Sabtu, 31 Desember 2016

Kejujuran Seorang Penebang Kayu

Alkisah hiduplah seorang penebang kayu. Saban hari dia bersama istrinya pergi ke hutan untuk memotong kayu pilihan. Kayu yang didapatkannya kemudian dia jual untuk hidup sehari-harinya. Untuk menuju hutan, dia harus melewati sebuah sungai yang airnya sangat deras dan jernih.

Suatu hari, selesai dari pekerjaannya, dia bersama istrinya pun membasuh muka di sungai yang setiap hari selalu mereka lewati tersebut. Sang penebang kayu meletakkan kapaknya di atas batu. Akan tetapi, setelah selesai membersihkan badannya, betapa terkejutnya sang penebang kayu ketika dia tak mendapati kapak miliknya di atas batu tempat dia meletakkannya tadi. Istrinya pun tak kalah terkejutnya.

Sang penebang kayu dan istrinya pun mencari kapak tersebut. Mereka hampir putus asa karena kapak itu tidak kunjung mereka dapatkan. Akhirnya, sang penebang kayu berdoa dan memohon kepada Dewata.

“Dewa, kami telah kehilangan sebuah kapak. Kapak itu sangat berarti bagi kami. Dengan kapak itulah keluarga kecil kami hidup. Tolonglah, Dewa! Kami mohon kembalikan kapak kami!”

Dewa pun mendengar ketulusan doa sang penebang kayu. Dewa pun menyodorkan sebuah kapak emas kepada sang penebang kayu.

“Apakah kapak emas ini yang kau cari?” tanya Dewa.

“Bukan, Dewa. Kami tak pernah memiliki sebuah kapak emas seindah itu,” jawab sang penebang kayu.

Dewa pun kemudian menyodorkan lagi sebuah kapak. Kali ini bukan sebuah kapak emas, tetapi sebuah kapak berlapis perak.

“Apakah ini kapakmu yang hilang itu?” tanya Dewa lagi.

“Bukan, Dewa. Bukan kapak berlapis perak itu yang kami cari dan kami butuhkan. Kapak kami sudah agak tua dan usang karena saban hari kami gunakan,” jawab sang penebang kayu.

Dewa tersenyum mendengar jawaban jujur sang penebang kayu. Akhirnya diberikanlah kapak tua dan usang yang sama persis dengan kapak sang penebang kayu.

“Inikah kapak yang kau cari?” tanya Dewa.

“Benar, Dewa. Inilah kapak yang kami minta dan kami butuhkan,” jawab sang penebang kayu setelah diamatinya kapak tua dan usang pemberian Dewata. Sang penebang kayu merasa bahwa memang kapak itulah miliknya yang hilang.

“Terima kasih, Dewa,” ujar sang penebang kayu sambil mohon diri kepada Dewa.

“Tunggu,” kata Dewa, “karena Aku tahu, kau adalah orang yang jujur, maka bawalah semua kapak yang kautolak tadi. Bawalah pulang kapak emas dan kapak berlapis perak itu serta. Semuanya kuberikan padamu, semuanya telah menjadi milikmu sekarang.”

“Baiklah. Terima kasih, Dewa,” jawab sang penebang kayu dan istrinya.

Hari mulai petang ketika sang penebang kayu dan istrinya melangkah pulang ke rumah mereka dengan hati yang riang.
***

Beberapa waktu kemudian... Sang penebang kayu dan istrinya masih pergi ke hutan untuk menebang kayu pilihan.

Suatu hari, selesai dari pekerjaannya, dia bersama istrinya pun membasuh muka di sungai yang setiap hari selalu mereka lewati tersebut. Akan tetapi, betapa terkejutnya sang penebang kayu ketika tiba-tiba istrinya terjatuh dan hanyut terbawa arus sungai yang deras itu. Segera saja sang penebang kayu melompat mengejar istrinya yang hanyut.

Namun, sia-sia saja usaha sang penebang kayu untuk menyusul dan menyelamatkan istrinya. Sang penebang kayu terduduk lemas dan ia putus asa. Di tengah keputusasaannya, sang penebang kayu teringat akan Dewata yang telah mengembalikan kapaknya dan memberinya kapak emas dan perak. Dengan segala kerendahan hati, sang penebang kayu pun kembali memohon kepada Dewata untuk mengembalikan istrinya.

“Dewa, engkau tahu betapa malangnya diriku. Jiwaku kosong setelah derasnya arus sungai ini melenyapkan istriku. Dewa, kasihanilah aku, kembalikan istriku, aku mohon,” lirih doa sang penebang kayu.

Dewa pun mendengar getaran doa sang penebang pohon. Dewa pun menghadirkan seorang perempuan yang sungguh jelita di hadapan sang penebang kayu.

“Apakah dia adalah istrimu?” tanya Dewa.

Sang penebang kayu pun takjub akan kecantikan dan kemolekan perempuan itu. Seumur hidupnya, baru kali ini sang penebang kayu melihat seorang perempuan seindah itu.

Setelah sejenak termenung, akhirnya sang penebang kayu pun menghela napas dan menjawab pertanyaan Dewa, “Benar, Dewa! Perempuan ini adalah istriku yang hanyut.”

Sang Dewa pun heran mendengar jawaban penebang kayu.

“Wahai, mengapa kau tidak jujur padaku? Dahulu ketika kapakmu hilang, kau mampu berkata jujur. Akan tetapi, kenapa giliran istrimu yang hanyut, kau langsung mengiyakan ketika kuhadirkan kepadamu seorang perempuan cantik nan jelita? Apakah perempuan cantik telah melenakanmu?” tanya Dewa setengah menghardik.

Apa jawaban penebang kayu kepada Dewata?
“Dewa, maafkan ketidakjujuran hamba ini. Mohon dengarlah isi hatiku, Dewa! Dahulu, ketika aku kehilangan sebuah kapak, aku menjawab jujur bahwa kapak emas dan perak itu bukanlah milikku. Atas kejujuranku, engkau malah memberikannya semua kepadaku, Dewa. Maka aku pun membawanya pulang, menyimpan, dan merawat semua kapak itu di rumah kecilku.

“Namun, sekarang ketika istriku hanyut, engkau menghadirkan kepadaku seorang perempuan cantik. Maka dengan sangat terpaksa aku mengiyakannya bahwa perempuan cantik itu memang istriku, Dewa! Sebab, aku sanggup menyimpan dan  merawat sebuah kapak emas dan sebuah kapak berlapis perak di rumahku. Namun, sepertinya aku tak akan sanggup bila harus menjaga, merawat, dan menghidupi dua orang—atau mungkin lebih—perempuan cantik yang pasti akan kau berikan juga kepadaku kalau aku menjawab jujur! Maka, lebih baik aku membawa pulang seorang saja perempuan cantik ini, ketimbang aku harus hidup bersama beberapa istri sekaligus!” jawab sang penebang kayu.

Ratusan mill dapat ditempuh dimulai dengan satu langkah

stei sebi
   Ini langkahku. Langkah awal yang akan menjadi sebuah sejarah. Sejarah peradaban yang akan membangun Indonesia untuk menjadi bangsa yang lebih baik, mampu menunjukkan taringnya, mampu menunjukkan keanggunannya, sederhana. Sesederhana untuk dapat memberikan yang terbaik.
Bermula dari sebuah mimpi. Begitu sederhana, tapi bukan berarti menyederhanakan mimpi. Sebuah kesuksesan yang berorientasi pada kebermanfaatan. Sebuah mimpi untuk berbagi, untuk merasakan rasa kebersamaan.
   Pilihan ini tertuju pada sebuah kampus yang mungkin belum pernah terpikirkan sama sekali saat duduk di SMA dulu. Mengenal jurusan-jurusannya pun tidak. Jadi teringat ketika pertama kali menginjak kampus ini.
   Langkah awal yang begitu terekam. Langkah awal yang begitu mendebarkan. Langkah awal yang banyak memberi harapan. Langkah awal yang sangat menentukan.
Dari sinilah semua bermula, penuh doa, mimpi, dan harapan.. Seperti sesosok mentari yang memberikan harapan pada kehidupan setiap makhluk bumi ini. Terus bersinar dan menerangi.

Rabu, 21 Desember 2016

PENGETAHUAN AL QUR'AN

Semua yang telah kita pelajari sejauh ini memperlihatkan kita akan satu kenyataan pasti: Al Qur'an adalah kitab yang di dalamnya berisi berita yang kesemuanya terbukti benar. Fakta-fakta ilmiah serta berita mengenai peristiwa masa depan, yang tak mungkin dapat diketahui di masa itu, dinyatakan dalam ayat-ayatnya. Mustahil informasi ini dapat diketahui dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi masa itu. Ini merupakan bukti nyata bahwa Al Qur'an bukanlah perkataan manusia. Al Qur'an adalah kalam Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta segala sesuatu dari ketiadaan. Dialah Tuhan yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dalam sebuah ayat, Allah menyatakan dalam Al Qur'an "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (Al Qur'an, 4:82) Tidak hanya kitab ini bebas dari segala pertentangan, akan tetapi setiap penggal informasi yang dikandung Al Qur'an semakin mengungkapkan keajaiban kitab suci ini hari demi hari. Apa yang menjadi kewajiban manusia adalah untuk berpegang teguh pada kitab suci yang Allah turunkan ini, dan menerimanya sebagai satu-satunya petunjuk hidup. Dalam salah satu ayat, Allah menyeru kita:

وَهَـٰذَا كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

"Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (Al Qur'an,Al-An'am 6:155) Dalam beberapa ayat-Nya yang lain, Allah menegaskan:

وَقُلِ الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ ۖ فَمَن شَاء
َ فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاءَ فَلْيَكْفُرْ ۚ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا ۚ وَإِن يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ ۚ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا

"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek." (Al Qur'an,Al-Kahf 18:29)

كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ ﴿١١
فَمَن شَاءَ ذَكَرَهُ ﴿١٢

"Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan, (11) maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya, (12)" (Al Qur'an,Abasa 80:11-12)

INFORMASI MENGENAI PERISTIWA MASA DEPAN DALAM AL QUR'AN

Sisi keajaiban lain dari Al Qur'an adalah ia memberitakan terlebih dahulu sejumlah peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang. Ayat ke-27 dari surat Al Fath, misalnya, memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman bahwa mereka akan menaklukkan Mekah, yang saat itu dikuasai kaum penyembah berhala:
لَّقَدْ صَدَقَ اللَّـهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ ۖ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إِن شَاءَ اللَّـهُ آمِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ ۖ فَعَلِمَ مَا لَمْ
تَعْلَمُوا فَجَعَلَ مِن دُونِ ذَٰلِكَ فَتْحًا قَرِيبًا
"Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat." (Al Qur'an,Al-Fath 48:27) Ketika kita lihat lebih dekat lagi, ayat tersebut terlihat mengumumkan adanya kemenangan lain yang akan terjadi sebelum kemenangan Mekah. Sesungguhnya, sebagaimana dikemukakan dalam ayat tersebut, kaum mukmin terlebih dahulu menaklukkan Benteng Khaibar, yang berada di bawah kendali Yahudi, dan kemudian memasuki Mekah. Pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan hanyalah salah satu di antara sekian hikmah yang terkandung dalam Al Qur'an. Ini juga merupakan bukti akan kenyataan bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah, Yang pengetahuan-Nya tak terbatas. Kekalahan Bizantium merupakan salah satu berita tentang peristiwa masa depan, yang juga disertai informasi lain yang tak mungkin dapat diketahui oleh masyarakat di zaman itu. Yang paling menarik tentang peristiwa bersejarah ini, yang akan diulas lebih dalam dalam halaman-halaman berikutnya, adalah bahwa pasukan Romawi dikalahkan di wilayah terendah di muka bumi. Ini menarik sebab "titik terendah" disebut secara khusus dalam ayat yang memuat kisah ini. Dengan teknologi yang ada pada masa itu, sungguh mustahil untuk dapat melakukan pengukuran serta penentuan titik terendah pada permukaan bumi. Ini adalah berita dari Allah yang diturunkan untuk umat manusia, Dialah Yang Maha Mengetahui.

Minggu, 18 Desember 2016

BERHENTI SEJENAK

Seorang tukang kayu datang terlambat pagi hari ini. Ia harus memandikan dulu anaknya yang rewel. Namun sebagai akibatnya ia harus kehilangan biaya transportnya hari itu karena ia sudah terlambat 30 menit. Saat bekerjapun gergaji mesinnya rusak , maka saat itu ia hanya bekerja setengah hari saja. Saat akan kembali pulangpun mobil tuannya mogok, melihat kejadian demi kejadian, sang majikan berinisiatif mengantarkannya pulang. Sepanjang perjalanan si tukang kayu memasang wajah sedih dan lesu. Wajahnya tersebut tetap dipertahankan hingga didepan rumah. Namun, Sebelum masuk perkarangan rumah ia duduk berjongkok menghadap ke sebatang pohon kecil diperkarangan rumahnya. Ia memegang sambil memejamkan mata, mulutnya kumat-kamit mengucap sesuatu. Dan ajaibnya setelah apa  yang dia lakukan ia menjadi orang yang berbeda. Senyumnya mengembang, wajahnya cerah meski di penuhi oli. Dan lebih bersemangat, seakan rangkaian masalah yang baru saja dialaminya menjadi hilang. Ia menyalamiku dengan mantab, dengan kata-kata yang positif mengajakku masuk kedalam rumahnya yang sederhana namun bersahaja. Saat pintu dibukakan, anaknya menyambutnya dengan pelukan dan ciuman hangat. “sungguh kedamaian di dalam surga dunia” pikir sang majikan. Saat sang majikan hendak pulang, si tukang kayu mengantarnya sampai kedepan rumah. Dan kembali melewati pohon ajaib si tukang kayu tadi. Merasa penasaran sang majikan menanyakan perihal pohon kecil yang ada diperkarangan tukang kayu. “Itu adalah pohon masalah, setiap ada masalah selalu aku gantungkan dulu ke pohon ini. Agar masalah itu tidak berakibat buruk pada istri dan anakku. Aku berencana mengambilnya esok hari. Tetapi anehnya saat hendak diambil masalahnya semakin berkurang atau bahkan hilang dicuri orang. Merenung. Pernahkah kita merenung? Renungan biasanya dilakukan ketika hati sedang diliputi kebahagiaan di suasana yang tenang. Maka tak ayal hal-hal yang menyenangkan saja yang akan ada dalam renungan kita. Pernahkan kita merenung ketika diterpa masalah. Saat gelombang ujian bergulung-gulung menerjang kita. Padahal seharusnya saat itulah kita merenung. Untuk mendapatkan jawaban atas masalah yang meninmpa kita. Saya terkesima dengan kebiasaan karib saya saat menjawab pertanyaan wawancara. Saat itu saya sebagai penguji menyakan beberapa pertanyaan untuk pemilihan ketua SEMA. Yang menarik adalah setelah selesai mendengar pertanyaan beliau selalu berkata, “Boleh saya berfikir 2 menit?”  dan setelah dua menit dia memberikan jawaban yang luar biasa. Hal semacam ini jarang dilakukan oleh kebanyakan orang. Dan hamper keseluruhan peserta yang di seleksi mereka memberikan jawaban langsung. Berhentilah sejanak. Atur nafas panjang untuk melanjutkan perjalanan yang jauh lebih panjang. Dalam perjalanan hidup seseorang hidup dan dibesarkan dari sedikit banyaknya masalah yang diselesaikan. Maka kita perlu waktu berfikir jernih agar Nampak solusi yang nyata dari masalah kita. Penyelesaian masalah itu seperti air dalam kubangan. Jika terlalu banyak gerakan maka tidak akan terlihat isi didalam kubangan, namun jika air tenang maka akan jelas apa saja yang ada dalam kubangan. Dalam islam kita mengenal sholat sebagai media renungan. Sebagai media persingggahan dalam perjalanan panjang yang melelahkan. Tempat untuk meletakan hati menyerahkan kembali masalah kepada pemiliknya. Meminta jalan petunjuk untuk keluar dengan cara-Nya. Maka shalat adalah tiang agama. Karena kita telah melalui jalan agama. Kebaikan-kebaikan yang dihasilkan adalah produk dari pendidikan akhlak. Maka agama tidak dapat dipisahkan dari segi apapun jika menginginkan kehidupan yang ideal. Jika sekarang kita berfikir Sholat adalah beban dari kewajiban seseorang yang beragama, maka ada yang salah dengan kehidupan beragama kita. Kita belum membuka mata dengan keajaiban-keajaiban agama, kita temakan oleh hasutan-hasutan dunia yang memang melenakan.  Hasutan dunia yang memang fana, Nampak ada namun sebenarnya tidak ada.

