada
suamimu bahwa kamu tidak bisa tidur disana.
Anak-anakmu pun tidak akan betah disana.
Sarah.., mendengar ini ayah sakit sekali".
"Lalu, jika kamu saja merasa tidak nyaman tidur di sana.
Bagaimana dengan ibu mertuamu yang dibiarkan saja untuk tinggal disana?"
*"Uang itu diberikan untuk ibunya.* Suamimu ingin ayahnya berhenti berkeliling menjual gorengan.
Dari uang itu ibu suamimu hanya memakainya secukupnya saja, selebihnya secara rutin dibagikan ke anak-anak yatim dan orang-orang tidak mampu di kampungnya. Bahkan masih cukup untuk menggaji seorang guru ngaji di kampung itu" lanjut ayah.
Sarah membatin dalam hatinya, uang yang diberikan suaminya sering dikeluhkannya kurang. Karena Sarah butuh banyak pakaian untuk mengantar jemput anak sekolah.
Sarah juga sangat menjaga
penampilannya untuk merawat wajah dan tubuhnya di spa.
Berjalan-jalan setiap minggu di mall. Juga berkumpul sesekali dengan teman-temannya di restoran.
BACA JUGA:
http://news.percayatidak.com/2016/12/baca-juga-walau-sudah-selesai-simak.html
Sarah menyesali sikapnya yang tak ingin dekat-dekat dengan mertuanya yang hanya seorang tukang gorengan.
Tukang gorengan yang berhasil :
• Menjadikan suaminya seorang sarjana,
• mendapatkan pekerjaan yang di idam-idamkan banyak orang.
• Berhasil mandiri, hingga Sarah bisa menempati rumah yang nyaman dan mobil yang bisa ia gunakan setiap hari.
"Ayaaah, maafkan Sarah", tangis sarah meledak.
Ibunda Sarah yang sejak tadi duduk di samping Sarah segera memeluk Sarah.
*"Sarah...*
*• kembalilah ke rumah suamimu.*
*Ia orang baik nak...*
*• Bantulah suamimu berbakti kepada orang tuanya.*
*• Bantu suamimu menggapai surganya,* *dan dengan sendirinya, ketaatanmu kepada suamimu bisa menghantarkanmu ke surga".*
Ibunda sarah membisikkan kalimat itu ke telinga Sarah.
Sarah hanya menjawabnya dengan anggukan, ia menahan tangisnya.
Bathinnya sakit, menyesali sikapnya.
Sarahpun pulang menghadap suaminya dan sambil menangis memohon maaf kpd suaminya atas prasangka yg salah selama ini.
Di lain hari, sarahpun mengikiti suaminya bersilaturahmi kpd ibu kandung suaminya alias mertua dirinya.
Suaminya meneteskan air mata menatap istrinya yg di tangan istrinya tertenteng 4 liter minyak goreng untuk mertuanya.
Tetesan air mata suami bukan masalah jumlah liternya
tapi karena perubahan istrinya yg senang dan nampak ihlas hendak datang kpd orang tuanya alias mertua istrinya.
Seterusnya Sarah berjanji dalam hatinya, untuk menjadi istri yang taat pada suaminya.
Sesekali waktu, Sarah bukan mengajak suaminya ke Mall tapi minta anjangsana ke rumah mertuanya dan juga orang tuanya.
Subhanallah....
Kirimkan Kisah ini ke semua sahabat Anda, siapa tahu ada orang yang mau mencoba dan mengambil manfaat dari kisah ini, sehingga anda pun akan mendapatkan pahala.
Insya Allah...
Semoga para istri tetap mendukung suaminya tuk berbakti pada ibunya.bu
*Semog Alloh meridhoi kita aamiin*
http://news.percayatidak.com/2016/05/tolong-bagikan-agar-keluarga-mereka-tau.html

Cara menghancurkan bangsa


_*Terpampang mencolok di pintu gerbang salah satu universitas di Afrika Selatan tulisan:*_
*"Untuk menghancurkan sebuah bangsa, tidak perlu dengan bom,  roket, dan senjata berat, tapi cukup dengan MEMPERMUDAH MURID  CURANG DALAM UJIAN dan LONGGAR DALAM DISIPLIN  BELAJAR"*
Maka;
orang akan banyak yang mati di tangan para dokter yang lulus karena curang.-
Rumah dan gedung akan banyak yang ambruk di tangan para arsitek yang lulus karena curang-
Perusahaan akan banyak yang bangkrut di tangan para akuntan yang lulus karena curang.-
Agama akan menjadi jualan murahan di dalam ceramah dan pidato para ulama, ustadz dan kiyai yang lulus karena curang.-
Keadilan akan hilang di tangan hakim yang lulus karena curang-
Kebodohan dan kekasaran akan menjadi karakter anak bangsa yang lulus dari tangan para guru dan pendidik yang lulus karena curang.
*KEMUNDURAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN ADALAH KEHANCURAN SEBUAH BANGSA.*
_(Renungan sebagai Pendidik/Guru/Ustadz)_

Jika anak nakal

Shahnaz Haque membuat sebuah tulisan dan pengaruhnya luar biasa, banyak pembaca yang menangis dan kemudian tersadarkan, Rabu (5/10/2016).

Alumni None Jakarta ini menulis tentang parenting di akun Facebook miliknya.

Tulisan yang ia posting pada Minggu (2/10/2016) lalu ini menjadi tamparan keras bagi orangtua.

Istri musisi Gilang Ramadhan ini menuliskan apa yang selama ini dirasakan para orangtua.

Terutama kaum wanita yang paling sering bercengkrama dengan anak-anak di rumah.

"Hanya soal Waktu," merupakan tulisan Shahnaz yang menohok.

Sebuah nasihat yang sangat mengena bagi orangtua yang sering jengkel dengan perilaku anak-anaknya di ruma.

Terutama saat masih kecil si anak sering bikin berantakan rumah, bikin kotor, corat-coret atau perilaku lainnya.

Namun Shahnaz mengingatkan semua itu "Hanya soal Waktu."

Karena sebentar lagi ketika anak-anak makin besar tak lagi momen tersebut terulang.

Sosok kecil yang selalu mengikuti kemana pergi, selalu cerita apa saja dan ketika dewasa mereka mencari orang lain untuk bercerita dan momen-momen lainnya.

Berikut tulisan Shahnaz yang mengharukan.

UNTUK BAPAK/IBU YG SERING JENGKEL DG SI BUAH HATI

HANYA SOAL WAKTU

Hanya soal waktu...
Saat rumahmu akan sebersih dan serapih rumah2 dalam majalah2 yang sering kau irikan itu..

Maka... nikmatilah setiap detik letihmu yang hau urus berpuluh kali membereskan kekacauan yang mereka buat

Hanya soal waktu...
Saat mereka tak mau lagi kau gandeng, peluk atau sekedar kau cium rambutnya

Maka... berbahagialah ketika mereka selalu membuntutimu kemanapun kakimu melangkah, meski kadang hal itu mengesalkanmu,
bagi mereka tak ada selainmu

Hanya soal waktu...
Saat kau tak lagi jadi si serba tahu dan tempat mengadu

Maka... bersabarlah dengan rentetan pertanyaan juga celoteh riang dari mulut mungil mereka yang kadang membuat dahimu mengernyit atau keasyikanmu terhenti

Hanya soal waktu...
Saat mereka mulai meminta kamarnya masing2 dan melarangmu mengutak atik segala rupa apa yang di dalamnya

Maka... tahan emosimu dari rengekan manja mereka saat minta kelon atau dongeng sebelum tidur ketika mata 5 wattmu juga meminta haknya

Hanya soal waktu...
Saat mereka menemukan separoh hatinya untuk selanjutnya membangun sarangnya sendiri. Mungkin saat itu posisimu tak lagi sepenting hari ini

Maka... resapilah setiap mili kebersamaanmu dengan mereka selagi bisa

Karena tak butuh waktu lama menunggu kaki kecil mereka tumbuh menjadi sayap yang kan membawanya pergi menggapai asa dan cita

Kelak kau hanya bisa menengok kamar kosong yang hanya sekali dua akan ditempati penghuninya saat pulang...

Termangu menghirup aroma kenangan di dalamnya dan lalu tercenung "Dulu kamar ini pernah begitu riuh dan ceria" Dan kau akan begitu merindukannya

Kelak kau akan sering menunggu dering telepon mereka untuk sekedar menanyakan "Apa kabarmu ibu, ayah"?

Dan kau akan begitu bersemangat menjawabnya dengan cerita-cerita tak penting hari ini

Kelak kau akan merindukan acara memasak makanan kegemaran mereka dan merasa sangat puas saat melihat hasil masakanmu tandas di piring mereka

Janganlah keegoisanmu hari ini akan membawa sesal di kelak kemudian hari

Kau takkan pernah bisa memundurkannya sekalipun sedetik untuk sekedar sedikit memperbaikinya

Karena waktu berjalan...

Ya... ia berlari...
Tidak.... ia bahkan terbang...
Dan dia tak pernah mundur kembali...

MARI KITA SAYANGI ANAK KITA SEPENUH HATI, SELAGI MASIH ADA WAKTU"

Senin, 10 April 2017

Orang sholih bergurau

Adab Bergurau
��Musimnya Mukidi ... Berbohong Untuk Mengundang Tawa, bagaimanakah Adab Bergurau?����

����������������

Islam adalah agama yang sempurna, sesuai dengan fitrah dan hajat hidup manusia. Di antara hajat itu adalah hajat untuk relaksasi dan menenangkan pikiran. Manusia bukanlah robot yang  hanya memiliki fisik dan seperangkat program berpikir, tetapi Allah ﷻ juga menciptakan jiwa dalam dirinya. Sehingga manusia dikatakan utuh jika dia mampu menjalankan fungsi fisik, akal, dan jiwanya. Agama dikatakan sempurna ketika mampu memberikan solusi atas kebutuhan-kebutuhan itu.

Bergurau adalah salah satu kebutuhan jiwa. Dengannya jiwa menjadi segar, hidup, dapat mengobati kesedihan, melupakan kepenatan dan amarah. Sehingga kita dapati dalam sejarah hidup manusia sejak dahulu adanya hal-hal yang unik, lucu, dan menghibur. Semua ini dalam rangka menjaga keseimbangan pada diri manusia. Namun kita juga mendapati dan melihat, adanya gurauan yang menyakitkan, membangkitkan kebencian, dan melecehkan, sehingga lahirlah permusuhan dan pertengkaran di antara manusia. Jauh dari menghibur dan membuat segar jiwa. Ada juga gurauan yang berlebihan sehingga melupakan hal-hal yang lebih utama dan penting, yang justru meruntuhkan wibawa pelakunya.

�� Nabi Muhammad ﷺ juga Bersenda Gurau

Dahulu Rasulullah ﷺ juga bergurau, tersenyum, tertawa, dan mencandai para sahabatnya, sampai-sampai mereka bertanya:

“Wahai Rasulullah, engkau mencandai kami? Beliau menjawab: “Tidaklah aku berkata kecuali yang benar.” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad)

Dalam riwayat lain, “Aku juga bergurau tapi tidaklah aku berkata kecuali benar adanya.” (HR. Alauddin Al Hindi, Kanzul ‘Ummal)

Imam Abu Daud dan Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ  pernah adu cepat lari sebanyak dua kali bersama istrinya, ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, yang pertama ‘Aisyah pemenang dan yang kedua ‘Aisyah kalah. “

Imam Ahmad dalam Musnadnya meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ  bercanda dengan sahabatnya bernama Zahir, beliau menganggetkannya dengan cara memeluknya dari belakang dan menutup mata Zahir ketika berjualan di pasar, dan seterusnya.

Dari Anas bin Malik, ia berkata,“Sungguh, ada seorang lelaki meminta kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sebuah kendaraan untuk dinaiki. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, ‘Aku akan memberimu kendaraan berupa anak unta.’ Orang itu (heran) lalu berkata, ‘Apa yang bisa saya perbuat dengan anak unta itu?’ Nabi bersabda, ‘Bukankah unta betina itu tidak melahirkan selain unta (juga)?’.”(HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi)

�� Orang-Orang Shalih Juga Bergurau

Bakr bin Abdullah mengisahkan, “Dahulu para sahabat Nabi ﷺ  (bergurau dengan) saling melempar semangka. Tetapi, ketika mereka dituntut melakukan sesuatu yang sungguh-sungguh, maka mereka adalah para kesatria.” (Lihat Shahih al-Adabul Al Mufrad No. 201)

Pada suatu hari, Imam Asy Sya’bi Rahimahullah bergurau, maka ada orang yang menegurnya dengan mengatakan, “Wahai Abu ‘Amr (Imam Asy Sya’bi, pen), apakah kamu bercanda?” Beliau menjawab, “Seandainya tidak begini kita akan mati karena bersedih.” (Al Adab Asy Syar’iyyah, 2/214)

�� Adab-Adab Bergurau

Berikut ini adalah adab-adab yang mesti diperhatikan:

1⃣ Hindari berbohong

Tidak sedikit manusia berbohong hanya untuk mencari perhatian dan tawa manusia. Kadang mereka mencampurkan antara yang fakta dan kebohongan atau ada yang bohong sama sekali. Islam mengajar umatnya untuk jujur baik dalam serius maupun candanya.

Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah ﷺ  Bersabda: "Seorang hamba tidak dikatakan beriman dengan sepenuhnya  kecuali jika dia meninggalkan berbohong ketika   bergurau, dan meninggalkan berdebat meski ia benar." (HR. Ahmad)

Dr. Muhammad Rabi’ Muhammad Jauhari mengatakan: “Beliau (Nabi ﷺ) memberikan arahan kepada para sahabatnya agar memiliki komitmen yang kuat untuk jujur dalam bergurau dan memperingatkan dari dusta saat bergurau. Dari Bahz bin Hakim, katanya: berkata ayahku, dari ayahnya, katanya: bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Celakalah bagi yang bicara lalu dia berdusta hanya untuk membuat orang tertawa, celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi). (Akhlaquna, Hal. 179. Cet. 4, 1999M/1420H. Maktabah Darul Fakhr Al Islamiyah)

2⃣ Hindari kata-kata kotor, kasar, dan keji

Kadang ada orang yang bergurau dengan menggunakan kata-kata kotor dan tidak pantas, baik mengandung porno, mengejek secara kasar, bisa jadi semua  berawal dari sindiran kecil, dan semisalnya. Boleh jadi itu mengundang tawa. Tapi itu adalah gurauan berkualitas rendah yang tidak pantas dilakukan seorang muslim.

Allah ﷻ berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ

Wahai orang-orang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum lainnya .. (QS. Al Hujurat: 11)

Dari Alqamah bin Abdillah, dia berkata: Bersabda Rasulullah ﷺ :

ليس المؤمن بالطعان ولا اللعان ولا الفاحش ولا البذيء

Bukan orang beriman yang suka menyerang, melaknat, berkata keji, dan kotor. (HR. At Tirmidzi No. 1977, katanya: hasan gharib. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)

3⃣ Hindari berlebihan

Aktifitas apa pun jika berlebihan tidak akan baik. Jika hal-hal yang pasti sunahnya saja mesti menghindari sikap berlebihan karena khawatir dianggap wajib, apalagi aktifitas yang boleh-boleh saja seperti  bergurau yang berpotensi melalaikan hati manusia.

Allah ﷻ berfirman:

وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Dan janganlah kalian melampaui batas sesungguhnya Dia (Allah) tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al An’am: 141)

Nabi ﷺ bersabda:
لاَ تُكْثِرِ الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيْتُ الْقَلْبَ

“Janganlah engkau sering tertawa, karena sering tertawa akan mematikan hati.” (HR.  Ibnu Majah no. 3400)

Syaikh Hasan Al Banna Rahimahullah berkata: “Jangan banyak tertawa, sebab hati yang selalu berkomunikasi dengan Allah (berdzikir) adalah tenang dan tenteram. Jangan suka bergurau, karena umat yang berjihad tidak berbuat kecuali dengan bersungguh- sungguh terus menerus.” (Washaya Al ‘Asyr Lil Imam Hasan Al Banna)

4⃣ Hindari main fisik

Main fisik di sini maksudnya adalah mengejek kondisi fisik seseorang (kurus, gemuk, hitam, pendek, pincang, pesek, dan lainnya) untuk mengundang tawa, atau memang menyakiti fisiknya dengan tangan kita. Ini terlarang dalam agama.

Rasulullah ﷺ bersabda:

قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الإِسْلاَمِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ، وَيَدِهِ»

Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, Islam apakah yang paling utama? Beliau bersabda: “Yaitu orang yang muslim lainnya aman dari lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari No. 11, Muslim No. 42, dari Abu Musa Al Asy’ari)

5⃣ Hindari bergurau dengan ayat-ayat Allah ﷻ

Ini termasuk memperolok-olok agama yang sangat diharamkan dalam Islam. Menjadikan ayat-ayat atau sunah Nabi ﷺ sebagai bahan ejekan adalah tindakan yang bisa mengeluarkan pelakunya dari Islam.

Firman Allah ﷻ:

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman… (QS. At Taubah : 65-66).

Wallahu A’lam

Minggu, 19 Februari 2017

Menjaga pandangan



Dear Muslimah, berhati-hatilah, foto-foto dirimu di dunia maya dapat menjadi fitnah..
Apa pendapat mereka?
A. Ikhwan shalih berkata :
“Shalihah…
Saya bertanya-tanya, seberapa banyak stok rasa malu dan kepercayaan dirimu?
Shalihah, saya tahu kamu shalihah, tak perlulah pasang fotomu dengan jilbab longgar atau kerudung terulur
Shalihah, saya tahu kamu rajin tilawah, tak perlulah pasang foto dirimu sedang mendekap mushaf
Shalihah, saya tahu kamu hobi fotografi, tak perlulah pasang foto kamera DSLRmu dan separuh tubuhmu
Shalihah, saya tau kamu shalihah karena status berilmumu, bukan karena foto-foto modelmu
Tak malukah?
Terlalu PD kah?
Tak risihkah?
Senangkah dipuji shalihah?
Sebegitu butuhnya kah ‘Like’ di fotomu?
Syar’i itu sederhana.
Tak perlu sedunia tahu kamu berpakaian syar’i.
Cukuplah status bermanfaatmu mengisi pundi ilmu kami, cukuplah tautan berilmumu yang menghiasi beranda FB kami.
Tolong untuk tidak pasang wajah indahmu, kerudung mahalmu, gamis menawanmu, cadar istimewamu..
Tolong ya
Kita berusaha untuk menjadi kawan sejalan.
Karena surga yang seluas langit dan bumi itu, terlalu lapang untuk dihuni sendiri''
B. Cowok genit berkata :
“Hmm…
Di dunia nyata, bila tersenyum, kau selalu berusaha agar menutupi kecantikanmu
Di dunia maya, foto-foto senyuman khasmu berseliweran di mana-mana
Di dunia nyata, engkau risih bila harus berjalan di hadapanku
Di dunia maya, kupandangi utuh dirimu berbalut gaun muslimah
Di dunia nyata, engkau begitu pandai menundukkan wajahmu kala berpapasan denganku
Di dunia maya, tanpa kau tau, aku dapat berlama-lama memandangi wajahmu
Di dunia nyata, kau palingkan wajahmu saat mendapati mataku menujumu
Di dunia maya, sekali lagi tanpa kau tau, aku bebas melengkapi koleksi foto-foto menawannya dirimu
Di dunia nyata, engkau merasa aman jika aku nampak tidak memerhatikanmu
Padahal saat itu, aku tengah bersibuk diri menjelajahi foto2mu di medsos, mengagumi detail wajahmu satu persatu
Di dunia nyata, hanya wajah dan telapak tangan yang nampak darimu. Membosankan.
Di dunia maya? Hhmm….. siapakah gadis berambut hitam itu? Dirimu yang dulu? Sebelum kau berjilbab? Meskipun itu masa lalumu, aku yakin foto itu diambil di atas usia baligh-mu. Kini aku tau rupamu dibalik jilbabmu, ha…ha…ha…
Eits!
Jangan salahkan aku!
Bukan aku yang mengupload foto-foto dirimu di sana
Bukan aku yang memaksamu tersenyum genit pada kamera
Bahkan bukan aku yang menampakkan kembali aib-aib mu berupa foto-foto jahiliyahmu dulu!”
Wallaahu a’lam bish showaab…


