Dari Ubdaidullah bin Utbah,
ia mengabarkan bahwa Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma menyediakan waktu
khusus dalam harinya untuk mempelajari sirah Nabi”. (Maghazi Rasulullah oleh
Mushthafa al-A’zhama, Hal: 23).
Abdullah bin Abbas adalah
sepupu dan sahabat Rasulullah yang hidup bersama Nabi ﷺ, namun beliau tetap
mempelajari dan mengkaji kehidupan Nabi untuk beliau teladani. Bagaimana dengan
kita?
Biografi Nabi atau yang
sering disebut sirah nabi adalah bagian dari agama ini. Allah ﷻ berfirman,
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ.
إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ
“Dan tiadalah yang
diucapkannya itu (Alquran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada
lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm: 3-4).
Allah ﷻ juga berfirman,
بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ ۗ
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ
يَتَفَكَّرُونَ
“Keterangan-keterangan
(mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Alquran, agar kamu
menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan
supaya mereka memikirkan.” (QS. An-Nahl: 44).
Penjelasan agama ini
didapatkan melalui penjelasan secara lisan, amalan, dan penetapan. Sirah Nabi
adalah bentuk amalan. Karena merupakan praktik dari Rasululullah ﷺ terhadap Alquran. Karena
itu, mempelajari sirah Nabi adalah hal yang sangat penting.
Ada beberapa alasan yang
menjadi alasan mengapa membaca biografi Nabi itu penting:
Pertama: Allah ﷻ memerintahkan kita untuk
menyusun dan membukukan perjalanan hidup Nabi-Nya ﷺ. Allah Ta’ala berfirman,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ
اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ
اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21).
Tidak mungkin seseorang bisa
menjadikan Nabi ﷺ
sebagai teladan kecuali dengan mempelajari jalan hidup beliau. Dan seseorang
tidak bisa mempelajari perjalanan hidup beliau kecuali ada pembukuan sunnah,
bimbingan, perkataan, perbuatan, dan taqrir beliau ﷺ.
Kedua: kita mempelajari
perjalanan hidup Nabi, karena merupakan perjalanan tokoh terbesar dalam sejarah
dunia. Perjalanan hidup manusia, anak keturunan Adam yang paling utama.
Sebagaimana sabda beliau,
أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آَدَمَ يَوْمَ
اْلقِيَامَةِ
“Aku adalah pemimpin anak
adam pada hari kiamat…” (HR. Muslim, 4: 1782).
Sering sejarah kehidupan
tokoh-tokoh besar dunia saja menarik perhatian kita. Lalu kita pun membacanya,
memberi inspirasi dan semangat pada kehidupan kita. Lalu bagaimana dengan
sejarah tokoh terbesar dalam peradaban manusia? Sudahkah kita membacanya?
Sudahkah memberi semangat dan inspirasi dalam kehidupan kita?
Ketiga: mempelajari sirah
Nabi merupakan jalan untuk memahami Alquran. Karena banyak ayat yang diturunkan
berkaitan dengan suatu kejadian dalam perjalanan hidup Nabi ﷺ. Kemudian setelah ayat
tersebut diturunkan, Rasulullah ﷺ mempraktikan suatu amalan sebagai penjelasan dari ayat.
Ini merupakan penjelasan secara amal/praktik dari beliau ﷺ.
Jadi, sirah menjelaskan ayat
dari sisi sebab diturunkannya dan dari sisi bagaimana mengamalkan kandungan
ayat tersebut.
Abdurrahman bin Humaid Badis
rahimahullah mengatakan, “Memahami Alquran adalah dengan cara memahami
kehidupan Nabi dan sunnahnya. Memahami kehidupan Nabi bergantung kepada
Alquran. Dan memahami Islam adalah dengan cara memahami keduanya.” (ad-Durar
al-Ghaliyah fi Adab ad-Da’wah wa ad-Da’iyah oleh Ibnu Badis, Hal: 59).
Keempat: di antara prinsip
agama yang paling mendasar adalah pengenalan seseorang terhadap Nabi Muhammad ﷺ. Prinsip ini merupakan
prinsip dasar yang kedua setelah mengenal Allah ﷻ.
Mengenal Nabi ﷺ meliputi lima hal: (1)
mengenal nasab beliau yang merupakan nasab yang mulia, (2) mengetahui tahun dan
tempat beliau dilahirkan serta tempat hijrahnya, (3) mengetahui kehidupan
kenabian yang berlangsung selama 23 tahun, (4) dengan apa beliau diangkat
menjadi nabi dan rasul, dan (5) untuk apa dan mengapa beliau diutus.
Nabi ﷺ diutus dengan membawa
risalah tauhid, mengesakan Allah ﷻ. Membawa syariat-Nya yang terdapat perintah dan
larangan. Beliau diutus sebagai rahmat, kasih sayang bagi alam semesta.
Mengeluarkan mereka dari gelapnya kesyirikan, kekufuran, dan kebodohan, menuju
cahaya ilmu, hidayah, dan tauhid. Kemudian seseorang mendapatkan maghfirah dan
ridha Allah. Mereka selamat dari siksa dan binasa.
Mengenal Rasulullah ﷺ akan mengantarkan seseorang
kepada:
Bertambah rasa cinta, pengagungan, dan
pemuliaan kepada Nabi ﷺ.
Cinta dan pengagungan yang dibangun berdasarkan ilmu bukan hanya sekedar emosi
temurun. Dan cinta karena pengetahuan inilah cinta yang dituntunkan oleh
syariat.
Kita akan meneladani beliau ﷺ. Umat Islam diperintahkan
untuk menjadikan beliau sebagai teladan. Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah:
“Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.
Ali Imran: 31). Allah ﷻ
janjikan kecintaan dan pengampunan dosa bagi orang-orang yang meneladani Nabi.
Tidak mungkin kita bisa meneladani beliau tanpa mengetahui perjalanan hidup
beliau. Sesuatu yang menyempurnakan kewajiban, maka ia juga menjadi wajib untuk
dilakukan. Allah mewajibkan meneladani Nabi, maka wajib bagi seseorang
mengetahui perjalanan hidup beliau.
Kelima: sirah Nabi adalah
ilmu yang luas cakupannya, bahkan bisa meliputi ilmu-ilmu syariat lainnya. Dari
belajar sirah Nabi kita bisa mengetahui tentang:
Akidah: seseorang akan memahami urgensi
akidah ketika mengetahui betapa besarnya perhatian Nabi dalam mensucikan
akidah, mendakwahkannya, dan menjadikannya prioritas dalam dakwahnya.
Hukum-hukum fikih: sering para sahabat
bertanya tentang suatu permasalahan ibadah, lalu beliau menjawab dan
menjelaskannya.
Akhlak: dari belajar sirah kita juga bisa
mengetahui bagaimana praktik Rasulullah ﷺ dalam kehidupan sosial. Bagaimana akhlak beliau terhadap
sahabat-sahabatnya, istri-istrinya, pembantunya, dll.
Dakwah: kita bisa mengetahui materi dakwah
Nabi dan bagaimana kesabaran beliau dalam menjalaninya.
Sudahkah Anda mempelajari
sirah Nabi?
Sumber:
– az-Zaid, Zaid bin Abdul
Karim. Cet. ke-8 1436 H. Fiqh as-Sirah. Riyadh: Dar at-Tadmoria.
Read more
https://kisahmuslim.com/4975-sudahkah-anda-membaca-biografi-nabi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar