Turbin uap (Steam Turbine) adalah suatu penggerak
mula yang mengubah energi potensial menjadi energi kinetik dan energi kinetik
ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros
turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan elemen lain, dihubungkan
dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung dari jenis mekanisme yang
digerakkan turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang industri, seperti
untuk pembangkit listrik. Komponen-komponen utama pada turbin uap Cassing
yaitu sebagai penutup (rumah) bagian-bagian utama turbin. Rotor yaitu bagian
turbin yang berputar terdiri dari: 1. Poros (Rotor Shaft) Berfungsi sebagai
komponen utama tempat dipasangnya cakram-cakram sepanjang sumbu. 2. Sudu turbin
atau deretan sudu (Rotor Blades) Berfungsi sebagai alat yang menerima gaya dari
energi kinetik uap melalui nosel. 3. Cakram (Stator Blades) Berfungsi sebagai
tempat sudu-sudu dipasang secara radial pada poros. 4. Nosel (Noozles)
Berfungsi sebagai media ekspansi uap yang merubah energi potensial menjadi
energi kinetik. 5. Bantalan (Bearing) Merupakan bagian yang berfungsi uuntuk
menyokong kedua ujung poros dan banyak menerima beban. 6. Perapat (Seal)
Berfungsi untuk mencegah kebocoran uap, perapatan ini terpasang mengelilingi
poros. Perapat yang digunakan adalah : > Labyrinth packing > Gland
packing 7. Kopling (Coupling) Berfungsi sebagai penghubung antara mekanisme
turbin uap dengan mekanisme yang digerakkan. Klasifikasi Turbin Uap Turbin Uap
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang berbeda berdasarkan pada
konstruksinya, prinsip kerjanya dan menurut peoses penurunan tekanan uap
sebagai berikut : 1. Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerjanya a. Turbin
Impulse Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana berrotor
satu atau banyak (gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu pada rotor itu. Sudu
biasanya simetris dan mempunyai sudut masuk dan sudut keluar. Ciri-ciri dari
turbin impuls antara lain: Proses pengembangan uap / penurunan tekanan
seluruhnya terjadi pada sudu diam / nosel. Akibat tekanan dalam turbin sama
sehingga disebut dengan Tekanan Rata. b. Turbin Reaksi Turbin reaksi mempunyai
tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari baris sudu tetap dan dua baris
sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi dapat dibedakan dengan mudah dari sudu
impuls karena tidak simetris, karena berfungsi sebagai nossel bentuknya sama
dengan sudu tetap walaupun arahnya lengkungnya berlawanan. Ciri-ciri turbin ini
adalah : Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak, Adanya
perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan Bertingkat. 2.
Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan Dalam Turbin
> Turbin Tunggal ( Single Stage ) Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih
turbin ini cocok untuk untuk daya kecil, misalnya penggerak kompresor, blower,
dll. > Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ). Disini sudu-sudu turbin dibuat
bertingkat, biasanya cocok untuk daya besar. Pada turbin bertingkat terdapat
deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga turbin tersebut terjadi distribusi
kecepatan / tekanan. 3. Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan
Uap > Turbin Kondensasi. Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan
dimasukkan kedalam kompresor. > Turbin Tekanan Lawan. Apabila tekanan sisi keluar
turbin masih besar dari 1 atm sehingga masih dapat dimanfaatkan untuk
menggerakkan turbin lain. > Turbin Ekstraksi. Didalam turbin ini sebagian
uap dalam turbin diekstraksi untuk roses pemanasan lain, misalnya proses
industri. Prinsip kerja turbin uap Turbin uap terdiri dari sebuah cakram
yang dikelilingi oleh daun-daun cakram yang disebut sudu-sudu. Sudu-sudu ini
berputar karena tiupan dari uap bertekanan yang berasal dari ketel uap, yang
telah dipanasi terdahulu dengan menggunakan bahan bakar padat, cair dan gas.
Uap tersebut kemudian dibagi dengan menggunakan control valve yang akan dipakai
untuk memutar turbin yang dikopelkan langsung dengan pompa dan juga sama halnya
dikopel dengan sebuah generator singkron untuk menghasilkan energi listrik. Setelah
melewati turbin uap, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tadi muncul
menjadi uap bertekanan rendah. Panas yang sudah diserap oleh kondensor
menyebabkan uap berubah menjadi air yang kemudian dipompakan kembali menuju
boiler. Sisa panas dibuang oleh kondensor mencapai setengah jumlah panas semula
yang masuk. Hal ini mengakibatkan efisisensi thermodhinamika suatu turbin uap
bernilai lebih kecil dari 50%. Turbin uap yang modern mempunyai temperatur
boiler sekitar 5000C sampai 6000C dan temperatur kondensor 200C sampai 300C.
(source member)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar