Sabtu, 31 Desember 2016

Kejujuran Seorang Penebang Kayu

Alkisah hiduplah seorang penebang kayu. Saban hari dia bersama istrinya pergi ke hutan untuk memotong kayu pilihan. Kayu yang didapatkannya kemudian dia jual untuk hidup sehari-harinya. Untuk menuju hutan, dia harus melewati sebuah sungai yang airnya sangat deras dan jernih.

Suatu hari, selesai dari pekerjaannya, dia bersama istrinya pun membasuh muka di sungai yang setiap hari selalu mereka lewati tersebut. Sang penebang kayu meletakkan kapaknya di atas batu. Akan tetapi, setelah selesai membersihkan badannya, betapa terkejutnya sang penebang kayu ketika dia tak mendapati kapak miliknya di atas batu tempat dia meletakkannya tadi. Istrinya pun tak kalah terkejutnya.

Sang penebang kayu dan istrinya pun mencari kapak tersebut. Mereka hampir putus asa karena kapak itu tidak kunjung mereka dapatkan. Akhirnya, sang penebang kayu berdoa dan memohon kepada Dewata.

“Dewa, kami telah kehilangan sebuah kapak. Kapak itu sangat berarti bagi kami. Dengan kapak itulah keluarga kecil kami hidup. Tolonglah, Dewa! Kami mohon kembalikan kapak kami!”

Dewa pun mendengar ketulusan doa sang penebang kayu. Dewa pun menyodorkan sebuah kapak emas kepada sang penebang kayu.

“Apakah kapak emas ini yang kau cari?” tanya Dewa.

“Bukan, Dewa. Kami tak pernah memiliki sebuah kapak emas seindah itu,” jawab sang penebang kayu.

Dewa pun kemudian menyodorkan lagi sebuah kapak. Kali ini bukan sebuah kapak emas, tetapi sebuah kapak berlapis perak.

“Apakah ini kapakmu yang hilang itu?” tanya Dewa lagi.

“Bukan, Dewa. Bukan kapak berlapis perak itu yang kami cari dan kami butuhkan. Kapak kami sudah agak tua dan usang karena saban hari kami gunakan,” jawab sang penebang kayu.

Dewa tersenyum mendengar jawaban jujur sang penebang kayu. Akhirnya diberikanlah kapak tua dan usang yang sama persis dengan kapak sang penebang kayu.

“Inikah kapak yang kau cari?” tanya Dewa.

“Benar, Dewa. Inilah kapak yang kami minta dan kami butuhkan,” jawab sang penebang kayu setelah diamatinya kapak tua dan usang pemberian Dewata. Sang penebang kayu merasa bahwa memang kapak itulah miliknya yang hilang.

“Terima kasih, Dewa,” ujar sang penebang kayu sambil mohon diri kepada Dewa.

“Tunggu,” kata Dewa, “karena Aku tahu, kau adalah orang yang jujur, maka bawalah semua kapak yang kautolak tadi. Bawalah pulang kapak emas dan kapak berlapis perak itu serta. Semuanya kuberikan padamu, semuanya telah menjadi milikmu sekarang.”

“Baiklah. Terima kasih, Dewa,” jawab sang penebang kayu dan istrinya.

Hari mulai petang ketika sang penebang kayu dan istrinya melangkah pulang ke rumah mereka dengan hati yang riang.
***

Beberapa waktu kemudian... Sang penebang kayu dan istrinya masih pergi ke hutan untuk menebang kayu pilihan.

Suatu hari, selesai dari pekerjaannya, dia bersama istrinya pun membasuh muka di sungai yang setiap hari selalu mereka lewati tersebut. Akan tetapi, betapa terkejutnya sang penebang kayu ketika tiba-tiba istrinya terjatuh dan hanyut terbawa arus sungai yang deras itu. Segera saja sang penebang kayu melompat mengejar istrinya yang hanyut.

Namun, sia-sia saja usaha sang penebang kayu untuk menyusul dan menyelamatkan istrinya. Sang penebang kayu terduduk lemas dan ia putus asa. Di tengah keputusasaannya, sang penebang kayu teringat akan Dewata yang telah mengembalikan kapaknya dan memberinya kapak emas dan perak. Dengan segala kerendahan hati, sang penebang kayu pun kembali memohon kepada Dewata untuk mengembalikan istrinya.

“Dewa, engkau tahu betapa malangnya diriku. Jiwaku kosong setelah derasnya arus sungai ini melenyapkan istriku. Dewa, kasihanilah aku, kembalikan istriku, aku mohon,” lirih doa sang penebang kayu.

Dewa pun mendengar getaran doa sang penebang pohon. Dewa pun menghadirkan seorang perempuan yang sungguh jelita di hadapan sang penebang kayu.

“Apakah dia adalah istrimu?” tanya Dewa.

Sang penebang kayu pun takjub akan kecantikan dan kemolekan perempuan itu. Seumur hidupnya, baru kali ini sang penebang kayu melihat seorang perempuan seindah itu.

Setelah sejenak termenung, akhirnya sang penebang kayu pun menghela napas dan menjawab pertanyaan Dewa, “Benar, Dewa! Perempuan ini adalah istriku yang hanyut.”

Sang Dewa pun heran mendengar jawaban penebang kayu.

“Wahai, mengapa kau tidak jujur padaku? Dahulu ketika kapakmu hilang, kau mampu berkata jujur. Akan tetapi, kenapa giliran istrimu yang hanyut, kau langsung mengiyakan ketika kuhadirkan kepadamu seorang perempuan cantik nan jelita? Apakah perempuan cantik telah melenakanmu?” tanya Dewa setengah menghardik.

Apa jawaban penebang kayu kepada Dewata?
“Dewa, maafkan ketidakjujuran hamba ini. Mohon dengarlah isi hatiku, Dewa! Dahulu, ketika aku kehilangan sebuah kapak, aku menjawab jujur bahwa kapak emas dan perak itu bukanlah milikku. Atas kejujuranku, engkau malah memberikannya semua kepadaku, Dewa. Maka aku pun membawanya pulang, menyimpan, dan merawat semua kapak itu di rumah kecilku.

“Namun, sekarang ketika istriku hanyut, engkau menghadirkan kepadaku seorang perempuan cantik. Maka dengan sangat terpaksa aku mengiyakannya bahwa perempuan cantik itu memang istriku, Dewa! Sebab, aku sanggup menyimpan dan  merawat sebuah kapak emas dan sebuah kapak berlapis perak di rumahku. Namun, sepertinya aku tak akan sanggup bila harus menjaga, merawat, dan menghidupi dua orang—atau mungkin lebih—perempuan cantik yang pasti akan kau berikan juga kepadaku kalau aku menjawab jujur! Maka, lebih baik aku membawa pulang seorang saja perempuan cantik ini, ketimbang aku harus hidup bersama beberapa istri sekaligus!” jawab sang penebang kayu.

Ratusan mill dapat ditempuh dimulai dengan satu langkah

stei sebi
   Ini langkahku. Langkah awal yang akan menjadi sebuah sejarah. Sejarah peradaban yang akan membangun Indonesia untuk menjadi bangsa yang lebih baik, mampu menunjukkan taringnya, mampu menunjukkan keanggunannya, sederhana. Sesederhana untuk dapat memberikan yang terbaik.
Bermula dari sebuah mimpi. Begitu sederhana, tapi bukan berarti menyederhanakan mimpi. Sebuah kesuksesan yang berorientasi pada kebermanfaatan. Sebuah mimpi untuk berbagi, untuk merasakan rasa kebersamaan.
   Pilihan ini tertuju pada sebuah kampus yang mungkin belum pernah terpikirkan sama sekali saat duduk di SMA dulu. Mengenal jurusan-jurusannya pun tidak. Jadi teringat ketika pertama kali menginjak kampus ini.
   Langkah awal yang begitu terekam. Langkah awal yang begitu mendebarkan. Langkah awal yang banyak memberi harapan. Langkah awal yang sangat menentukan.
Dari sinilah semua bermula, penuh doa, mimpi, dan harapan.. Seperti sesosok mentari yang memberikan harapan pada kehidupan setiap makhluk bumi ini. Terus bersinar dan menerangi.