Jumat, 16 Desember 2016

Benar kah ada anak malas dan bodoh

Setiap anak terlahir dengan potensi kecerdasan luar biasa. Kecerdasan ini hanya bisa bertumbuh dan berkembang bila mendapat stimulasi yang sesuai.
Namun ada begitu banyak anak yang menjadi tidak cerdas dan beroperasi dengan kapasitas di bawah yang seharusnya akibat proses pendidikan dan tumbuh kembang yang tidak kondusif.
Salah satu yang membuat anak-anak kita menjadi tidak cerdas adalah karena kita menggunakan tes atau ujian sebagai indikator untuk menentukan apakah anak cerdas atau tidak, bukan indikator menentukan apakah anak sudah mengerti atau belum mengerti.
Anak yang belum mengerti dan tidak bisa mengerjakan tes dengan baik akan dilabel sebagai anak bodoh. Padahal yang benar adalah anak-anak kita ini belum mengerti.
Yang sangat disayangkan adalah banyak orangtua masih berpegang pada pemahaman bahwa nilai tes jelek berarti anak bodoh. Dan yang lebih disayangkan lagi adalah bila orangtua tidak berbuat banyak untuk membantu anak menjadi mengerti apa yang belum dimengerti.
Dari ketidakmengertian dan ketidaktahuan inilah muncul kepercayaan yang mengkristal menjadi identitas "saya bodoh". Begitu "saya bodoh" menjadi identitas diri maka ini menjadi sistem operasi yang menjalankan komputer mental mereka. Dan benar, anak kita menjadi bodoh.
Yang sangat menyedihkan adalah anak kita dipaksa untuk cerdas di semua bidang studi yang belum tentu adalah bidang kekuatannya. Sampai saat ini saya sering bingung bila menjumpai orangtua yang memaksa anaknya kuat di bidang yang bukan menjadi kekuatan si anak. Seharusnya kita membuat anak kuat di bidang yang menjadi kekuatannya.

Selasa, 13 Desember 2016

Hamzah bin abdul muthalib

Hamzah bin Abdul Muththalib Nama sebenarnya Hamzah bin Abdul Muthalib bin Hasyim, seorang paman Nabi dan saudara sepersusuannya. Dia memeluk Islam pada tahun kedua kenabian, Ia Ikut Hijrah bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan ikut dalam perang Badar, dan meninggal pada saat perang Uhud, Rasulullah menjulukinya dengan “Asadullah” (Singa Allah) dan menamainya sebagai “Sayidus Syuhada”. Ibnu Atsir berkata dalam kitab ‘Usud al Ghabah, Dalam perang Uhud, Hamzah berhasil membunuh 31 orang kafir Quraisy, sampai pada suatu saat beliau tergelincir sehingga ia terjatuh kebelakang dan tersingkaplah baju besinya, dan pada saat itu ia langsung ditombak dan dirobek perutnya . lalu hatinya dikeluarkan oleh Hindun kemudian dikunyahnya hati Hamzah tetapi tidak tertelan dan segera dimuntahkannya. Ketika Rasulullah melihat keadaan tubuh pamannya Hamzah bin Abdul Muthalib, Beliau sangat marah dan Allah menurunkan firmannya, ”Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar." (QS an Nahl 126) Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq didalam kitab, ”Sirah Ibnu Ishaq” dari Abdurahman bin Auf bahwa Ummayyah bin Khalaf berkata kepadanya “Siapakah salah seorang pasukan kalian yang dadanya dihias dengan bulu bulu itu?”, aku menjawab “Dia adalah Hamzah bin Abdul Muththalib”. Lalu Umayyah dberkata "Dialah yang membuat kekalahan kepada kami”. Abdurahman bin Auf menyebutkan bahwa ketika perang Badar, Hamzah berperang disamping Rasulullah dengan memegang 2 bilah pedang. Diriwayatkan dari Jabir bahwa ketika Rasulullah shallallahu alaihi wassalam melihat Hamzah terbunuh, maka beliau menagis. Ia wafat pada tahun 3 H, dan Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam dengan “Sayidus Syuhada”. Sumber : - Riwayat Hamzah bin Abul Muthalib dalam Usud al Ghabah Ibn Atsir, Sirah Ibn Ishaq.

abbas bin abdul muthalib

'Abbas bin Abdul Muththalib Nama sebenarnya adalah Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim, ia adalah seorang paman Nabi Shallallahu alaihi wassalam, dengan nama panggilan Abu Fadhel, ia termasuk pemukan Quraisy baik semasa jahililliyah maupun setelah Islam, ia memeluk Islam sebelum Hijrah secara diam diam dan tetap berdiam di Makkah guna dapat mengirimkan berita tentang kaum Musryikin kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Dia sempat mengikuti perang Hunain bersama Rasulullah dan termasuk pertahanan yang paling kuat, ia ikut rombongan Anshar dalam Baiat Akabah. Ia adalah paman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam dan salah seorang yang paling akrab dihatinya dan yang paling dicintainya. Karena itu, beliau senantiasa berkata menegaskan, “Abbas adalah saudara kandung ayahku. Barangsiapa yang menyakiti Abbas sama dengan menyakitiku.“ Di zaman Jahiliah, ia mengurus kemakmuran Masjidil Haram dan melayani minuman para jamaah haji. Seperti halnya ia akrab di hati Rasulullah, Rasulullah pun dekat dengannya. Ia pemah menjadi pembantu dan penasihat utamanya dalam bai’at al-Aqabah menghadapi kaum Anshar dari Madinah. Menurut sejarah, ia dilahirkan tiga tahun sebelum kedatangan Pasukan Gajah yang hendak menghancurkan Baitullah di Mekkah. Ibunya, Natilah binti Khabbab bin Kulaib, adalah seorang wanita Arab pertama yang mengenakan kelambu sutra pada Baitullah al-Haram. Pada waktu Abbas masih anak-anak, ia pemah hilang. Sang ibu lalu bernazar, kalau puteranya itu ditemukan, ia akan mengenakan kelambu sutra pada Baitullah. Tak lama antaranya, Abbas ditemukan, maka iapun menepati nazamya itu. Istrinya terkenal dengan panggilan Ummul Fadhal (ibu Si Fadhal) karena anak sulungnya bernama al-Fadhal. Wajahnya tampan. Ia duduk dibelakang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau menunaikan haji wada’-nya. Ia meninggal dunia di Syam karena bencana penyakit. Anak-anaknya yang lain sebagai berikut ; yaitu anak kedua, Abdullah, seorang ahli agama yang mendapat doa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, meninggal di Thaif. Ketiga, Qutsam, wajahnya mirip benar dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Ia pergi berjihad ke negeri Khurasan dan meninggal dunia di Samarkand. Keempat, Ma’bad, mati syahid di Afrika. Abdullah (bukan Abdullah yang pertama), orangnya baik, kaya,dan murah hati meninggal dunia di Madinah. Kelima, Puterinya, Ummu Habibah. Para ulama berbeda keterangan tentang Islamnya Abbas. Ada yang mengatakan, sesudah penaklukkan Khaibar. Ada yang mengatakan, lama sebelum Perang Badar. Katamya, ia memberitakan kegiatan kaum musyrikin kepada Nabi di Madinah, dan kaum muslimin yang ada di Mekkah banyak mendapat dukungan dari beliau. Kabamya, ia pemah menyatakan keinginannya untuk hijrah ke Madinah, tapi Rasulullah menyatakan, “engkau lebih baik tinggal di Mekah “. Keterangan kedua ini dikuatkan oleh keterangan Abu Rafi’, pembantu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Pada waktu itu, ketika aku masih kanak-kanak, aku menjadi pembantu di rumah Abbas bin Abdul Muththalib. Ternyata, pada waktu itu, Islam sudah masuk ke dalam rumah tangganya. baik Abbas maupun Ummul Fadhal, keduanya sudah masuk Islam. Akan tetapi, Abbas takut kaumnya mengetahui dan terpecah-belah, lalu ia menyembunyikan keislamannya.