Jumat, 17 Februari 2017

Sholat dalam bilangan

Tenang kawan, disini saya tidak akan membahas bilangan biner melainkan akan membahas tentang betapa pentingnya mendirikan sholat.Cekidot!
Sholat itu tiang agama, jadi bagi siapa saja yang mendirikan sholat berarti ia tengah menjaga agama. Namun, bagi yang meninggalkan justru sebaliknya ia tengah merobohkan agama. Rasulullah SAW bersabda:
“Urusan yang paling utama adalah Islam, dan tiangnya adalah sholat, serta puncaknya adalah jihad di jalan Allah”.
Terus apa dong hubungannya sama angka 0 dan angka 1?
Sebelum kesitu, ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan. Hehe.
Apakah Anda beragama islam? Yes!
Apakah orang tua Anda beragama islam? Yes!
Apakah tetangga Anda beragama islam? Yes!
Apakah teman-teman Anda beragama islam? Yes!
Apakah Anda dan mereka selalu mendirikan sholat? No ….!!!!
Oh yes, berarti Anda dan ereng-erengan Anda itu bukan orang islam, sebab yang membedakan orang islam dan orang kafir itu adalah sholatnya. Betul-betul-betul.
“Yang membedakan muslim dengan kafir adalah meninggalkan sholat.”
(Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim dan Ashabus Sunan keduali An-Nasa'i)
Terus wasiat terakhir Rasulullah kepada umatnya juga tentang mendirikan sholat lho!
“Jagalah sholat, jagalah sholat, dan jagalah sumpah-sumpah kalian.”

Tuh kan, betapa pentingnya kita mendirikan sholat. Sebab, sholat itu menjadi cikal bakal diterima tidaknya amal kita diakhirat.
Bahaya juga ya kalau misalkan kita sibuk banyak beramal tapi tidak pernah mendirikan sholat. Wiiiiiih kaya buih dilautan, banyak sih namun tidak berarti. Hehe.
Amal ibadah itu ibarat angka 0, dan Sholat ibarat angka 1.
Walaupun angka 0 itu di tempatkan didepan dan angka 1 dibelakangnya tetap hasilnya berjumlah NOL. Tetapi, jika angka 1 ditempatkan didepan dan angka 0 ditempatkan dibelakangnya maka jumlahnya sepuluh, bisa seratus, dan boleh jadi seribu.
Jadi, percuma saja jika kita sering sedekah, infak, berbuat baik kepada orang lain atau bahkan sering memberi makan fakir miskin. Itu semua tidak berguna jika kita tidak pernah mendirikan sholat. Karena sholat adalah tiang agama dan sholat adalah amalan yang pertama kali akan dihisab.
“Amalan seorang hamba yang paling pertama dihisab dihari Kiamat adalah sholat, jika sholatnya baik maka baik pula seluruh amalannya, dan jika shalatnya rusak maka rusak pula seluruh amalannya.” (HR.Ath-Thabarani)
Wallahu a’lam

Jadi mulai hari ini mau kan memperbaiki sholatnya yang asalnya bolong-bolong jadi full-full dong? Wah, kaya iklan tuh haha.
Oke, mau kan jadi Agent Of Changes di lingkungan kita, berawal dari mengingatkan teman-teman sholat misalnya.
Siap?

Selasa, 14 Februari 2017

Inflasi

Abstrac
Inflasi dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai unit uang terhadap suatu komoditas. Secara umum penyebab terjadinya inflasi adalah; Natural inflation, seperti naiknya daya beli masyarakat secara riil. ekxpor meningkat sedangkan impor menurun, maupun turunnya tingkat produksi. Inflasi juga disebabkan oleh oleh human error inflation misalnya Corruption and bad administration, Excessive tax, dan Excessive sieignore. Fenomena moneter ini berakibat buruk pada perekonomian karena menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, distorsi harga, merusak output, meruntuhkan efiensi dan investasi produktif dan menimbulkan ketidak-adilan serta ketegangan sosial. Ekonomi Islam menawarkan solusi untuk mengatasi inflasi diantaranya reformasi terhadap system moneter, menghubungkan antara kuantitas peredaran uang dengan kuantitas produksi. Mengarahkan belanja dan melarang sikap berlebihan mencegah pemenimbunan barang komoditas dan meningkatkan produksi.
Keyword: inflasi, moneter, distorsi, stabilitas, instrinsik, equilibrium,
A. Pendahuluan
Tahun 2008 adalah tahun penuh tantangan. Inflasi dua digit bukan lagi bayang-bayang, namun telah di depan mata. Kenaikan harga BBM, telah memicu kenaikan harga-harga barang komoditi. Bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah, inflasi seperti ini adalah momok. Dengan pendapatan yang pas-pasan, kenaikan harga membuat uang mereka tidak lagi bernilai. Misalnya sebelum BBM naik, dengan uang Rp. 1.000,- dapat membeli 2 buah goreng pisang, namun pasca kenaikan BBM, uang seribu rupiah itu menjadi tidak berarti lagi. Fenomena moneter ini bisa menjadi ancaman bagi perekonomian suatu negara jika pemerintah sebagai pemegang otoritas moneter tidak mengendalikannya secara tepat. Walaupun inflasi tidak dapat dicegah oleh pemerintah namun pemerintah berkewajiban meredam percepatan laju inflasi. Tulisan ini berusaha mengungkap bagaimana inflasi itu terjadi dan bagaimana ekonomi Islam menyikapi fenomena moneter ini.
B. Pengertian Inflasi
Inflasi dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai unit penghitungan moneter terhadap suatu komoditas. Campbell R. McConnell dan Stanley L. Brue mengemukakan inflasi adalah a rise in the general level of prices , Berarti inflasi merupakan kenaikan harga secara umum dari barang/ komoditas dan jasa selama periode waktu tertentu. Kenaikan harga tersebut dimaksudkan bukan terjadi sesaat, misalnya harga barang-barang naik menjelang lebaran atau hari libur lainnya. Karena ketika lebaran usai harga barang kembali ke konsidi semula maka harga seperti itu tidak dianggap sebagai inflasi. Inflasi juga berkaitan dengan kenaikan harga secara umum, artinya kenaikan harga satu jenis barang maupun jasa juga tidak termasuk termasuk inflasi , misalnya pada musim lebaran harga tiket pesawat naik. Taqyuddin Ahmad ibn al-Maqrizi (1364-1441) menyatakan seperti yang dikutip Euis Amalia dalam bukunya Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik Hingga Kontemporer, bahwa inflasi terjadi ketika harga-harga secara umum mengalami kenaikan yang berlangsung secara terus menerus. Pada saat itu persediaan barang dan jasa mengalami kelangkaan, sementara konsumen harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk sejumlah barang dan jasa yang sama.
C. Penyebab Terjadinya Inflasi
Moris Elih mengemukakan seperti yang dikutip Ahmad Hasan dalam bukunya al-Auraq al-Naqdiyah fi al-Iqtishad al-Islamy Qimatuha wa Ahkamuha, problem terbesar yang dihadapi oleh perekonomian yang tidak terselesaikan sampai sekarang adalah pergolakan perekonomian dan perubahan-perubahan nilai harga mata uang. Dalam sejarah moneter, awal munculnya inflasi adalah mulai diberlakukannya dan beredarnya mata uang dinar dan dirham campuran (tidak murni) serta fulus sebagai mata uang pokok. Kemudian dimasa sekarang fenomena inflasi semakin bertambah dengan diterapkannya mata uang kertas. Sebetulnya hal ini telah diperingatkan oleh ulama seperti Imam Syafi’i yang melarang pemerintah mencetak dirham yang tidak murni karena akan merusak nilai mata uang, menyebabkan naiknya harga dan hal itu merugikan orang banyak serta menimbulkan kerusakan-kerusakan. Ibnu Taimiyah (1263-1328) pada masa Daulah Bani Mamluk juga telah memperingatkan keadaan ini, ia menyatakan bahwa uang yang berkualitas buruk akan menyingkarkan mata uang berkualitas baik dari peredaran. Apabila fulus dibiarkan beredar sebagai alat tukar maka niscaya dinar dan dirham akan menghilang dari peredaran.
Inflasi bisa terjadi disebabkan oleh factor-faktor non meneter seperti bencana alam, banjir yang mengakibatkan terjadinya penurunan produksi bahan kebutuhan pokok mapun rusaknya infrastruktur jalan dan sebagainya sehinga berakibat pada terhambatnya distribusi bahan kebutuhan ke beberapa daerah. Inflasi juga bisa disebabkan oleh factor non moneter lainnya seperti lambannya respon pemerintah mengantisipasi terjadinya inflasi. Seperti yang dikemukakan Ryan Kiryanto, ekonom senior BNI pada Diskusi yang bertajuk “Peranan Bank Sentral dalam Kebijakan Stabilitas Moneter” di Jakarta tanggal 13 Maret 2007, proses politik Indonesia yang rumit, lambatnya keputusan impor beras karena belum disetujui DPR, mendorong terjadinya inflasi bulan Januari 2007 yang tercata sebesar 1,77% yang diakibatkan oleh kenaikan harga beras.
Secara umum penyebab terjadinya inflasi menurut ekonomi Islam seperti yang dikemukakan al-Maqrizi adalah:
1. Natural inflation yaitu inflasi yang terjadi karena sebab-sebab alamiah, manusia tidak punya kuasa untuk mencegahnya. Inflasi ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh turunnya penawaran agregatif (AS
) atau naiknya permintaan agregatif (AD). Ketika bencana alam terjadi berbagai bahan makanan, dan hasil bumi lainnya mengalami gagal panen, sehingga persediaan barang-barang kebutuhan tersebut mengalami penurunan dan terjadi kelangkaan. Di pihak lain, karena barang-barang itu sangat signifikan dalam kehidupan, permintaan terhadap berbagai barang mengalami peningkatan. Harga-harga melambung tinggi jauh melebihi daya beli masyarakat. Akibatnya kegiatan ekonomi mengalami kemacetan bahkan berhenti sama sekali yang pada akhirnya menimbulkan bencana kelaparan, wabah penyakit, kematian. Keadaan ini memaksa rakyat untuk menekan pemerintah agar memperhatikan mereka. Untuk menanggulangi bencana ini, pemerintah mengelurakan dana besar yang mengakibatkan perbendaharaan negara menjadi berkurang secara drastic atau deficit anggaran.
Jika memakai persaman MV = PQ
Di mana ;
M = jumlah uang beredar
V= kecepatan peredaran uang
P= tingkat harga
Q = jumlah barang dan jasa
Maka natural inflasi dapat diartikan sebagai: Pertama, Gangguan terhadap jumlah barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian (Q). Jika jumlah barang dan jasa yang diproduksi menurun (Q
) sedangkan jumlah uang beredar (M) dan kecepatan peredaran uang (V) tetap maka konsekwensinya tingkat harga naik(P). Kedua, Naiknya daya beli masyarakat secara riil. Misalnya nilai ekspor lebih besar dari nilai import, sehingga secara netto terjadi impor uang yang mengakibatkan jumlah uang beredar menurun (M), jika kecepatan peredaran uang (V) dan jumlah barang dan jasa(T) tetap maka terjadi kenaikan harga (P).
Natural inflation dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya menjadi dua yaitu: pertama, Uang yang masuk dari luar negeri terlalu banyak karena ekxpor meningkat (X
) sedangkan impor menurun (M) sehingga net export nilainya sangat besar yang mengakibatkan naiknya permintaan agregatif (AD). Keadaan ini pernah terjadi pada masa Umar ibn Khatab, pada masa itu ekportir yang menjual barangnya ke luar negeri membeli barang-barang dari luar negeri (impor) lebih sedikit jumlahnya dari barang yang mereka jual (positive net export). Adanya positive net export akan menjadikan keuntungan yang berupa kelebihan uang yang akan dibawa ke Madinah sehingga pendapatan dan daya beli masyarakat meningkat (AD). Naiknya permintaan agregat (AD) akan mengakibatkan naiknya tingkat harga (P) secara keseluruhan. Untuk mengatasi keadaan ini Umar melarang penduduk Madinah untuk membeli barang-barang atau komoditi selama 2 hari berturut-turut, akibatnya terjadi penurunan permintaan agregatif (AD), dan tingkat harga kembali normal. Kedua, Turunnya tingkat produksi (AS) karena terjadinya paceklik, perang ataupun embargo ekonomi. Masa paceklik ini pernah terjadi pada masa Umar ibn Kahatab yang mengakibatkan kelangkaan gandum yang berdampak pada naiknya tingkat harga-harga (P)
2. Human error inflation yaitu inflasi yang terjadi karena kesalahan manusia. Inflasi yang disebabkan oleh human error inflation terjadi karena:
a. Corruption and bad administration (korupsi dan buruknya administrasi)
Pengangkatan para pejabat yang berdasarkan suap, nepotisme, dan bukan karena kapabilitas akan menempatkan orang-orang pada berbagai jabatan penting dan terhormat yang tidak mempunyai kredibilitas. Mereka yang mempunyai mental seperti ini, rela menggadaikan seluruh harta milik untuk meraih jabatan, kondisi ini juga akan berpengaruh ketika mereka berkuasa, para pejabat tersebut akan menyalahgunakan kekuasaannya untuk meraih kepentingan pribadi, baik untuk menutupi kebutuhan finasial pribadi atau keluarga atau demi kemewahan hidup. Akibatnya akan terjadi penurunan drastis terhadap penerimaan dan pendapatan Negara.
Korupsi akan mengganggu tingkat harga, karena para produsen akan menaikkan harga jual barangnya untuk menutupi biaya-biaya siluman yang telah mereka keluarkan. Dimasukkannya biaya siluman dalam biaya produksi (cost of goods sold) akan menaikkan total biaya produksi. ATC dan MC menjadi ATC2 dan MC2. Sehingga harga jual menjadi naik dari P menjadi P2. Hal ini menjadi tidak mereflleksikan nilai sumber daya sebenarnya yang digunakan dalam proses produksi. Harga yang terjadi terdistorsi oleh komponen yang seharusnya tidak ada sehingga lebih lanjut mengakibatkan sekonomi biaya tinggi (high cost economy) pada akhirnya akan terjadi inefisiensi alokasi sumber daya yang tentu akan merugikan masyarakat secara keseluruhan.
Keadaan seperti inilah yang sebetulnya membuat perkonomian Indoensia semakin terpuruk. Virus Korupsi dan buruknya administrasi ini mewabah mulai dari pejabat tinggi sebagai pemegang otoritas tertinggi sampai ke tingkat lurah/desa. Di mana-mana setiap berurusan dengan administrasi dan birokrasi selalu ada uang siluman. Keadaan inipun sampai ketingkat pedagang kecil, uang takut/keamanan yang dipungut preman jelas merugikan masyarakat.
b. Excessive tax (pajak yang tinggi)
Akibat dari banyaknya pejabat pemerintahan yang bermental korup, pengeluaran negara mengalami peningkatan yang sangat drastis, sebagai kompensasi mereka menerapkan system perpajakan tinggi dan menerapakan berbagai jenis pajak. Efek yang ditimbulkan oleh pajak yang berlebihan pada perekonomian hampir sama dengan dengan efek yang ditimbulkan oleh korupsi dan buruknya administrasi yakni efisensi loss atau dead weigh loss. Konsekwensinya biaya-biaya produksi meningkat, dan akan berimplikasi pada kenaikan harga barang produksi.
c. Excessive sieignore (percetakan uang berlebihan)
Ketika terjadi defisit anggaran baik sebagai akibat dari kemacetan ekonomi, maupun perilaku buruk para pejabat yang menghabiskan uang negara, pemerintah melakukan percetakan uang fulus secara besar-besaran. Menurut al-Maqrizi seperti yang dikutip Adiwarman Azwar Karim, percetakan uang yang berlebihan akan mengakibatkan naiknya tingkat harga (P
), menurunnya nilai mata uang secara drastis, akibatnya uang tidak lagi bernilai. Menurut al-Maqrizi kenaikan harga komoditas adalah kenaikan dalam bentuk jumlah uang fulus, sedangkan jika diukur dengan emas (dinar ), harga-harga komoditas itu jarang sekali mengalami kenaikan. Uang sebaiknya dicetak hanya pada tingkat minimal yang dibutuhkan untuk bertaransaksi dan dalam pecahan yang mempunyai nilai nominal yang kecil.
Di Negara-negara industry pada umumnya inflasi bersumber dari salah satu atau gabungan dari dua masalah berikut: pertama, Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa. Keinginan untuk mendapatkan barang yang mereka butuhkan akan mendorong para konsumen meminta barang itu pada harga yang lebih tinggi. Sebaliknya para pengusaha akan menahan barangnya dan hanya menjual kepada pembeli-pembeli yang bersedia membayar pada harga yang lebih tinggi. Kedua kecenderungan ini akan menyebabkan kenaikan harga-harga. Kedua, Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah. Apabila para pengusaha menghadapi kesukaran dalam mencari tambahan tenaga kerja untuk meningkatkan produksinya, pekerja-pekerja yang ada akan terdorong untuk meminta kenaikan upah. Apabila kenaikan upah berlaku secara meluas, akan terjadi kenaikan biaya produksi dari berbagai barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian. Kenaikan biaya produksi tersebut akan mendorong perusahaan-perusahaan menaikkan harga-harga barang mereka. Di dalam perekonomian yang sudah maju, masalah inflasi sangat erat kaitannya dengan tingkat penggunaan tenaga kerja.
Di samping itu inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari 1) Kenaikan harga barang impor, 2) Penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh penambahan produksi dan penawaran barang, 3) Kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang bertanggungjawab. Selain karena peningkatan uang beredar, peningkatan permintaan juga disebabkan oleh expected inflation. Bila masyarakat meyakini bahwa inflasi di tahun ini akan tinggi, masyarakat cenderung membelanjakan uangnya saat ini untuk membeli dan menyimpan barang, terutama barang-barang yang bisa melindungi kekayaan dari inflasi misalnya emas dan property. Akibatnya, inflasi jadi melambung.
Inflasi juga bisa terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuannya. Keterbatasan kekayaan yang dimiliki menyebabkan masyarakat menggunakan kartu kredit untuk melakukan belanja. Penggunaan kartu kredit untuk konsumsi merupakan upaya belanja dengan menggunakan kekayaan yang diharapkan akan diterima di masa datang. Hal ini menyebabkan bertambahnya uang yang beredar yang melebihi pendapatan yang bersangkutan yang mendorong terjadinya inflasi.
D. Jenis Inflasi
Inflasi dalam ilmu ekonomi konvensional dapat digolongkan dengan beberapa cara:
1. Inflasi dapat digolongkan menurut besarnya, yaitu a) Inflasi ringan atau low inflation, yang disebut juga dengan inflasi satu dijit (single digit inflation) yaitu inflasi di bawah 10 % per tahun. Inflasi ini masih dianggap normal. Dalam rentang inflasi ini orang masih percaya pada uang dan masih mau memegang uang. b) Inflasi sedang atau galloping inflation atau double digit bahkan triple digit inflation yakni inflasi antara 20 % sampai 200 % pertahun. Inflasi seperti ini terjadi karena pemerintah lemah, perang, revolusi dan kejadian lain yang menyebabkan barang tidak tersedia sementara uang berlimpah, sehingga orang tidak percaya pada uang. Pada saat seperti ini orang hanya mau memegang uang seperlunya saja, sedangkan kekayaan disimpan dalam bentu asset-aset rill. Orang akan menumpuk barang-barang, membeli rumah dan tanah. Pasar uang akan mengalami penyusutan dan pendanaan akan dialokasikan melalui cara-cara selain dari tingkat bunga serta orang tidak akan mau memberikan pinjaman kecuali dengan tingkat bunga yang tinggi. c) Hyperinflation yaitu inflasi di atas 200% per tahun. Dalam keadaan seperti ini, orang tidak percaya pada uang. Lebih baik membelanjakan uang dan menyimpan dalam bentuk barang seperti emas, tanah, bangunan, karena barang-barang jenis ini kenaikan harganya setara dengan inflasi. Inflasi yang sangat berbahaya ini muncul sebagai akibat dari ; pertama, Munculnya kehancuran social dan runtuhnya aktivitas perekonomian, kedua, Ketidakmampuan pemerintah untuk mengamankan situasi serta kehilangan kekuasaan terhadap rakyat, ketiga, Terjadinya perang yang menghancurkan, seperti yang terjadi terhadap mata uang Irak setelah perekonomian negara tersebut dibeikot dan diserang Amarika dan sekutunya.
2. Berdasarkan sumber inflasi, inflasi terbagi kepada: a) Inflasi karena tarikan permintaan (demand pull inflation) , yaitu Kenaikan harga-harga karena tingginya permintaan, sementara barang-barang tidak tersedia sehinga harga naik. b) Inflasi karena dorongan biaya (cost push inflation), yaitu inflasi karena biaya atau harga factor produksi seperti upah buruh meningkat sehingga produsen harus menaikkan harga supaya mendapatkan laba dan produksi bisa berlangsung terus.
3. Berdasarkan asal inlasi, inflasi dapat dikategorikan kepada: a) Domestik inflation yaitu inflasi yang bersumber dari dalam negeri. Misalnya permintaan meningkat untuk barang tertentu, maka terjadi demand pull inflation yang berasal dari dalam negeri. Atau terjadi kenaikan harga factor produksi yang diimpor maka terjadi cost push inflation yang bersumber dari luar negeri atau import cost push inflation. b) Foreign atau imported inflation, yaitu inflasi yang bersumber dari luar negeri. Misalnya terjadi lonjakan permintaan ekspor secara terus menerus, maka terjadi demand pull inflation yang berasal dari luar negeri. Atau terjadi kenaikan harga factor produksi yang diimpor maka terjadi cost push inflation yang bersumber dari luar negeri atau imported cosh push inflation.
4. Berdasarkan harapan masyarakat, inflasi dapat dikategorikan menjadi dua yaitu: a) Expected inflation yaitu besar inflasi yang diharapkan atau diperkirakan akan terjadi. Misalnya bila inflasi dari tahun 2001 sampai tahun 2006 konstan 6 %, kemudian besarnya inflasi yang dihargetkan tahun 2007 6,5 %. b) Unexpected inflation yaitu inflasi yang tidak diperkirakan akan terjadi. Misalnya diperkirakan inflasi tahun 2007 sebesar 6,5 %, kemungkinan besar inflasi tahun 2007 menyimpang dari 6,5 % menjadi 6,8%. Penyimpangan tersebut merupakan unexpected inflation.
E. Akibat Terjadinya Inflasi
Inflasi mengandung implikasi bahwa uang tidak dapat berfungsi sebagai satuan hitung yang adil dan benar. Inflasi berakibat buruk pada perekonomian karena menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang. Hal itu menyebabkan uang menjadi pembayaran tertunda yang tidak adil dan alat penyimpan kekayaan yang tidak dapat dipercaya. Inflasi menyebabkan orang berlaku tidak adil terhadap orang meskipun tidak disadarinya dengan memerosotnya daya beli asset-aset moneter secara tidak diketahui.
Orang harus melepaskan diri dari uang dari asset keuangan sebagai akibat dari beban inflasi. Yang akhirnya juga menyebabkan terjadinya inflasi kembali (self feeding inflation). Hal itu merusak efisiensi system moneter. Inflasi melemahkan semangat menabung masyarakat (menurunnya marginal propensity to save) dan meningkatkan kecenderungan berbelanja terutama untuk kebutuhan non primer dan barang mewah. (naiknya marginal propensity to consume) Inflasi memperburuk iklim ketidakpastian dimana keputusan ekonomi di ambil, menimbulkan kekhawatiran pada formasi modal dan menyebabkan mis alokasi sumber-sumber daya. Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non produktif yaitu menumpukkan kekayaan (hording) seperti tanah, bangunan, logam mulia, mata uang asing dengan mengorbankan investasi ke arah produktif seperti pertanian, industry, perdagangan dan lain sebagainya.
Inflasi adalah sebuah sindrom disekuilibrium (ketidak-seimbangan) dan tidak seirama dengan penekanan Islam pada keberimbangan dan ekuilibrium. Inflasi memiliki konsekwensi yang sama bagi Negara kaya atau miskin dalam merusak output dalam meruntuhkan efiensi dan investasi produktif dan menimbulkan ketidak-adilan dan ketegangan social.
Adapun dampak yang ditimbulkan inflasi adalah: 1) Redistribusi pendapatan dan kekayaan. Salah satunya adalah redistribusi dari kreditur ke debitur. 2) Distorsi harga, pada inflasi rendah membuat pembeli dan penjual menyadari inflasi tersebut dan bisa membedakan perbedaan inflasi antar barang yang saling substitusi (misalnya daging dengan telur), jadi bila harga daging lebih tinggi, orang beralih ke telur, namun pada inflasi tinggi, orang tidak memahami perbedaan laju inflasi karena harga semua barang naik. 3) Distorsi penggunaan uang. Setiap orang mengubah cara menggunakan uang. Karena inflasi berarti menurunkan nilai riil uang, orang cenderung menimalisasi jumlah uang yang dipegang. 4) Distrosi pajak. Semakin tinggi inflasi, semakin tinggi beban pajak secara rill.
F. Solusi Inflasi Perspektif Ekonomi Islam
Secara teori, inflasi tidak dapat dihapus dan dihentikan, namun laju inflasi dapat ditekan sedemikian rupa. Islam sebetulnya pula solusi menekan laju inflasi seperti yang telah dikemukan oleh tokoh-tokoh ekonomi Islam klasik. Misalnya al-Ghazali (1058-1111) menyatakan, pemerintah mempunyai kewajiban menciptakan stabilitas nilai uang. Dalam ini al-Ghazali membolehkan penggunaan uang yang bukan berasal dari logam mulia seperti dinar dan dirham, tetapi dengan syarat pemerintah wajib menjaga stabilitas nilai tukarnya dan pemerintah memastikan tidak ada spekulasi dalam bentuk perdagangan uang.
Ibnu Taimiyah (1263-1328) juga mempunyai solusi terhadap inflasi ini. Ia sangat menentang keras terhadap terjadinya penurunan nilai mata uang dan percetakan uang yang berlebihan. Ia berpendapat pemerintah seharusnya mencetak uang harus sesui dengan nilai yang adil atas transaksi masyarakat, tidak memunculkan kezaliman terhadap mereka. Ini berarti Ibnu Taimiyah menekankan bahwa percetakan uang harus seimbang dengan trasnsaksi pada sector riil. Uang sebaiknya dicetak hanya pada tingkat minimal yang dibutuhkan untuk bertransaksi dan dalam pecahan yang mempunyai nilai nominal yang kecil.
Di samping itu ia juga menyatakan bahwa nilai intrinsic mata uang harus sesuai dengan daya beli masyarakat. Penciptaan mata uang dengan nilai nominal yang lebih besar dari pada nilai intrinsiknya akan menyebabkan penurunan nilai mata uang serta akan memunculkan inflasi. Ini berarti akibat dari rendahnya nilai intrinsic uang menjadi salah satu terjadinya inflasi. Begitu juga pemalsuan mata uang dan perdagangan mata uang di nilai ibn Taimiyah sebagai bentuk kezaliman terhadap masyarakat dan bertentangan dengan kepentingan umum.
Husain Shahathah menawarkan beberpa solusi untuk mengatasi inflasi adalah; 1) Reformasi terhadap system moneter yang ada sekarang dan menghubungkan antara kuantitas uang dengan kuantitas produksi. 2) Mengarahkan belanja dan melarang sikap berlebihan dan belanja yang tidak bermanfaat. 3) Larangan menyimpan (menimbun) harta dan mendorong untuk menginvestasikannya. 4) Meningkatkan produksi dengan memberikan dorongan kepada masyarakat secara materil dan moral. Menjaga pasokan barang kebutuhan pokok merupakan yang krusial untuk bias mengendalikan inflasi.
Dalam perekonomian sekarang Bank sentral mempunyai peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Selain itu bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar uang mata uang domestic. Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia termasuk Indonesia.

Perbedaan inflasi
Pengertian inflasi Islam tidak berbeda dengan inflasi konvensional. Inflasi mempunyai pengertian sebagai sebuah gejala kenaikan harga barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Dari pengertian ini, inflasi mempunyai penjelasan bahwa inflasi merupakan suatu gejala dimana banyak terjadi kenaikan harga barang yang terjadi secara sengaja ataupun secara alami yang terjadi tidak hanya di suatu tempat, melainkan diseluruh penjuru suatu negara bahkan dunia. Kenaikan harga ini berlangsung secara berkesinambungan dan bisa makin meninggi lagi harga barang tersebut jika tidak ditemukannya solusi pemecahan penyimpangan – penyimpangan yang menyebabkan terjadinya inflasi tersebut.  
Perbedaan teori Inflasi menurut Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam adalah sebagai berikut: Sebab-sebab Inflasi :
 a. Ekonomi Konvensional :
1) Policy induced, disebabkan oleh kebijakan ekspansi moneter yang juga bisa merefleksikan defisit anggaran yang berlebihan dan cara pembiayaannya.
2) Cost-push inflation, terjadi karena kenaikan biaya produksi, biasanya menyebabkan penawaran agregat berkurang. Naiknya biaya produksi disebabkan naiknya harga inputpokok. Misalnya kenaikan upah dan kenaikan BBM.
3) Demand-full inflation, disebabkan oleh permintaan agregat yang berlebihan yang mendorong kenaikan tingkat harga umum.
4) Inertial inflation, cenderung untuk berlanjut pada tingkat yang sama sampai kejadian ekonomi yang menyebabkan berubah.
 b. Ekonomi Islam :
1) Natural cause inflation, inflasi yang terjadi dikarena kondisi alam yang tidak bisa dicegah.
2) Human error cause inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena kesalahan manusai itu sendiri. Inflasi ini, menurut Al-Maqrizi disebabkan oleh tiga hal. Pertama, korupsi dan administrasi yang buruk. Kedua, pajak berlebihan yang memberatkan petani. Ketiga, jumlah uang yang berlebihan.
2. Solusi dalam mengatasi Inflasi :
a. Ekonomi Konvensional:
1) Kebijakan moneter
2) Kebijakan fiscal
3) Kebijakan non-moneter, yaitu dengan cara menaikkan hasil produksi, kebijaksanaan upah, pengawasan harga.
b. Ekonomi Islam:
1) Kebijakan moneter
2) Kebijakan fiscal
3) Kebijakan non-moneter
4) Perbaikan Perilaku Masyarakat.
5) Reformasi terhadap system moneter yang ada sekarang dan menghubungkan antara kuantitas uang dengan kuantitas produksi.
6) Menjadikan emas perak sebagai standart nilai tukar uang dunia 7) Mengarahkan belanja dan melarang sikap berlebihan dan belanja yang tidak bermanfaat.
8) Larangan menyimpan (menimbun) harta dan mendorong untuk menginvestasikannya.
9) Meningkatkan produksi dengan memberikan dorongan kepada masyarakat secara materil dan moral. 

Penutup
Inflasi merupakan kenaikan harga secara umum dari barang/ komoditas dan jasa selama periode waktu tertentu. Pada initinya muncul sebagai akibat diberlakukannaya mata uang yang nilai intrinsiknya lebih rendah dari nilai nominalnya. Secara umum penyebab terjadinya inflasi adalah Natural inflation yaitu inflasi yang terjadi karena sebab-sebab alamiah, yang diakibatkan oleh turunnya penawaran agregatif dan naiknya permintaan agregatif. Dan Human error inflation yaitu inflasi yang terjadi karena kesalahan manusia. Seperti korupsi dan buruknya administrasi, pajak yang tinggi, dan percetakan uang berlebihan. Untuk mengatasi inflasi maka pemerintah harus menjaga kestabilan nilai uang dengan melakukan kebijakan moneter berupa menjaga keseimbangan antara percetakan uang dengan trasnsaksi pada sector riil.
Daftar Pustaka
Amalia, Euis, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik Hingga Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Asatrus, 2005
Brue, Campbell R. McConnell dan Stanley L., Economic, Principles, and Policiess, McGraw-Hill Companies, 2002
Chapra, M. Umer, Toward A Just Monetary System, Terjemah , Ikhwan Abidin Basri, Sistem Moneter Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1985
Colander, David C., Economics, McGraw-Hill Companies, 2004
Djohanputro, Bramantyo, Prinsip-prinsip Ekonomi Makro, Jakarta: PPM, 2006
Grey, Arthur, Economic Issues and Policies, Boston, Hougthon Mifflin Company, t.th
Hasan, Ahmad, Al-Auraq al-Naqdiyah fi al-Iqtidhad al-Islamy Qimatuha wa Ahkamuha, terj. Saifurrahman Barito dan Zulfikar Ali, Mata uang Islami Tela’ah Komperhensif system Keuangan Islami, Jakarta: T Raja Grafindo Persada, 2004
Islahi, Abdul Azim, Economic Consepts Of Ibn Taimiyah, London, The Islamic Fondation, 1988
Karim, Adiwarman Azwar, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004
Karim, Adiwarman Azwar, Ekonomi Makro Islami, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007
Lipsey, Ricard G., Economic, t.r, 1963
Nasution, Mustafa Edwin, dkk., Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006
Schiller, Bidley R., The Economy Today, McGraw-Hill Companies, 2003
Sukirno, Sadono, Pengantar Teori Makroekonomi, Jakarta: PT Raja Garafindo Persada, 2002