Rabu, 21 Desember 2016

PENGETAHUAN AL QUR'AN

Semua yang telah kita pelajari sejauh ini memperlihatkan kita akan satu kenyataan pasti: Al Qur'an adalah kitab yang di dalamnya berisi berita yang kesemuanya terbukti benar. Fakta-fakta ilmiah serta berita mengenai peristiwa masa depan, yang tak mungkin dapat diketahui di masa itu, dinyatakan dalam ayat-ayatnya. Mustahil informasi ini dapat diketahui dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi masa itu. Ini merupakan bukti nyata bahwa Al Qur'an bukanlah perkataan manusia. Al Qur'an adalah kalam Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta segala sesuatu dari ketiadaan. Dialah Tuhan yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dalam sebuah ayat, Allah menyatakan dalam Al Qur'an "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (Al Qur'an, 4:82) Tidak hanya kitab ini bebas dari segala pertentangan, akan tetapi setiap penggal informasi yang dikandung Al Qur'an semakin mengungkapkan keajaiban kitab suci ini hari demi hari. Apa yang menjadi kewajiban manusia adalah untuk berpegang teguh pada kitab suci yang Allah turunkan ini, dan menerimanya sebagai satu-satunya petunjuk hidup. Dalam salah satu ayat, Allah menyeru kita:

وَهَـٰذَا كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

"Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (Al Qur'an,Al-An'am 6:155) Dalam beberapa ayat-Nya yang lain, Allah menegaskan:

وَقُلِ الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ ۖ فَمَن شَاء
َ فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاءَ فَلْيَكْفُرْ ۚ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا ۚ وَإِن يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ ۚ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا

"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek." (Al Qur'an,Al-Kahf 18:29)

كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ ﴿١١
فَمَن شَاءَ ذَكَرَهُ ﴿١٢

"Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan, (11) maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya, (12)" (Al Qur'an,Abasa 80:11-12)

INFORMASI MENGENAI PERISTIWA MASA DEPAN DALAM AL QUR'AN

Sisi keajaiban lain dari Al Qur'an adalah ia memberitakan terlebih dahulu sejumlah peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang. Ayat ke-27 dari surat Al Fath, misalnya, memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman bahwa mereka akan menaklukkan Mekah, yang saat itu dikuasai kaum penyembah berhala:
لَّقَدْ صَدَقَ اللَّـهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ ۖ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إِن شَاءَ اللَّـهُ آمِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ ۖ فَعَلِمَ مَا لَمْ
تَعْلَمُوا فَجَعَلَ مِن دُونِ ذَٰلِكَ فَتْحًا قَرِيبًا
"Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat." (Al Qur'an,Al-Fath 48:27) Ketika kita lihat lebih dekat lagi, ayat tersebut terlihat mengumumkan adanya kemenangan lain yang akan terjadi sebelum kemenangan Mekah. Sesungguhnya, sebagaimana dikemukakan dalam ayat tersebut, kaum mukmin terlebih dahulu menaklukkan Benteng Khaibar, yang berada di bawah kendali Yahudi, dan kemudian memasuki Mekah. Pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan hanyalah salah satu di antara sekian hikmah yang terkandung dalam Al Qur'an. Ini juga merupakan bukti akan kenyataan bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah, Yang pengetahuan-Nya tak terbatas. Kekalahan Bizantium merupakan salah satu berita tentang peristiwa masa depan, yang juga disertai informasi lain yang tak mungkin dapat diketahui oleh masyarakat di zaman itu. Yang paling menarik tentang peristiwa bersejarah ini, yang akan diulas lebih dalam dalam halaman-halaman berikutnya, adalah bahwa pasukan Romawi dikalahkan di wilayah terendah di muka bumi. Ini menarik sebab "titik terendah" disebut secara khusus dalam ayat yang memuat kisah ini. Dengan teknologi yang ada pada masa itu, sungguh mustahil untuk dapat melakukan pengukuran serta penentuan titik terendah pada permukaan bumi. Ini adalah berita dari Allah yang diturunkan untuk umat manusia, Dialah Yang Maha Mengetahui.

Minggu, 18 Desember 2016

BERHENTI SEJENAK

Seorang tukang kayu datang terlambat pagi hari ini. Ia harus memandikan dulu anaknya yang rewel. Namun sebagai akibatnya ia harus kehilangan biaya transportnya hari itu karena ia sudah terlambat 30 menit. Saat bekerjapun gergaji mesinnya rusak , maka saat itu ia hanya bekerja setengah hari saja. Saat akan kembali pulangpun mobil tuannya mogok, melihat kejadian demi kejadian, sang majikan berinisiatif mengantarkannya pulang. Sepanjang perjalanan si tukang kayu memasang wajah sedih dan lesu. Wajahnya tersebut tetap dipertahankan hingga didepan rumah. Namun, Sebelum masuk perkarangan rumah ia duduk berjongkok menghadap ke sebatang pohon kecil diperkarangan rumahnya. Ia memegang sambil memejamkan mata, mulutnya kumat-kamit mengucap sesuatu. Dan ajaibnya setelah apa  yang dia lakukan ia menjadi orang yang berbeda. Senyumnya mengembang, wajahnya cerah meski di penuhi oli. Dan lebih bersemangat, seakan rangkaian masalah yang baru saja dialaminya menjadi hilang. Ia menyalamiku dengan mantab, dengan kata-kata yang positif mengajakku masuk kedalam rumahnya yang sederhana namun bersahaja. Saat pintu dibukakan, anaknya menyambutnya dengan pelukan dan ciuman hangat. “sungguh kedamaian di dalam surga dunia” pikir sang majikan. Saat sang majikan hendak pulang, si tukang kayu mengantarnya sampai kedepan rumah. Dan kembali melewati pohon ajaib si tukang kayu tadi. Merasa penasaran sang majikan menanyakan perihal pohon kecil yang ada diperkarangan tukang kayu. “Itu adalah pohon masalah, setiap ada masalah selalu aku gantungkan dulu ke pohon ini. Agar masalah itu tidak berakibat buruk pada istri dan anakku. Aku berencana mengambilnya esok hari. Tetapi anehnya saat hendak diambil masalahnya semakin berkurang atau bahkan hilang dicuri orang. Merenung. Pernahkah kita merenung? Renungan biasanya dilakukan ketika hati sedang diliputi kebahagiaan di suasana yang tenang. Maka tak ayal hal-hal yang menyenangkan saja yang akan ada dalam renungan kita. Pernahkan kita merenung ketika diterpa masalah. Saat gelombang ujian bergulung-gulung menerjang kita. Padahal seharusnya saat itulah kita merenung. Untuk mendapatkan jawaban atas masalah yang meninmpa kita. Saya terkesima dengan kebiasaan karib saya saat menjawab pertanyaan wawancara. Saat itu saya sebagai penguji menyakan beberapa pertanyaan untuk pemilihan ketua SEMA. Yang menarik adalah setelah selesai mendengar pertanyaan beliau selalu berkata, “Boleh saya berfikir 2 menit?”  dan setelah dua menit dia memberikan jawaban yang luar biasa. Hal semacam ini jarang dilakukan oleh kebanyakan orang. Dan hamper keseluruhan peserta yang di seleksi mereka memberikan jawaban langsung. Berhentilah sejanak. Atur nafas panjang untuk melanjutkan perjalanan yang jauh lebih panjang. Dalam perjalanan hidup seseorang hidup dan dibesarkan dari sedikit banyaknya masalah yang diselesaikan. Maka kita perlu waktu berfikir jernih agar Nampak solusi yang nyata dari masalah kita. Penyelesaian masalah itu seperti air dalam kubangan. Jika terlalu banyak gerakan maka tidak akan terlihat isi didalam kubangan, namun jika air tenang maka akan jelas apa saja yang ada dalam kubangan. Dalam islam kita mengenal sholat sebagai media renungan. Sebagai media persingggahan dalam perjalanan panjang yang melelahkan. Tempat untuk meletakan hati menyerahkan kembali masalah kepada pemiliknya. Meminta jalan petunjuk untuk keluar dengan cara-Nya. Maka shalat adalah tiang agama. Karena kita telah melalui jalan agama. Kebaikan-kebaikan yang dihasilkan adalah produk dari pendidikan akhlak. Maka agama tidak dapat dipisahkan dari segi apapun jika menginginkan kehidupan yang ideal. Jika sekarang kita berfikir Sholat adalah beban dari kewajiban seseorang yang beragama, maka ada yang salah dengan kehidupan beragama kita. Kita belum membuka mata dengan keajaiban-keajaiban agama, kita temakan oleh hasutan-hasutan dunia yang memang melenakan.  Hasutan dunia yang memang fana, Nampak ada namun sebenarnya tidak ada.