Senin, 12 Desember 2016

Zainab binti khuzaimah

Zainab binti Khuzaimah Nasab dan Masa Pertumbuhannya Nama lengkap Zainab adalah Zainab binti Khuzaimah bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah. Ibunya bemama Hindun binti Auf bin Harits bin Hamathah. Berdasarkan asal-usul keturunannya, dia termasuk keluarga yang dihormati dan disegani. Tanggal lahirnya tidak diketahui dengan pasti, namun ada riwayat yang rnenyebutkan bahwa dia lahir sebelum tahun ketiga belas kenabian. Sebelum memeluk Islam dia sudah dikenal dengan gelar Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin) sebagaimana telah dijelaskan dalam kitab Thabaqat ibnu Saad bahwa Zainab binti Khuzaimali bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah adalah Ummul-Masakin. Gclar tersebut disandangnya sejak masa jahiliah. Ath-Thabary, dalam kitab As-Samthus-Samin fi Manaqibi Ummahatil Mu’minin pun di terangkan bahwa Rasulullah. menikahinya sebelum beliau menikah dengan Maimunah, dan ketika itu dia sudah dikenal dengan sebutan Ummul-Masakin sejak zaman jahiliah. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa Zainab binti Khuzaimah terkenal dengan sifat kemurah-hatiannya, kedermawanannya, dan sifat santunnya terhadap orang-orang miskin yang dia utamakan daripada kepada dirinya sendiri. Sifat tersebut sudah tertanarn dalam dirinya sejak memeluk Islam walaupun pada saat itu dia belum mengetahui bahwa orang-orang yang baik, penyantun, dan penderma akan memperoleh pahala di sisi Allah. Keislaman dan Pernikahannya Zainab binti Khuzaimah. termasuk kelompok orang yang pertama-tama masuk Islam dari kalangan wanita. Yang mendorongnya masuk Islam adalah akal dan pikirannya yang baik, menolak syirik dan penyembahan berhala dan selalu menjauhkan diri dari perbuatan jahiliah. Para perawi berbeda pendapat tentang nama-nama suami pertama dan kedua sebelum dia menikah dengan Rasulullah. Sebagian perawi mengatakan bahwa suami pertama Zainab adalah Thufail bin Harits bin Abdil-Muththalib, yang kemudian menceraikannya. Dia menikah lagi dengan Ubaidah bin Harits, namun dia terbunuh pada Perang Badar atau Perang Uhud. Sebagian perawi mengatakan bahwa suami keduanya adalah Abdullah bin Jahsy. Sebenarnya masih banyak perawi yang mengemukakan pendapat yang berbeda-beda. Akan tetapi, dari berbagai pendapat itu, pendapat yang paling kuat adalah riwayat yang mengatakan bahwa suami pertamanya adalah Thufail bin Harits bin Abdil-Muththalib. Karena Zainab tidak dapat melahirkan (mandul), Thufail menceraikannya ketika mereka hijrah ke Madinah. Untuk mernuliakan Zainab, Ubaidah bin Harits (saudara laki-laki Thufail) menikahi Zainab. Sebagaimana kita ketahui, Ubaidah bin Harits adalah salah seorang prajurit penunggang kuda yang paling perkasa setelah Hamzah bin Abdul-Muththalib dan Ali bin Abi Thalib. Mereka bertiga ikut melawan orang-orang Quraisy dalam Perang Badar, dan akhirnya Ubaidah mati syahid dalam perang tersebut. Setelah Ubaidah wafat, tidak ada riwayat yang menjelaskan tentang kehidupannya hingga Rasulullah menikahinya. Rasulullah menikahi Zainab karena beliau ingin melindungi dan meringankan beban kehidupan yang dialaminya. Hati beliau menjadi luluh melihat Zainab hidup menjanda, sementara sejak kecil dia sudah dikenal dengan kelemah- lembutannya terhadap orang-orang miskin. Scbagai Rasul yang membawa rahmat bagi alam semesta, beliau rela mendahulukan kepentingan kaum muslimin, termasuk kepentingan Zainab. Beiau senantiasa memohon kepada Allah agar hidup miskin dan mati dalam keadaan miskin dan dikumpulkan di Padang Mahsyar bersama orangorang miskin. Meskipun Nabi. mengingkari beberapa nama atau julukan yang dikenal pada zaman jahiliah, tetapi beiau tidak mengingkari julukan “ummul-masakin” yang disandang oleh Zainab binti Khuzaimah. Menjadi Ummul-Mukminin Tidak diketahui dengan pasti masuknya Zainab binti Khuzaimah ke dalam rumah tangga Nabi ., apakah sebelum Perang Uhud atau sesudahnya. Yang jelas, Rasulullah . menikahinya karena kasih sayang terhadap umamya walaupun wajah Zainab tidak begitu cantik dan tidak seorang pun dari kalangan sahabat yang bersedia menikahinya. Tentang lamanya Zainab berada dalam kehidupan rumah tangga Rasulullah pun banyak tendapat perbedaan. Salah satu pendapat mengatakan bahwa Zainab memasuki rumah tangga Rasulullah selama tiga bulan, dan pendapat lain delapan bulan. Akan tetapi, yang pasti, prosesnya sangat singkat kanena Zainab meninggal semasa Rasulullah hidup. Di dalam kitab sirah pun tidak dijelaskan penyebab kematiannya. Zainab meninggal pada usia relatif muda, kurang dari tiga puluh tahun, dan Rasulullah yang menyalatinya. Allahu A’lam. Hidupnya bersama RasuluLlah, hanya singkat. Antara 4 sampai 8 bulan. Zainab terkenal dengan julukan Ummul Masaakiin, karena kedermawanannya terhadap kaum miskin. Zainab meninggal, ketika Rasulullah masih hidup. Dan Rasulullah sendiri menshalati jenazahnya. Zainablah yang pertama kali dimakamkan di Baqi. Semoga rahmat Allah senantiasa menyertai Sayyidah Zainab binti Khuzaimah. dan semoga Allah memberinya tempat yang layak di sisinya.amin.

Senin, 05 Desember 2016

Bank syariah muamalat

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.

Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.

Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 4,3 juta nasabah melalui 457 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 1996 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Selain itu Bank Muamalat memiliki produk shar-e gold dengan teknologi chip pertama di Indonesia yang dapat digunakan di 170 negara dan bebas biaya diseluruh merchant berlogo visa. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong).