Selasa, 12 Mei 2015

Kehidupan Panti Asuhan

 
pondok Al-masyiah

Mungkin ada dari antum yang pernah merasakan kehidupan di panti asuhan  tentunya terkadang merasakan indahnya hidup di panti. Ada suka dan ada duka, hidup berjama'ah dengan teman-teman. Merasakan indahnya kebersamaan, makan bersama, tidur bareng, sholat berjamaah, belajar bareng dan seabrek kegiatan yang sudah ditetapkan oleh pondok pesantren. Ketika shubuh menjelang shubuh kegiatan  panti sudah mulai muncul aktivitasnya, ada yang sholat tahajjud, ada yang sudah mandi ada yang tadarrus , belajar dan berbagai macam aktivitas yang layaknya dilakukan oleh seorang santri. Memang kehidupan di panti asuhan dapat membuka wacana seseorang tentang bagaimana seharusnya menjalani kehidupan tanpa keegoisan semata, ketika ada sahabatnya sakit bersama-sama membantu, mencucikan baju, menjaganya sampai merawatnya hingga sembuh. Subhanallah, benar-benar indah bukan? Ketika shubuh menjelang, bersama-sama kita pergi ke masjid, sholat shubuh berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan tadarrus dan kajian, lantas piket membersihkan panti asuhan agar nampak indah dan bersih. Selepas itu mandi,sarapan dan ke sekolah. Ketika asar, kembali kita menyibukkan diri untuk tetap mengingat Allah sholat, tahsin, kajian, belajar dan sampai masuk waktu magrib. Akan tetapi, terasa lebih indah apabila semua itu dilaksanakan semata-mata untuk mencari ridho Allah. Seberapapun amal kita apabila dilakukan dengan niat "tabarruj" maka tidak ada berkahnya. Bukan pahala yang didapat.

Panti Asuhan Pondok  AL-MASYI'AH

Hal yang membuat ane menjadi bertahan dipanti adalah sikap zuhud dan kekeluargaannya yang bikin ane betah. Sewaktu pertama kali ane tinggal di panti asuhan benar-benar dech. Serasa berada di "dunia lain", ane yang tak biasa makan bersama , ane yang tak biasa mencuci baju sendiri, ane yang tak biasa mengepel lantai,nyapu, buang sampah,membersihkan kamar mandi (piket), merasakan ini benar-benar sebuah paksaan. Tetapi setelah 1 tahun ane tinggal di panti ane baru bisa merasakan betapa nikmatnya hidup di panti asuhan. Seakan selalu mengingat akhirat dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Insya Allah.... Namun, dibalik semua itu tidak semua anak panti asuhan adalah anak yang benar-benar baik, ada juga anak yang memang "nakal" tapi tujuan adalah agar dia dapat terwarnai oleh teman-temannya yang sholeh-sholehah. Bukan malah dia yang terwarnai akan tetapi kadang-kadang kehadiran santri "bengal" ini justru mewarnai teman-temannya agar menjadi "nakal" seperti dirinya.



Dan ane merasakannya di dunia panti ini, ada aja ulah santri yang terkadang hampir-hampir saja aku ikut terjerumus. tanpa rasa takut ada aja yang dengan bangga menyanyikan lagu-lagu yang "kurang sopan" seperti dangdutan dan lain-lain. Ada yang dengan Pedenya menggunakan kata kata kasar, Adalagi yang selalu saja menyalahkan teman-temannya, menganggap dirinya paling benar. Ada juga yang merasa dirinya paling cakep, paling gaul dan paling bersih padahal kalau kita berkunjung kerumahnya aja ups. kotor bin kumuh. Ada lagi yang selalu mencari-cari kesalahan orang lain. ada yang cuek, ada yang suka membuang sampah sembarangan (bisa-bisanya makan lantas sampahnya diletakkan disamping kasurnya ughhh), yang lebih parah dunia panti asuhan identik dengan kudis dan "kutu" kalau satu santri udah kena pasti dijamin yang lain akan kena waduh ngeri.ada -ada saja kejadiannya. yah inilah kehidupan panti kita harus bisa membedakan yang baik dan yang benar. Karena semua itu adalah proses kita sebagai manusia dalam hidup. Salam Pondok


Tidak ada komentar:

Posting Komentar