Jumat, 16 Desember 2016

Benar kah ada anak malas dan bodoh

Setiap anak terlahir dengan potensi kecerdasan luar biasa. Kecerdasan ini hanya bisa bertumbuh dan berkembang bila mendapat stimulasi yang sesuai.
Namun ada begitu banyak anak yang menjadi tidak cerdas dan beroperasi dengan kapasitas di bawah yang seharusnya akibat proses pendidikan dan tumbuh kembang yang tidak kondusif.
Salah satu yang membuat anak-anak kita menjadi tidak cerdas adalah karena kita menggunakan tes atau ujian sebagai indikator untuk menentukan apakah anak cerdas atau tidak, bukan indikator menentukan apakah anak sudah mengerti atau belum mengerti.
Anak yang belum mengerti dan tidak bisa mengerjakan tes dengan baik akan dilabel sebagai anak bodoh. Padahal yang benar adalah anak-anak kita ini belum mengerti.
Yang sangat disayangkan adalah banyak orangtua masih berpegang pada pemahaman bahwa nilai tes jelek berarti anak bodoh. Dan yang lebih disayangkan lagi adalah bila orangtua tidak berbuat banyak untuk membantu anak menjadi mengerti apa yang belum dimengerti.
Dari ketidakmengertian dan ketidaktahuan inilah muncul kepercayaan yang mengkristal menjadi identitas "saya bodoh". Begitu "saya bodoh" menjadi identitas diri maka ini menjadi sistem operasi yang menjalankan komputer mental mereka. Dan benar, anak kita menjadi bodoh.
Yang sangat menyedihkan adalah anak kita dipaksa untuk cerdas di semua bidang studi yang belum tentu adalah bidang kekuatannya. Sampai saat ini saya sering bingung bila menjumpai orangtua yang memaksa anaknya kuat di bidang yang bukan menjadi kekuatan si anak. Seharusnya kita membuat anak kuat di bidang yang menjadi kekuatannya.

Selasa, 13 Desember 2016

Hamzah bin abdul muthalib

Hamzah bin Abdul Muththalib Nama sebenarnya Hamzah bin Abdul Muthalib bin Hasyim, seorang paman Nabi dan saudara sepersusuannya. Dia memeluk Islam pada tahun kedua kenabian, Ia Ikut Hijrah bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan ikut dalam perang Badar, dan meninggal pada saat perang Uhud, Rasulullah menjulukinya dengan “Asadullah” (Singa Allah) dan menamainya sebagai “Sayidus Syuhada”. Ibnu Atsir berkata dalam kitab ‘Usud al Ghabah, Dalam perang Uhud, Hamzah berhasil membunuh 31 orang kafir Quraisy, sampai pada suatu saat beliau tergelincir sehingga ia terjatuh kebelakang dan tersingkaplah baju besinya, dan pada saat itu ia langsung ditombak dan dirobek perutnya . lalu hatinya dikeluarkan oleh Hindun kemudian dikunyahnya hati Hamzah tetapi tidak tertelan dan segera dimuntahkannya. Ketika Rasulullah melihat keadaan tubuh pamannya Hamzah bin Abdul Muthalib, Beliau sangat marah dan Allah menurunkan firmannya, ”Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar." (QS an Nahl 126) Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq didalam kitab, ”Sirah Ibnu Ishaq” dari Abdurahman bin Auf bahwa Ummayyah bin Khalaf berkata kepadanya “Siapakah salah seorang pasukan kalian yang dadanya dihias dengan bulu bulu itu?”, aku menjawab “Dia adalah Hamzah bin Abdul Muththalib”. Lalu Umayyah dberkata "Dialah yang membuat kekalahan kepada kami”. Abdurahman bin Auf menyebutkan bahwa ketika perang Badar, Hamzah berperang disamping Rasulullah dengan memegang 2 bilah pedang. Diriwayatkan dari Jabir bahwa ketika Rasulullah shallallahu alaihi wassalam melihat Hamzah terbunuh, maka beliau menagis. Ia wafat pada tahun 3 H, dan Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam dengan “Sayidus Syuhada”. Sumber : - Riwayat Hamzah bin Abul Muthalib dalam Usud al Ghabah Ibn Atsir, Sirah Ibn Ishaq.

abbas bin abdul muthalib

'Abbas bin Abdul Muththalib Nama sebenarnya adalah Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim, ia adalah seorang paman Nabi Shallallahu alaihi wassalam, dengan nama panggilan Abu Fadhel, ia termasuk pemukan Quraisy baik semasa jahililliyah maupun setelah Islam, ia memeluk Islam sebelum Hijrah secara diam diam dan tetap berdiam di Makkah guna dapat mengirimkan berita tentang kaum Musryikin kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Dia sempat mengikuti perang Hunain bersama Rasulullah dan termasuk pertahanan yang paling kuat, ia ikut rombongan Anshar dalam Baiat Akabah. Ia adalah paman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam dan salah seorang yang paling akrab dihatinya dan yang paling dicintainya. Karena itu, beliau senantiasa berkata menegaskan, “Abbas adalah saudara kandung ayahku. Barangsiapa yang menyakiti Abbas sama dengan menyakitiku.“ Di zaman Jahiliah, ia mengurus kemakmuran Masjidil Haram dan melayani minuman para jamaah haji. Seperti halnya ia akrab di hati Rasulullah, Rasulullah pun dekat dengannya. Ia pemah menjadi pembantu dan penasihat utamanya dalam bai’at al-Aqabah menghadapi kaum Anshar dari Madinah. Menurut sejarah, ia dilahirkan tiga tahun sebelum kedatangan Pasukan Gajah yang hendak menghancurkan Baitullah di Mekkah. Ibunya, Natilah binti Khabbab bin Kulaib, adalah seorang wanita Arab pertama yang mengenakan kelambu sutra pada Baitullah al-Haram. Pada waktu Abbas masih anak-anak, ia pemah hilang. Sang ibu lalu bernazar, kalau puteranya itu ditemukan, ia akan mengenakan kelambu sutra pada Baitullah. Tak lama antaranya, Abbas ditemukan, maka iapun menepati nazamya itu. Istrinya terkenal dengan panggilan Ummul Fadhal (ibu Si Fadhal) karena anak sulungnya bernama al-Fadhal. Wajahnya tampan. Ia duduk dibelakang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau menunaikan haji wada’-nya. Ia meninggal dunia di Syam karena bencana penyakit. Anak-anaknya yang lain sebagai berikut ; yaitu anak kedua, Abdullah, seorang ahli agama yang mendapat doa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, meninggal di Thaif. Ketiga, Qutsam, wajahnya mirip benar dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Ia pergi berjihad ke negeri Khurasan dan meninggal dunia di Samarkand. Keempat, Ma’bad, mati syahid di Afrika. Abdullah (bukan Abdullah yang pertama), orangnya baik, kaya,dan murah hati meninggal dunia di Madinah. Kelima, Puterinya, Ummu Habibah. Para ulama berbeda keterangan tentang Islamnya Abbas. Ada yang mengatakan, sesudah penaklukkan Khaibar. Ada yang mengatakan, lama sebelum Perang Badar. Katamya, ia memberitakan kegiatan kaum musyrikin kepada Nabi di Madinah, dan kaum muslimin yang ada di Mekkah banyak mendapat dukungan dari beliau. Kabamya, ia pemah menyatakan keinginannya untuk hijrah ke Madinah, tapi Rasulullah menyatakan, “engkau lebih baik tinggal di Mekah “. Keterangan kedua ini dikuatkan oleh keterangan Abu Rafi’, pembantu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Pada waktu itu, ketika aku masih kanak-kanak, aku menjadi pembantu di rumah Abbas bin Abdul Muththalib. Ternyata, pada waktu itu, Islam sudah masuk ke dalam rumah tangganya. baik Abbas maupun Ummul Fadhal, keduanya sudah masuk Islam. Akan tetapi, Abbas takut kaumnya mengetahui dan terpecah-belah, lalu ia menyembunyikan keislamannya.

Senin, 12 Desember 2016

Zainab binti khuzaimah

Zainab binti Khuzaimah Nasab dan Masa Pertumbuhannya Nama lengkap Zainab adalah Zainab binti Khuzaimah bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah. Ibunya bemama Hindun binti Auf bin Harits bin Hamathah. Berdasarkan asal-usul keturunannya, dia termasuk keluarga yang dihormati dan disegani. Tanggal lahirnya tidak diketahui dengan pasti, namun ada riwayat yang rnenyebutkan bahwa dia lahir sebelum tahun ketiga belas kenabian. Sebelum memeluk Islam dia sudah dikenal dengan gelar Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin) sebagaimana telah dijelaskan dalam kitab Thabaqat ibnu Saad bahwa Zainab binti Khuzaimali bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah adalah Ummul-Masakin. Gclar tersebut disandangnya sejak masa jahiliah. Ath-Thabary, dalam kitab As-Samthus-Samin fi Manaqibi Ummahatil Mu’minin pun di terangkan bahwa Rasulullah. menikahinya sebelum beliau menikah dengan Maimunah, dan ketika itu dia sudah dikenal dengan sebutan Ummul-Masakin sejak zaman jahiliah. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa Zainab binti Khuzaimah terkenal dengan sifat kemurah-hatiannya, kedermawanannya, dan sifat santunnya terhadap orang-orang miskin yang dia utamakan daripada kepada dirinya sendiri. Sifat tersebut sudah tertanarn dalam dirinya sejak memeluk Islam walaupun pada saat itu dia belum mengetahui bahwa orang-orang yang baik, penyantun, dan penderma akan memperoleh pahala di sisi Allah. Keislaman dan Pernikahannya Zainab binti Khuzaimah. termasuk kelompok orang yang pertama-tama masuk Islam dari kalangan wanita. Yang mendorongnya masuk Islam adalah akal dan pikirannya yang baik, menolak syirik dan penyembahan berhala dan selalu menjauhkan diri dari perbuatan jahiliah. Para perawi berbeda pendapat tentang nama-nama suami pertama dan kedua sebelum dia menikah dengan Rasulullah. Sebagian perawi mengatakan bahwa suami pertama Zainab adalah Thufail bin Harits bin Abdil-Muththalib, yang kemudian menceraikannya. Dia menikah lagi dengan Ubaidah bin Harits, namun dia terbunuh pada Perang Badar atau Perang Uhud. Sebagian perawi mengatakan bahwa suami keduanya adalah Abdullah bin Jahsy. Sebenarnya masih banyak perawi yang mengemukakan pendapat yang berbeda-beda. Akan tetapi, dari berbagai pendapat itu, pendapat yang paling kuat adalah riwayat yang mengatakan bahwa suami pertamanya adalah Thufail bin Harits bin Abdil-Muththalib. Karena Zainab tidak dapat melahirkan (mandul), Thufail menceraikannya ketika mereka hijrah ke Madinah. Untuk mernuliakan Zainab, Ubaidah bin Harits (saudara laki-laki Thufail) menikahi Zainab. Sebagaimana kita ketahui, Ubaidah bin Harits adalah salah seorang prajurit penunggang kuda yang paling perkasa setelah Hamzah bin Abdul-Muththalib dan Ali bin Abi Thalib. Mereka bertiga ikut melawan orang-orang Quraisy dalam Perang Badar, dan akhirnya Ubaidah mati syahid dalam perang tersebut. Setelah Ubaidah wafat, tidak ada riwayat yang menjelaskan tentang kehidupannya hingga Rasulullah menikahinya. Rasulullah menikahi Zainab karena beliau ingin melindungi dan meringankan beban kehidupan yang dialaminya. Hati beliau menjadi luluh melihat Zainab hidup menjanda, sementara sejak kecil dia sudah dikenal dengan kelemah- lembutannya terhadap orang-orang miskin. Scbagai Rasul yang membawa rahmat bagi alam semesta, beliau rela mendahulukan kepentingan kaum muslimin, termasuk kepentingan Zainab. Beiau senantiasa memohon kepada Allah agar hidup miskin dan mati dalam keadaan miskin dan dikumpulkan di Padang Mahsyar bersama orangorang miskin. Meskipun Nabi. mengingkari beberapa nama atau julukan yang dikenal pada zaman jahiliah, tetapi beiau tidak mengingkari julukan “ummul-masakin” yang disandang oleh Zainab binti Khuzaimah. Menjadi Ummul-Mukminin Tidak diketahui dengan pasti masuknya Zainab binti Khuzaimah ke dalam rumah tangga Nabi ., apakah sebelum Perang Uhud atau sesudahnya. Yang jelas, Rasulullah . menikahinya karena kasih sayang terhadap umamya walaupun wajah Zainab tidak begitu cantik dan tidak seorang pun dari kalangan sahabat yang bersedia menikahinya. Tentang lamanya Zainab berada dalam kehidupan rumah tangga Rasulullah pun banyak tendapat perbedaan. Salah satu pendapat mengatakan bahwa Zainab memasuki rumah tangga Rasulullah selama tiga bulan, dan pendapat lain delapan bulan. Akan tetapi, yang pasti, prosesnya sangat singkat kanena Zainab meninggal semasa Rasulullah hidup. Di dalam kitab sirah pun tidak dijelaskan penyebab kematiannya. Zainab meninggal pada usia relatif muda, kurang dari tiga puluh tahun, dan Rasulullah yang menyalatinya. Allahu A’lam. Hidupnya bersama RasuluLlah, hanya singkat. Antara 4 sampai 8 bulan. Zainab terkenal dengan julukan Ummul Masaakiin, karena kedermawanannya terhadap kaum miskin. Zainab meninggal, ketika Rasulullah masih hidup. Dan Rasulullah sendiri menshalati jenazahnya. Zainablah yang pertama kali dimakamkan di Baqi. Semoga rahmat Allah senantiasa menyertai Sayyidah Zainab binti Khuzaimah. dan semoga Allah memberinya tempat yang layak di sisinya.amin.

Senin, 05 Desember 2016

Bank syariah muamalat

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.

Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.

Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 4,3 juta nasabah melalui 457 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 1996 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Selain itu Bank Muamalat memiliki produk shar-e gold dengan teknologi chip pertama di Indonesia yang dapat digunakan di 170 negara dan bebas biaya diseluruh merchant berlogo visa. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong).


Rabu, 30 November 2016

Hal-Hal Yang Kita Sepelekan

Apakah anda tau ?
Bahwa ikan yg ribuan tahun lalu menelan Nabi Yunus As itu ternyata masih hidup sampai sekarang, bahkan sampai hari kiamat. hal ini sdh dijelaskan dalam al-Qur'an: andai Yunus itu tidak beristighfar, tentu ia akan tinggal dalam perut ikan tersebut sampai hari kebangkitan..
Apakah anda tau ?
bahwa janin semasa dalam kandungan perut ibunya, dia dilihatkan perjalanan hidupnya mulai dr lahir sampai mati, karena itu, terkadang ketika kita berkunjung ke beberapa tempat yang baru, tp seolah tempat tersebut sudah tidak asing bagi kita.
Apakah anda tau ?
di saat bersin, seluruh anggota tubuh kita berhenti berfungsi, seolah mati, ini terjadi dalam hitungan detik, setelah itu berfungsi normal kembali, inilah kenapa dalam islam di sunnahkan membaca alhamdulillah setelah bersin, sebagai ungkapan syukur atas berfungsinya kembali seluruh anggota badan kita.
Apakah anda tau ?
menguap itu bukan tanda bahwa kita mengantuk, tapi itu adalah pertanda bahwa tubuh kita butuh tambahan oksigen
Apakah anda tau ?
bahwa memakan kurma dalam jumlah genap itu akan menghasilkan gula darah, karena itu Rasulullah menganjurkan kita untuk memakannya dalam jumlah ganjil, agar berubah menjadi karbohidrat.
Apakah anda tau?
bahwa tepat setelah dikumandangkannya azan itu adalah waktu yang mustajab untuk berdoa.
Apakah anda tau ?
di mana dosa-dosa kita diletakkan ketika kita shalat?
Nabi Muhammad saw bersabda: "sesungguhnya seorang hamba ketika menunaikan shalat, dia membawa serta semua dosa-dosanya, kemudian dosa-dosa itu d taruh di atas kepala dan kedua pundaknya, maka ketika tiap kali ia ruku' atau sujud berjatuhanlah dosa-dosa tersebut".
wahai orang-orang yang biasa tergesa-gesa dalam shalatnya, tenanglah... dan tahanlah lebih lama ruku' dan sujudmu, agar lebih banyak lagi berguguran dosa-dosamu.
Apakah anda tau ?
diceritakan ada seorang wanita soleha yg meninggal, maka tiap kali penduduk desa ziarah kubur, mereka mencium harumnya mawar dr dalam kubur, kemudian suaminya menjelaskan, bahwa istrinya itu semasa hidup selalu membaca surah al-mulk, setiap mau tidur..
sesungguhnya surat al-mulk itu menyelamatkan dari siksa kubur.
Apakah anda tau ?
ketika kita membaca ayat kursi tiap usai shalat, maka tidak ada penghalang antara kita dan surga kecuali maut.
Apakah anda tau?
bahwa para malaikat mendoakan kita ketika usai shalat, karena itu jangan terburu untuk beranjak dari posisi duduk shalat kita.


Halawatul Iman

Saudaraku,
sungguh indah ungkapan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam berikut, Beliau bersabda:

ثَلَاثٌ مَنْ كٌنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الِإيْمَانِ؛ أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سَوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا ِللهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ في النَّارِ

Tiga hal yang bisa membuat seseorang bisa merasakan manisnya keimanan: Mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari yang lain, mencintai seseorang karena Allah, dan tidak mau kembali kepada kekufuran sebagaimana ia tidak mau dilemparkan ke dalam api. (H.R. Bukhari Muslim)
Imam Nawawi, ketika mengomentari hadits ini di dalam Syarh Muslim menerangkan, makna halawatul Iman adalah:

اِسْتِلْذَاذ الطَّاعَات

(Merasakan nikmatnya melakukan ketaatan)
Seorang hamba yang sudah mendapatkan manisnya iman akan merasa nikmat dalam melakukan ketaatan. Segala perintah Allah akan terasa ringan baginya. Semua larangan Allah akan dengan mudah ditinggalkannya. Ketaatan baginya bukanlah beban. Larangan Allah untuknya bukanlah pembatasan kebebasan, atau pengekangan, tapi akan ia rasakan sebagai suatu bentuk kasih sayang Allah agar ia selamat, baik di dunia maupun di akhirat.

تَحَمُّلِ المَشَقَّات فِي رِضَا الله عَزَّ وَجَلَّ، وَرَسُوله - صلى الله عليه وسلم - وَإِيثَار ذَلِكَ عَلَى عَرَضِ الدُّنْيَا

(Rela memikul seberat apapun beban dan kesulitan, demi mengharap ridha Allah dan Rasul-Nya, dan lebih memilih ridha Allah dan Rasul-Nya ketimbang tawaran keduniaan)
Rasulullah dan para Sahabat Beliau yang mulia adalah tauladan kita semua dalam hal ini. Ingatkah kita, bagaimana pada suatu ketika, di saat pengaruh Islam semakin melebar luas, datanglah kepada Rasulullah beberapa orang pembesar kaum musyrikin Mekkah menawarkan beliau kedudukan, harta dan wanita. Namun, semua tawaran itu dengan tegas Beliau tolak. Ridha Allah lebih beliau pilih daripada ridha manusia, dakwah dan risalah ini lebih besar dan berharga bagi Beliau dari semua tawaran-tawaran tersebut. Ingatkah kita juga, sahabat Rasulullah yang bernama Suhaib Ar Rumy, yang ketika hendak hijrah ke Madinah, ditengah jalan ia dicegat oleh sekelompok kafir Mekkah, dengan berani ia berkata: "Biarkan saya pergi, dan ambil oleh kalian semua harta yang aku tinggalkan!". Subhanallah…Begitulah, ia lebih mencintai dan mengharapkan ridha Allah dan Rasulullah –Nya daripada kesenangan dunia. Akankah sama hal kita dengan mereka jika seandainya kita mendapat tawaran kesenangan yang serupa? Akankah kita akan tegar di jalan dakwah ketika sudah diberikan kemewahan dan kesenangan dunia? Manusia, ketika sulit, kebanyakan kuat imannya, namun ketika diberi kesenangan, banyak yang lupa diri. Na'uzubillah.

وَمَحَبَّة الْعَبْد رَبّه ـ سُبْحَانه وَتَعَالَى ـ بِفِعْلِ طَاعَته، وَتَرْكِ مُخَالَفَته، وَكَذَلِكَ مَحَبَّة رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم

(Mencintai Allah dengan melaksanakan ketaataatan terhadapnya, meninggalkan laranganNya, serta mencintai Rasulullah Saw.)
Saudaraku,
Rasulullah mensifati keimanan di sini sebagai sesuatu yang manis. Manisnya makanan dapat terasa di lidah jika kondisi badan sedang sehat, bilamana badan tak sehat rasa manis itu pun hilang. Begitu juga halnya iman, manisnya tidak akan dirasa jika iman bermasalah…
Saudaraku,
Manisnya iman terlihat di dalam keluasan dan kelapangan dada, baik di dalam senang maupun susah. Ia akan tampak dalam bentuk kekuatan menanggung beban dan menghadapi kesulitan. Seseorang yang mendapatkan manisnya iman akan selalu merasakan kedekatan dengan Allah, selalu yakin akan janji-Nya, ridha akan ketentuan-Nya, dan berpasrah diri di hadapan-Nya. Orang itu akan memiliki manhaj hidup yang jelas berdasarkan keimanan, dia akan menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, walau bertentangan dengan keinginannya dan kehendaknya. Ia juga akan menjaga dan mempererat hubungannya dengan Allah, manusia, dan semua yang berada di alam ini.
Manisnya iman akan melahirkan keridhaan akan segala ketentuan Allah. Betapa tidak, iman yang menghunjam di dalam dada memberikannya keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas ketentuan-Nya, dan ketentuan-Nya itulah yang terbaik. Bukankah segala sesuatu dalam diri adalah milik Allah dan kita hanya dititipi? Maka ketika Allah mengambilnya yang lahir adalah rasa sabar, dan jika Allah menambahkannya yang timbul adalah kesyukuran.
Rasulullah saw bersabda:

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ.

Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin itu, segala perkara baik baginya dan itu tidak terjadi kepada selain orang mukmin. Jika ia diberi kesenangan ia bersyukur, dan itu adalah terbaik baginya. Dan jika ia ditimpa kesulitan ia bersabardan itu adalah terbaik baginya. (HR. Muslim)
Manisnya iman akan melahirkan keyakinan bahwa Allah sangat sayang kepadanya. Bahkan ketika ia terjatuh ke kubang dosa dan maksiat, Allah tetap melimpahkan nikmat-Nya. Dan bila ia bertobat Allah akan sangat gembira seraya membuka pintu maaf-Nya selebar-lebarnya. Dalam shoheh Muslim (Juz 8 Hal. 92. Hadits ke: 7131) di ceritakan sebuah gambaran tentang betapa senangnya Allah kepada seorang hamba-Nya yang bertaubat. Seorang yang dalam perjalanan, bersamanya kuda dan segala perbekalan. kemudian ia tertidur namun ketika terbangun ia tidak menemukan kudanya lagi lalu ia mencari dan terus mencari hingga ia tak sanggup lagi karena kelelahan. Ia pun pasrah dan tertidur. Tiba-tiba ia terbangun dan di sampingnya telah ada kuda dan perbekalannya. Ia kemudian berucap: "Allah, engkau hambaku dan Aku tuhanMu" Saking senangnya ia tersalah dalam ucapan. Kata Rasulullah: "Allah lebih senang dengan taubatnya seorang hamba dari senangnya pemilik kuda ini ketika menemukan kudanya kembali…"
Coba kembali renungkan, dalam tafakkur dan muhasabah, renungkan berbagai peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, niscaya di sana kita akan melihat dan merasakan, betapa besar kasih sayang-Nya kepada kita…
Saudaraku,
Manisnya iman itu harus di cari dan diusahakan, salah satu tips agar kita merasakan manisnya iman adalah, kita harus memiliki satu amalan yang dirahasiakan. cukup kita dan Allah saja yang tahu, rahasiakan amalan itu walau kepada orang terdekat kepada kita sekalipun. Dan satu lagi, untuk meraih manisnya iman banyak-banyaklah berdoa seperti sebuah doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw:

اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ، وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَالْعَمَلَ الَّذِي يُبَلِّغُنِي حُبَّكَ، اللهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي، وَأَهْلِي، وَمِنْ الْمَاءِ الْبَارِدِ
- جامع الترمذي، كتاب الدعوات

Ya Allah, sesungguhnya aku meminta cintaMu, kecintaan orang yang mencintaiMu, juga amalan yang menyampaikanku kepada kecintaan terhadapMu. Ya Allah, jadikanlah kecintaan terhadapMu melebihi kecintaanku terhadap diriku, hartaku dan air yang dingin


Ma'rifatu Rosul




MAKALAH AKIDAH AKHLAK


DISUSUN OLEH :
RUDIANTO
M. ZEDI ALVI KUMAL
RAFIE SATYA ANJIASTORO
REFIALDI DWI PUTRANTO




Fakultas :Ekonomi Prodi :Perbangkan Syariah
STEI SEBI Depok,2016

Daftar Isi :

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………....2
III. PENUTUP………………………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………….














Kata Pengantar


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan selalu puja serta syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang sederhana tetapi luar biasa karena pembahasannya yaitu mengenal Rasulullah.
Makalah ini telah kami susun dengan usaha kami yang maksimal dan serta diiringi dengan doa kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan beberapa buku untuk refrensi kami. Untuk itu kami sangat bersyukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Terlepas dari itu semua, kami sebagai manusia yang penuh kehilafan, menyadari sepenuhnya bahwa apabila masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Ma’rifatur Rasul bisa bermanfaat bagi kita dan bagi pembaca.

                                                                                              


Depok, 5 Oktober 2016


                                                                                                                                        Penyusun,       











Indikator Materi
1.      Menjelaskan definisi Rasul, kedudukannya, sifat-sifat dasar yang dimiliki olehnya, dan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
2.      Menjelaskan keumuman misi risalah Rasullulah dan keistimewaannya dibandingkan risalah rasul-rasul sebelumnya.















 I.  MENELASKAN DEFINISI RASUL, KEDUDUKANNYA, SIFAT-SIFAT DASAR YANG DIMILIKI OLEHNYA, DAN TUGAS-TUGAS YANG DIBEBANKAN KEPADANYA.



Nasab Rasulullah adalah Abdul Qasim, Muhammad Rasulullah bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qusyay bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Luayy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mundrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’d bin ‘Adnan
Adnan adalah salah satu putra nabi Ismail bin Ibrahim. Rasulullah adalah anak cucu nabi Ismail yang pilihan. Beliau bersabda :
“Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Ismail, kemudian Allah memilih dari Kinanah Quraisy, kemudian dari Quraisy Allah memilih Bani Hasyim kemudian Allah memilihku “(H.R Muslim).
Ibunda beliau adalah Aminah binti Wahb bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Murrah bin Ka’b bin Luayy bin Ghalib.
Beliau dilahirkan di Mekkah pada Tahun Gajah, hari Senin, Bulan Rabi’ul Awal. Terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama di kalangan para ulama di hari apa dari bulan tersebut. Ayahanda beliau meninggal ketika beliau masih dalam kandungan. Kemudian beliau disusui oleh Halimah as-Sa’diyah.
Beliau tinggal bersamanya di perkampungan Bani Sa’ad selama empat tahun. Ibunda beliau menginggal saat beliau berumur enam tahun. Lantas beliau diasuh oleh Ummu Aiman pembantunya yang beliau warisi dari ayahandanya lalu beliau diasuh oleh kakek beliau Abdul Muthalib ketika berusia delapan tahun, kake beliau wafat, maka beliau mewasiatkan pada paman beliau Abu Thalib, karena beliau adalah saudara kandung Abdullah, maka beliaupun mengasuh dan mendidik beliau dengan sebaik-baiknya.
Definisi Rasulullah
Rasul adalah seseorang yang mendapat wahyu dari Allah dengan syari’at dan ia diperintahkan untuk menyampaikannya dan mengamalkannya. Setiap rasul pasti seorang nabi, namun tidak setiap nabi itu seorang rasul, dengan demikian, jumlah nabi jauh lebih banyak dibanding jumlah rasul. Rasulullah adalah telaga keteladanan yang sekaligus menjadi mata air abadi yang memuaskan siapa saja yang haus idola. Setiap sisi kehidupan yang beliau jalani adalah lembaran - lembaran penuh hikmah yang senantiasa menjadi obor penerang bagi umatnya dalam meniti kehidupan dunia, hingga akhir kelak. Itulah sebabnya, bercermin dengan kehidupan rasulullah adalah syarat kesuksesan seorang muslim untuk mengarungi kehidupan dunia.

Kedudukan Rasulullah

Manusia tidak mungkin dapat mengenal dan mensifati Nabi Muhammad secara sempurna, sebab manusia agung ini adalah manifestasi kesempurnaan keagungan Sang Pencipta. Namun bukan berarti rasulullah jauh dari jangkauan, karena ia adalah teladan dan contoh bagi umat manusia. Hanya saja manusia agung ini tidak dapat disamakan atau disejajarkan dengan manusia-manusia lain.
Tanpa ragu bahwa pengenalan dan makrifat Allah  Subhanahu Wata’ala melalui Rasul-Nya. Semua nabi berada dibawah rasul dan ajaran mereka juga mengikuti risalah Muhammad meski mereka datang lebih dulu. Mereka diutus untuk mempersiapkan kedatangan manusia agung ini. Dengan kata lain, semua nabi berada dibawah perintah rasulullah untuk menyampaikan risalah dan misi nabi Muhammad .
Meski secara lahiriyah Nabi Muhammad berada diurutan terakhir namun pada dasarnya rasulullah merupakan manifestasi pertama ciptaan Tuhan dan juga termasuk utusan yang pertama, sementara para Nabi lain adalah penyambung risalah Nabi Muhammad . Semua menyeru kepada islam dan membenarkan risalah rasulullah serta memberi kabar gembira tentang kedatangan penghulu para nabi. Berikut ini kami sebutkan beberapa kedudukan dan derajat Rasulullah sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an :
1.   Tunduk dan Pasrah di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala
Allah Subhanahu Wata’ala dalam banyak ayat menjelaskan kedudukan dan derajat Nabi Muhammad di dunia dan akhirat. Diantara posisi istimewa itu adalah sikap tunduk dan pasrah dihadapan Tuhan. Rasulullah memiliki kepasrahan yang begitu murni sampai sampai Allah Subhanahu Wata’ala memuji kedudukan ini. (QS: Ali imran:2,Al An’am:41, 17 dan 361).
2.   Risalah Kenabian
Risalah kenabian termasuk posisi istimewa lain yang diberikan Allah Subhanahu Wata’ala kepada Nabi Muhammad. Risalah kenabian beliau memiliki memiliki keistimewaan yang khas dibanding risalah para Nabi sebelumnya. Karakteristik risalah rasul adalah sebagai penutup, penghapus risalah sebelumnya, penyempurna risalah para nabi terdahulu, ditujukan untuk seluruh umat Manusia dan sebagai rahmat bagi semesta alam. Ciri-ciri ini dimiliki oleh nabi Muhammad dan tidak dimiliki oleh para nabi sebelumnya.
Risalah Nabi-Nabi as terdahulu hanya untuk kaum tertentu saja dan sesuai dengan kondisi pada masa itu. Sementara risalah Nabi Muhammad diperuntukan bagi seluruh umat manusia dan berlaku hingga akhir zaman. Allah Subhanahu Wata’ala juga telah menjelaskan bahwa Rasulullah adalah penutup para Nabi sehingga tidak ada Nabi lain setelahnya.

3.   Pemberi Syafaat
Pemberi syafaat termasuk gelar yang disandang oleh rasul kedudukan ini juga dapat diperoleh oleh manusia biasa melalui sholat tahajud dan sholat sunnah di pertengahan malam. Hanya saja syafaat yang dimiliki rasul adalah syafaat yang bersifat mutlak Allah Subhanahu Wata’ala memberi wewenang kepada rasul untuk memberi syafaat kepada umatnya kelak. Meski Allah Subhanahu Wata’ala dalam kitab sucinya tidak pernah menyebut nama seorangpun yang kelak di hari kiamat akan memberikan syafaat, namun Al-quran menyebutkan beberapa kriteria pemberi syafaat dan siapa saja yang memiliki sifat sifat tersebut berarti ia adalah pemberi syafaat di hari kiamat.
Ada beberapa golongan yang disebut Al-quran sebagai pemberi syafaat. Diantaranya adalah para nabi, malaikat, dan kaum mukmin yang sholeh. Selain itu amal perbuatan yang baik juga dapat memberikan syafaat kepada pelakunya.

4.    Kemaksuman Mutlak
Kemaksuman mutlak (kesucian mutlak) juga termasuk kedudukan lain yang dimiliki Rasul . Mazhab Syiah meyakini bahwa Nabi Muhammad dan Nabi-nabi  lain terjaga dari dosa dan maksiat, baik dosa kecil atau besar, yang disengaja atau tidak. Tujuan utama diutusnya Nabi adalah untuk memberikan petunjuk kepada seluruh umat manusia dan membimbing mereka kepada hakikat kebenaran. Pada dasarnya, Nabi adalah duta Tuhan untuk seluruh umat manusia. Beliau ditugaskan untuk memberi hidayah kepada jalan yang lurus. Apabila beliau sendiri tidak konsisten dengan ajaran Ilahi, atau bahkan mengamalkan yang sebaliknya, maka umat manusia akan tersesat dan ini bertentangan dengan tujuan pengutusan Nabi.

Allah Subhanahu Wata’ala dalam ayat 23 dan 231 surat Ali Imran menegaskan kewajiban mentaati Rasul
secara mutlak dan menganggap ketaatan kepada manusia suci ini sebagai ketaatan kepada-Nya. Perintah ini mengindikasikan kemaksuman mutlak dan sempurna yang dimiliki Rasul , sebab jika tidak demikian, tentu saja Allah Subhanahu Wata’ala akan memerintahkan manusia untuk mematuhinya dalam kasus tertentu saja. Sementara Allah Subhanahu Wata’ala menilai ketaatan kepada Rasul sama dengan ketaatan kepada-Nya dan tanpa pengecualian sama sekali. Dalam surat An-Nisa' ayat 64, Allah .. berfirman: "Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun melainkan untuk ditaati dengan izin Allah." Ketaatan mutlak kepada Nabi hanya terjadi jika beliau berada di bawah ketaatan kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan sebagai perpanjangan dari-Nya.

Metode penjelasan seperti itu dengan sendirinya membuktikan kemaksuman mutlak Rasul
. Beliau terjaga dari segala bentuk kesalahan, kekeliruan, kelupaan dan sejenisnya. Jika tidak, mustahil Allah Subhanahu Wata’ala memerintahkan manusia untuk mematuhinya secara mutlak.

5.    Hakim dan Pemberi Putusan
Di antara kedudukan dunia dan akhirat Nabi Muhammad adalah bertindak sebagai hakim dan pemberi putusan atas sebuah perkara dan sengketa yang terjadi di tengah umatnya. Selama di dunia, Nabi juga bertugas memutuskan perkara dan sengketa di tengah umat manusia berdasarkan hukum Allah ... Beliau bertindak sebagai hakim dan memberi putusan yang adil terhadap setiap kasus. Sementara di akhirat, Nabi menjadi pembagi antara penghuni surga dan neraka.

6.    Wilayah dan Kepemimpinan
Rasul mengemban tugas untuk memberi penjelasan berbagai urusan dunia dan akhirat umat manusia. Beliau menjelaskan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan wahyu. Beliau juga menjalankan roda pemerintahan yang kelak menjadi sumber manifestasi rahmat Tuhan, keadilan Islam dan simbol memerangi kezaliman.

7.    Penghambaan
Lembaran kehidupan Rasul
adalah kumpulan makrifat, keilmuan dan amal saleh yang mendidik umat manusia. Manusia agung ini telah melakukan puncak penghambaan kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan melepaskan diri dari segala bentuk ikatan selain-Nya. Di hadapan keagungan Allah Subhanahu Wata’ala beliau menjadi hamba yang pasrah secara mutlak sehingga menggapai kekuatan spiritual yang agung. Karena itu, Rasul Saw tak pernah gentar menghadapi kekuatan syirik, kufur, gemerlap materi atau penguasa yang berhias diri dengan harta dan bala tentara.
Ibadah adalah tangga yang mengantarkan manusia ke puncak kesempurnaan ruh dan spiritual. Setiap amal kebaikan yang dilakukan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala tergolong ibadah dan penghambaan.

Sifat-Sifat Rasulullah            :
1.      SIDDIQ
Siddiq ertinya benar. Benar adalah suatu sifat yang mulia yang menghiasi akhlak seseorang yang beriman kepada Allah dan kepada perkara-perkara yang ghaib. Ia merupakan sifat pertama yang wajib dimiliki para Nabi dan Rasul yang dikirim Tuhan ke alam dunia ini bagi membawa wahyu dan agamanya.
Pada diri Rasulullah
, bukan hanya perkataannya yang benar, malah perbuatannya juga benar, yakni sejalan dengan ucapannya. Jadi mustahil bagi Rasulullah itu bersifat pembohong, penipu dan sebagainya.
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemahuan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.” (QS An-Najm: 4~5)
2.AMANAH
Amanah ertinya benar-benar boleh dipercayai. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, nescaya orang percaya bahawa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh kerana itulah penduduk Makkah member gelaran kepada Nabi Muhammad dengan gelaran ‘Al-Amin’ yang bermaksud ‘terpercaya’, jauh sebelum beliau diangkat jadi seorang Rasul. Apa pun yang beliau ucapkan, dipercayai dan diyakini penduduk Makkah kerana beliau terkenal sebagai seorang yang tidak pernah berdusta.
“Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu.” (QS Al-A'raaf: 68)
Mustahil Rasulullah
itu berlaku khianat terhadap orang yang memberinya amanah. Baginda tidak pernah menggunakan kedudukannya sebagai Rasul atau sebagai pemimpin bangsa Arab untuk kepentingan peribadinya atau kepentingan keluarganya, namun yang dilakukan Baginda adalah semata-mata untuk kepentingan Islam melalui ajaran Allah Subhanahu Wata’ala.
Ketika Nabi Muhammad
ditawarkan kerajaan, harta, wanita oleh kaum Quraisy agar beliau meninggalkan tugas ilahinya menyiarkan agama Islam, Baginda menjawab: 
”Demi Allah Subhanahu Wata’ala wahai pakcik, seandainya mereka dapat meletakkan matahari di tangan kanan ku dan bulan di tangan kiri ku agar aku meninggalkan tugas suci ku, maka aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkan (Islam) atau aku hancur kerananya”……
Meskipun kaum kafir Quraisy mengancam membunuh Baginda, namun Baginda tidak gentar dan tetap menjalankan amanah yang dia terima. Setiap orang Muslim sepatutnya memiliki sifat amanah seperti Baginda
.

3.TABLIGH
Tabligh ertinya menyampaikan. Segala firman Allah Subhanahu Wata’alayang ditujukan oleh manusia, disampaikan oleh Baginda. Tidak ada yang disembunyikan walaupun ianya menyinggung Baginda sendiri.
“Supaya Dia mengetahui, bahawa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.” (QS Al-Jin: 28)
“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, kerana telah datang seorang buta kepadanya.” (QS 'Abasa: 1~2)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahawa firman Allah
Subhanahu Wata’ala (QS 'Abasa: 1) turun berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum yang buta yang datang kepada Rasulullah sambil berkata: “Berilah petunjuk kepadaku, ya Rasulullah.” Pada waktu itu Rasulullah sedang menghadapi para pembesar kaum musyrikin Quraisy, sehingga Rasulullah berpaling daripadanya dan tetap melayani pembesar-pembesar Quraisy. Ummi Maktum berkata: “Apakah yang saya katakan ini mengganggu tuan?” Rasulullah menjawab: “Tidak.” Maka ayat ini turun sebagai teguran di atas perbuatan Rasulullah . (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim yang bersumber dari ‘Aisyah. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Ya’la yang bersumber dari Anas.)
Sebetulnya apa yang dilakukan Rasulullah
itu menurut standard umum adalah hal yang wajar. Ketika sedang berbicara di depan umum atau dengan seseorang, tentu kita tidak suka diganggu oleh orang lain. Namun untuk standard Nabi, itu tidak cukup. Oleh kerana itulah Allah Subhanahu Wata’ala telah menegur Baginda .
Sebagai seorang yang tabligh, meski ayat itu menyindirnya, Nabi Muhammad
tetap menyampaikannya kepada kita. Itulah sifat seorang Nabi. Jadi, mustahil Nabi itu ‘kitman’ atau menyembunyikan wahyu.


4. FATHONAH
Fathonah artinya bijaksana. Mustahil bagi seseorang Rasul itu bersifat bodoh atau jahlun. Dalam menyampaikan ayat Al-Quran dan kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadis memerlukan kebijaksanaan yang luar biasa.
Baginda
harus mampu menjelaskan firman-firman Allah Subhanahu Wata’ala kepada kaumnya sehingga mereka mahu memeluk Islam. Nabi juga harus mampu berdebat dengan orang-orang kafir dengan cara yang sebaik-baiknya.
Apatah lagi Baginda mampu mengatur umatnya sehingga berjaya mentransformasikan bangsa Arab jahiliah yang asalnya bodoh, kasar/bengis, berpecah-belah serta sentiasa berperang antara suku, menjadi satu bangsa yang berbudaya dan berpengetahuan. Itu semua memerlukan kebijaksanaan yang luar biasa.
Semoga kita dapat menerapkan 4 sifat Baginda
di atas di dalam kehidupan kita dan mendapat keredhaan Allah Subhanahu Wata’ala
                                               
Tugas-tugas Rasul Allah Subhanahu Wata’ala.
     Rasul diutus oleh Allah Subhanahu Wata’ala. dengan mengemba tugas-tugas yang sangat mulia. Adapun tugas-tugas rasul adalah sebagai berikut.
  • Rasul membimbing umatnya menuju jalan yang benar agar mendapat kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
  • Semua rasul menyampaikan ajaran tauhid, yakni mengesakan Allah Subhanahu Wata’ala. Adapun peraturan agama (syariat) yang dibawa mereka berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi umatnya saat itu.
  • Kehadiran rasul untuk membawa kebenaran, kabar gembira, dan memberi peringatan kepada umatnya agar mereka menjadi umat yang beriman kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Dengan demikian, mereka akan hidup bahagia, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

II. MENELASKAN KEUMUMAN MISI RISALAH RASULULLAH DAN KEISTIMEWAANNYA DIBADING RISALAH RASUL-RASUL SEBELUMNYA.


Risalah yang dibawa Nabi Muhammad . mempunyai ciri-ciri yang khusus dibandingkan dengan para rasul sebelumnya. Ciri-ciri khusus itu adalah sebagai nabi penutup, penghapus risalah sebelumnya, membenarkan nabi sebelumnya, menyempurnakan risalah nabi sebelumnya, diperuntukkan untuk seluruh manusia, dan sebagai rahmat bagi semesta alam. Ciri-ciri ini dimiliki oleh Nabi Muhammad . dan tidak dimiliki oleh para rasul sebelumnya.
Rasulullah tampil sebagai pembawa risalah Islam yang mencakupi huda (petunjuk) dan dienul haq(agama yang benar). Selain itu hadirnya Rasulullah . di tengah umat akhir zaman adalah sebagai saksi, pembawa berita gembira dan peringatan, menyeru ke jalan Allah, dan sebagai pelita yang menerangi.

 

Keistimewaannya Dibanding Rasul-Rasul Sebelumnya


Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)
Allah Subhanahu Wata’ala. telah mengutus nabi dan rasul pada setiap kaum. Namun yang disebutkan di dalam Al-Qur’an hanya sebanyak 25 orang. Perhatikan Al-Qur’an surat Al-Mu’min: 78, An-Nisa’: 163-164, dan Al-An’am: 84-86. Sedangkan penutup bagi semua rasul dan nabi itu adalah Nabi Muhammad .
Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; Maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil. (Al-Mu’min: 78)
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.
Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (An-Nisa’: 163-164)
Muhammad itu bukan bapak salah seorang lelaki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-Ahzab: 40)
Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah kami beri petunjuk, dan kepada sebagian dari keturunannya (Nuh), yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Dan Zakaria, Yahya, Isa, dan Ilyas; semuanya termasuk orang-orang yang shalih.
Dan Ismail, Alyasa’, Yunus, dan Luth; masing-masing kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya).(Al-An’am: 84-86)
وروى الإمام أحمد من حديث أنس بن مالك ، قال: قال رسول الله: إِنَّ الرِّسَالَةَ والنُّبوَّةَ قَدْ اِنْقَطَعَتْ فَلَا رَسُوْلَ بَعْدِيْ وَلَا نَبِي”
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Anas bin Malik r.a., Rasulullah bersabda, “Sesungguhnnya risalah dan kenabian sudah terputus, maka tidak ada rasul dan nabi setelah aku.”
Nasikhur Risalah (Penghapus Risalah)
Risalah nabi-nabi terdahulu hanya untuk kaum tertentu saja, sehingga hanya sesuai untuk kaum tersebut. Selain itu risalah terdahulu mengikuti keadaan dan situasi serta keperluan semasa waktu itu sehingga hanya sesuai pada saat tersebut saja.
Sementara, risalah Nabi Muhammad . adalah untuk umat manusia dan berlaku hingga hari kiamat.
Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (Saba’: 28)
Allah Subhanahu Wata’ala. juga menegaskan bahwa Nabi Muhammad . adalah penutup para nabi. Sehingga tidak ada nabi setelahnya.
Muhammad itu bukan bapak salah seorang lelaki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-Ahzab: 40)
Sebagai penutup para nabi, maka risalah yang dibawa Nabi Muhamamd . menjadi penghapus risalah para rasul sebelumnya. Hal ini pernah ditegaskan oleh Nabi Muhammad saw. saat Umar bin Khattab membaca Taurat. Beliau berkata kepada Umar bahwa jika Nabi Musa a.s. ada di antara mereka, pasti Nabi Musa akan mengikuti risalah yang dibawa Nabi Muhammad .
Mushaddiqul Anbiya (Membenarkan Para Nabi).
Risalah yang dibawa Nabi Muhammad . melengkapi risalah yang dibawa para rasul sebelumnya dan sekaligus memansukhkan risalah sebelumnya. Risalah Nabi Muhammad . sesuai dan dapat digunakan oleh semua manusia dan dapat diamalkan hingga hari kiamat.
Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui. (Saba’: 28)
Nabi Isa a.s. sebagai nabi setelah Nabi Musa, membenarkan kenabian Nabi Musa. Bahkan, Nabi Isa a.s. mengabarkan kepada umatnya akan datang seorang rasul setelahnya yang bernama Ahmad (Nabi Muhammad .).
Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata, “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.” (Ash-Shaff: 6)
Meski kedatangan Nabi Muhammad . sudah dikabarkan oleh para nabi dan rasul sebelumnya, tetap saja ada usaha untuk mendustakannya. Banyak tantangan dan usaha yang dicoba untuk menghapuskan agama Allah, namun demikian Allah Subhanahu Wata’ala. senantiasa menjaga dan memeliharanya dari serangan kaum kafir. Di antaranya dengan memenangkan Islam atas agama lainnya atau dengan menurunkan para Rasul dan Nabi untuk kembali meluruskan penyimpangan dan kejahiliyahan umat. Nabi Muhammad . sebagai nabi akhir melengkapi risalah nabi-nabi sebelumnya dan dijadikan sebagai rujukan utama bagi umat Islam.
Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.
Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci. (Ash-Shaff: 8-9)

Mukammilur Risalah (Penyempurna Risalah)
Selain membenarkan para rasul dan nabi sebelumnya yang membawa risalah Islam, kehadiran Nabi Muhammad saw. juga diperuntukkan guna menyempurnakan risalah sebelumnya. Risalah sebelumnya cenderung diperuntukkan bagi suatu kaum tertentu saja dan untuk saat tertentu. Berbeda dengan Nabi Muhammad saw. yang diutus untuk semua manusia dan berlaku hingga kiamat.
Kaafatan Lin Naas (Untuk Seluruh Manusia)
Rasul Muhammad berbeda dengan para rasul dan nabi sebelumnya, dimana Nabi Muhammad . diutus bagi kepentingan umat manusia secara keseluruhan dengan tidak membedakan suku, bangsa, warna kulit, bahasa, dan sebagainya. Sehingga dapat dilihat perkembangan Islam pada masa ini di mana kaum muslimin tersebar di seluruh pelosok dunia.
Dan Kami tidak mengutus engkau, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (Saba’: 28)

Rahmatan Lil Alamin (Rahmat Bagi Alam Semesta)
Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Al-Anbiya’: 107)

Kehadiran Nabi Muhammad . di muka bumi ini adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam yang tidak saja manusia, tetapi juga alam, hewan, pohon, dan sebagainya. Manusia, dengan kehadiran Nabi Muhammad, mendapatkan rahmat dan kebaikan. Begitu juga manusia kafir dan jahiliyah, mendapatkan rahmat dari kedatangan Islam. Dengan demikian Islam dan Nabi Muhammad tidak hanya untuk umat Islam, tetapi kebaikannya juga dirasakan oleh manusia lainnya. Islam adalah membawa agama fitrah yang sesuai dengan penciptaan manusia. Jadi, ketika Islam disampaikan, akan dirasakan sesuai oleh manusia.
Alam, hewan, dan tumbuhan pun dilindungi dan dipelihara dengan kedatangan Islam. Umat Islam sebagai khalifah di muka bumi melaksanakan pemeliharaan dan penjagaan alam. Dengan demikian kestabilan terwujud, dan alam serta isinya menjadi damai.
Risalatul Islam
Risalah Nabi Muhammad . adalah risalah Islam, yang dibawanya adalah sesuatu yang benar. Hal ini tercermin dari akhlak, kepribadian, dan sifat-sifat Nabi yang mulia.
Inti dari risalah Nabi Muhammad . adalah huda (petunjuk) dan dienul haq (agama yang benar). Risalah membawa huda karena Islam itu sendiri sebagai panduan bagi manusia.
Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak (benar) dan agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. (Al-Fath: 28)



Ad-Dakwah
Rasul menggunakan Islam sebagai petunjuk dan juga Allah menangkan Islam sebagai dienul haq atas agama-agama lainnya. Usaha ini tidak akan tercapai apabila tidak dilaksanakan dakwah.
Rasul dalam menjalankan dakwahnya mempunyai peranan sebagai saksi atas umatnya, memberi penyampaian nilai-nilai Islam yang bersifat kabar gembira ataupun kabar peringatan.
Allah Subhanahu Wata’ala  sekali lagi menegaskan bahwa Rasul berdakwah dengan menyeru manusia agar kembali kepada Allah dan kemudian Rasul sebagai pelita yang menerangi.
Peranan Nabi yang digambarkan di dalam surat Al-Ahzab ayat 45-46 adalah sebagai dai. Nabi berdakwah dengan mengajak manusia dan bersifat sebagai pelita yang senantiasa dijadikan rujukan bagi manusia.
Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi. (Al-Ahzab: 45-46)
Nabi Muhammad saw. telah berhasil menegakkan Islam dengan dakwahnya selama 23 tahun. Kini risalah yang diajarkannya telah menyingkirkan kegelapan jahiliyah yang membelenggu dunia, dan menempatkan kita ke dalam cahaya hidayah yang terang benderang. Dengan begitu kita tahu mana jalan yang menyesatkan dan mana jalan yang benar menuju pintu keridhaan Allah Subhanahu Wata’ala.
Penutup
Ma’rifatur Rasul, penting untuk kita ketahui serta menjadi suatu keharusan untuk kita aplikasikan keteladannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya definisi Rasul, kedudukannya, sifat-sifat dasar yang dimiliki olehnya, dan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, maka kita dapat mengetahui secara rinci tentang Rasulullah . Mempermudah kita untuk mengikuti dan mencontoh sifat-siafat  Rasulullah


Daftra Pustaka
Ahmad Bin Muhammad Al-Imran.2009. Pegangan Muslim. Riyadh:Penerbit Dar Ibnu Atsir
Irwan Raihan. 2003. Keagungan dan Akhlak Pribadi Rasulullah .Solo: Penerbit Arafah
DR.Yucki Prihardi,SSI.,MM.M.KOM. 2012. Sukses Bisnis Melalui Manajemen Rasulullah . Penerbit: PT Elex Media Komputindo
K.H Didin Hafidhuddin. 2000. Tafsir Al-Hijri Surat An-Nisa. Bogor: Yayasan Kalimah Thayyibah
Al-Ustadz Umar Abdul Djabbar. Nurul Yaqien Sejerah Nabi Muhammad . Surabaya : Toko Kitab Ahmad Nabhan