MAKALAH AKIDAH AKHLAK
DISUSUN OLEH :
RUDIANTO
M. ZEDI ALVI KUMAL
RAFIE SATYA ANJIASTORO
REFIALDI DWI PUTRANTO
Fakultas
:Ekonomi Prodi :Perbangkan
Syariah
STEI
SEBI Depok,2016
Daftar Isi :
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………………....2
III.
PENUTUP………………………………………………………………………………………...
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………………….
Kata
Pengantar
Dengan menyebut
nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan selalu puja
serta syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
sederhana tetapi luar biasa karena pembahasannya yaitu mengenal Rasulullahﷺ.
Makalah
ini telah kami susun dengan usaha kami yang maksimal dan serta diiringi dengan
doa kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan beberapa buku untuk refrensi
kami. Untuk itu kami sangat bersyukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Terlepas
dari itu semua, kami sebagai manusia yang penuh kehilafan, menyadari sepenuhnya
bahwa apabila masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah tentang Ma’rifatur Rasul bisa bermanfaat bagi
kita dan bagi pembaca.
Depok,
5 Oktober 2016
Penyusun,
Indikator
Materi
1. Menjelaskan
definisi Rasul, kedudukannya, sifat-sifat dasar yang dimiliki olehnya, dan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
2. Menjelaskan
keumuman misi risalah Rasullulah ﷺ
dan keistimewaannya dibandingkan risalah rasul-rasul sebelumnya.
I. MENELASKAN DEFINISI RASUL, KEDUDUKANNYA, SIFAT-SIFAT DASAR YANG DIMILIKI OLEHNYA, DAN TUGAS-TUGAS YANG DIBEBANKAN KEPADANYA.
Nasab Rasulullah ﷺ adalah Abdul Qasim, Muhammad Rasulullah ﷺ bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu
Manaf bin Qusyay bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Luayy bin Ghalib bin Fihr
bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mundrikah bin Ilyas bin
Mudhar bin Nizar bin Ma’d bin ‘Adnan
Adnan adalah salah satu
putra nabi Ismail bin Ibrahim. Rasulullah ﷺ adalah anak
cucu nabi Ismail yang pilihan. Beliau bersabda ﷺ :
“Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan
Ismail, kemudian Allah memilih dari Kinanah Quraisy, kemudian dari Quraisy
Allah memilih Bani Hasyim kemudian Allah memilihku “(H.R Muslim).
Ibunda beliau adalah Aminah
binti Wahb bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Murrah bin Ka’b bin Luayy bin Ghalib.
Beliau dilahirkan di Mekkah
pada Tahun Gajah, hari Senin, Bulan Rabi’ul Awal. Terdapat perbedaan pendapat
dikalangan ulama di kalangan para ulama di hari apa dari bulan tersebut.
Ayahanda beliau meninggal ketika beliau masih dalam kandungan. Kemudian beliau
disusui oleh Halimah as-Sa’diyah.
Beliau tinggal bersamanya di
perkampungan Bani Sa’ad selama empat tahun. Ibunda beliau menginggal saat
beliau berumur enam tahun. Lantas beliau diasuh oleh Ummu Aiman pembantunya
yang beliau warisi dari ayahandanya lalu beliau diasuh oleh kakek beliau Abdul
Muthalib ketika berusia delapan tahun, kake beliau wafat, maka beliau
mewasiatkan pada paman beliau Abu Thalib, karena beliau adalah saudara kandung
Abdullah, maka beliaupun mengasuh dan mendidik beliau dengan sebaik-baiknya.
Definisi
Rasulullah
Rasul adalah seseorang yang mendapat wahyu dari Allah dengan syari’at dan ia
diperintahkan untuk menyampaikannya dan mengamalkannya. Setiap rasul pasti
seorang nabi, namun tidak setiap nabi itu seorang rasul, dengan demikian,
jumlah nabi jauh lebih banyak dibanding jumlah rasul. Rasulullah adalah telaga
keteladanan yang sekaligus menjadi mata air abadi yang memuaskan siapa saja
yang haus idola. Setiap sisi kehidupan yang beliau jalani adalah lembaran -
lembaran penuh hikmah yang senantiasa menjadi obor penerang bagi umatnya dalam
meniti kehidupan dunia, hingga akhir kelak. Itulah sebabnya, bercermin dengan
kehidupan rasulullah adalah syarat kesuksesan seorang muslim untuk mengarungi
kehidupan dunia.
Manusia tidak mungkin dapat mengenal dan
mensifati Nabi Muhammadﷺ secara
sempurna, sebab manusia agung ini adalah manifestasi kesempurnaan keagungan
Sang Pencipta. Namun bukan berarti rasulullah jauh dari jangkauan, karena ia
adalah teladan dan contoh bagi umat manusia. Hanya saja manusia agung ini tidak
dapat disamakan atau disejajarkan dengan manusia-manusia lain.
Tanpa ragu bahwa pengenalan dan makrifat
Allah Subhanahu Wata’ala melalui
Rasul-Nya. Semua nabi berada dibawah rasul dan ajaran mereka juga mengikuti
risalah Muhammad ﷺ meski mereka
datang lebih dulu. Mereka diutus untuk mempersiapkan kedatangan manusia agung
ini. Dengan kata lain, semua nabi berada dibawah perintah rasulullahﷺ
untuk menyampaikan risalah dan misi nabi Muhammad ﷺ.
Meski secara lahiriyah Nabi Muhammad ﷺ
berada diurutan terakhir namun pada dasarnya rasulullah ﷺ
merupakan manifestasi pertama ciptaan Tuhan dan juga termasuk utusan yang
pertama, sementara para Nabi lain adalah penyambung risalah Nabi Muhammad ﷺ.
Semua menyeru kepada islam dan membenarkan risalah rasulullah serta memberi
kabar gembira tentang kedatangan penghulu para nabi. Berikut ini kami sebutkan
beberapa kedudukan dan derajat Rasulullah ﷺ
sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an :
1.
Tunduk
dan Pasrah di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala
Allah Subhanahu
Wata’ala dalam banyak ayat menjelaskan kedudukan dan derajat Nabi Muhammad
ﷺ
di dunia dan akhirat. Diantara posisi istimewa itu adalah sikap tunduk dan
pasrah dihadapan Tuhan. Rasulullah ﷺ
memiliki kepasrahan yang begitu murni sampai sampai Allah Subhanahu
Wata’ala memuji kedudukan ini. (QS: Ali imran:2,Al An’am:41, 17 dan 361).
2.
Risalah
Kenabian
Risalah kenabian
termasuk posisi istimewa lain yang diberikan Allah Subhanahu Wata’ala
kepada Nabi Muhammadﷺ. Risalah
kenabian beliau memiliki memiliki keistimewaan yang khas dibanding risalah para
Nabi sebelumnya. Karakteristik risalah rasulﷺ
adalah sebagai penutup, penghapus risalah sebelumnya, penyempurna risalah para
nabi terdahulu, ditujukan untuk seluruh umat Manusia dan sebagai rahmat bagi
semesta alam. Ciri-ciri ini dimiliki oleh nabi Muhammad ﷺ
dan tidak dimiliki oleh para nabi sebelumnya.
Risalah Nabi-Nabi as
terdahulu hanya untuk kaum tertentu saja dan sesuai dengan kondisi pada masa
itu. Sementara risalah Nabi Muhammad ﷺ
diperuntukan bagi seluruh umat manusia dan berlaku hingga akhir zaman. Allah Subhanahu
Wata’ala juga telah menjelaskan bahwa Rasulullah ﷺ
adalah penutup para Nabi sehingga tidak ada Nabi lain setelahnya.
3.
Pemberi
Syafaat
Pemberi syafaat
termasuk gelar yang disandang oleh rasul ﷺ
kedudukan ini juga dapat diperoleh oleh manusia biasa melalui sholat tahajud
dan sholat sunnah di pertengahan malam. Hanya saja syafaat yang dimiliki rasul ﷺ
adalah syafaat yang bersifat mutlak Allah Subhanahu Wata’ala memberi
wewenang kepada rasul untuk memberi syafaat kepada umatnya kelak. Meski Allah Subhanahu
Wata’ala dalam kitab sucinya tidak pernah menyebut nama seorangpun yang
kelak di hari kiamat akan memberikan syafaat, namun Al-quran menyebutkan
beberapa kriteria pemberi syafaat dan siapa saja yang memiliki sifat sifat
tersebut berarti ia adalah pemberi syafaat di hari kiamat.
Ada beberapa golongan
yang disebut Al-quran sebagai pemberi syafaat. Diantaranya adalah para nabi,
malaikat, dan kaum mukmin yang sholeh. Selain itu amal perbuatan yang baik juga
dapat memberikan syafaat kepada pelakunya.
4.
Kemaksuman Mutlak
Kemaksuman mutlak (kesucian mutlak)
juga termasuk kedudukan lain yang dimiliki Rasul ﷺ. Mazhab Syiah meyakini bahwa Nabi Muhammad ﷺ dan Nabi-nabi lain
terjaga dari dosa dan maksiat, baik dosa kecil atau besar, yang disengaja atau
tidak. Tujuan utama diutusnya Nabi ﷺ adalah untuk memberikan petunjuk kepada seluruh umat manusia
dan membimbing mereka kepada hakikat kebenaran. Pada dasarnya, Nabi ﷺ adalah duta Tuhan untuk seluruh umat manusia. Beliau
ditugaskan untuk memberi hidayah kepada jalan yang lurus. Apabila beliau
sendiri tidak konsisten dengan ajaran Ilahi, atau bahkan mengamalkan yang
sebaliknya, maka umat manusia akan tersesat dan ini bertentangan dengan tujuan
pengutusan Nabi.
Allah Subhanahu Wata’ala dalam ayat 23 dan 231 surat Ali Imran menegaskan kewajiban
mentaati Rasul ﷺ
secara mutlak dan menganggap ketaatan kepada manusia suci ini sebagai ketaatan
kepada-Nya. Perintah ini mengindikasikan kemaksuman mutlak dan sempurna yang
dimiliki Rasul ﷺ,
sebab jika tidak demikian, tentu saja Allah Subhanahu Wata’ala akan memerintahkan manusia untuk mematuhinya dalam kasus tertentu
saja. Sementara Allah Subhanahu Wata’ala menilai ketaatan kepada Rasul ﷺ sama dengan ketaatan kepada-Nya dan tanpa pengecualian sama
sekali. Dalam surat An-Nisa' ayat 64, Allah .. berfirman: "Dan Kami tidak
mengutus seorang Rasul pun melainkan untuk ditaati dengan izin Allah."
Ketaatan mutlak kepada Nabi ﷺ hanya terjadi jika beliau berada di bawah ketaatan kepada
Allah Subhanahu
Wata’ala dan sebagai
perpanjangan dari-Nya.
Metode penjelasan seperti itu dengan sendirinya
membuktikan kemaksuman mutlak Rasul ﷺ. Beliau terjaga dari segala bentuk kesalahan, kekeliruan,
kelupaan dan sejenisnya. Jika tidak, mustahil Allah Subhanahu Wata’ala memerintahkan manusia untuk mematuhinya secara mutlak.
5.
Hakim dan Pemberi Putusan
Di antara kedudukan dunia dan
akhirat Nabi Muhammad ﷺ
adalah bertindak sebagai hakim dan pemberi putusan atas sebuah perkara dan
sengketa yang terjadi di tengah umatnya. Selama di dunia, Nabi ﷺ juga bertugas memutuskan perkara dan sengketa di tengah umat
manusia berdasarkan hukum Allah ... Beliau bertindak sebagai hakim dan memberi
putusan yang adil terhadap setiap kasus. Sementara di akhirat, Nabi ﷺ menjadi pembagi antara penghuni surga dan neraka.
6.
Wilayah dan Kepemimpinan
Rasul ﷺ mengemban tugas untuk memberi penjelasan berbagai urusan
dunia dan akhirat umat manusia. Beliau menjelaskan kepada masyarakat sesuai
dengan ketentuan wahyu. Beliau juga menjalankan roda pemerintahan yang kelak
menjadi sumber manifestasi rahmat Tuhan, keadilan Islam dan simbol memerangi
kezaliman.
7.
Penghambaan
Lembaran kehidupan Rasul ﷺ adalah kumpulan makrifat, keilmuan dan amal saleh yang
mendidik umat manusia. Manusia agung ini telah melakukan puncak penghambaan
kepada Allah Subhanahu
Wata’ala dan melepaskan diri
dari segala bentuk ikatan selain-Nya. Di hadapan keagungan Allah Subhanahu Wata’ala beliau menjadi hamba yang pasrah secara mutlak sehingga
menggapai kekuatan spiritual yang agung. Karena itu, Rasul Saw tak pernah
gentar menghadapi kekuatan syirik, kufur, gemerlap materi atau penguasa yang
berhias diri dengan harta dan bala tentara.
Ibadah adalah tangga yang mengantarkan manusia
ke puncak kesempurnaan ruh dan spiritual. Setiap amal kebaikan yang dilakukan
dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala tergolong ibadah dan penghambaan.
1.
SIDDIQ
Siddiq ertinya benar. Benar adalah suatu sifat
yang mulia yang menghiasi akhlak seseorang yang beriman kepada Allah dan kepada
perkara-perkara yang ghaib. Ia merupakan sifat pertama yang wajib dimiliki para
Nabi dan Rasul yang dikirim Tuhan ke alam dunia ini bagi membawa wahyu dan
agamanya.
Pada diri Rasulullah ﷺ, bukan hanya perkataannya yang benar, malah perbuatannya
juga benar, yakni sejalan dengan ucapannya. Jadi mustahil bagi Rasulullah ﷺ itu bersifat pembohong, penipu dan sebagainya.
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran)
menurut kemahuan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang
diwahyukan kepadanya.” (QS An-Najm: 4~5)
2.AMANAH
Amanah
ertinya benar-benar boleh dipercayai. Jika satu urusan diserahkan kepadanya,
nescaya orang percaya bahawa urusan itu akan dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Oleh kerana itulah penduduk Makkah member gelaran kepada Nabi
Muhammad ﷺ
dengan gelaran ‘Al-Amin’ yang bermaksud ‘terpercaya’, jauh sebelum beliau
diangkat jadi seorang Rasul. Apa pun yang beliau ucapkan, dipercayai dan
diyakini penduduk Makkah kerana beliau terkenal sebagai seorang yang tidak
pernah berdusta.
“Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu
dan aku hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu.” (QS Al-A'raaf: 68)
Mustahil Rasulullah ﷺ itu berlaku khianat terhadap orang yang memberinya amanah.
Baginda tidak pernah menggunakan kedudukannya sebagai Rasul atau sebagai
pemimpin bangsa Arab untuk kepentingan peribadinya atau kepentingan
keluarganya, namun yang dilakukan Baginda adalah semata-mata untuk kepentingan
Islam melalui ajaran Allah Subhanahu Wata’ala.
Ketika Nabi Muhammad ﷺ ditawarkan kerajaan, harta, wanita oleh kaum Quraisy agar
beliau meninggalkan tugas ilahinya menyiarkan agama Islam, Baginda menjawab:
”Demi Allah Subhanahu Wata’ala wahai pakcik, seandainya mereka dapat meletakkan
matahari di tangan kanan ku dan bulan di tangan kiri ku agar aku meninggalkan
tugas suci ku, maka aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkan
(Islam) atau aku hancur kerananya”……
Meskipun kaum kafir Quraisy mengancam membunuh
Baginda, namun Baginda tidak gentar dan tetap menjalankan amanah yang dia
terima. Setiap orang Muslim sepatutnya memiliki sifat amanah seperti Baginda ﷺ.
3.TABLIGH
Tabligh ertinya menyampaikan. Segala firman
Allah Subhanahu Wata’alayang
ditujukan oleh manusia, disampaikan oleh Baginda. Tidak ada yang disembunyikan
walaupun ianya menyinggung Baginda sendiri.
“Supaya Dia mengetahui, bahawa sesungguhnya
rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang ilmu-Nya
meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu
persatu.” (QS Al-Jin: 28)
“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
kerana telah datang seorang buta kepadanya.” (QS 'Abasa: 1~2)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahawa firman
Allah
Subhanahu
Wata’ala (QS 'Abasa: 1) turun
berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum yang buta yang datang kepada Rasulullah ﷺ sambil berkata: “Berilah petunjuk kepadaku, ya Rasulullah.”
Pada waktu itu Rasulullah ﷺ sedang menghadapi para pembesar kaum musyrikin Quraisy,
sehingga Rasulullah berpaling daripadanya dan tetap melayani pembesar-pembesar
Quraisy. Ummi Maktum berkata: “Apakah yang saya katakan ini mengganggu tuan?”
Rasulullah menjawab: “Tidak.” Maka ayat ini turun sebagai teguran di atas
perbuatan Rasulullah ﷺ.
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim yang bersumber dari ‘Aisyah.
Diriwayatkan pula oleh Ibnu Ya’la yang bersumber dari Anas.)
Sebetulnya apa yang dilakukan Rasulullah ﷺ itu menurut standard umum adalah hal yang wajar. Ketika
sedang berbicara di depan umum atau dengan seseorang, tentu kita tidak suka
diganggu oleh orang lain. Namun untuk standard Nabi, itu tidak cukup. Oleh
kerana itulah Allah Subhanahu
Wata’ala telah menegur Baginda ﷺ.
Sebagai seorang yang tabligh, meski ayat itu
menyindirnya, Nabi Muhammad ﷺtetap menyampaikannya kepada kita. Itulah sifat seorang Nabi.
Jadi, mustahil Nabi itu ‘kitman’ atau menyembunyikan wahyu.
4. FATHONAH
Fathonah artinya bijaksana. Mustahil bagi seseorang Rasul itu bersifat bodoh
atau jahlun. Dalam menyampaikan ayat Al-Quran dan kemudian menjelaskannya dalam
puluhan ribu hadis memerlukan kebijaksanaan yang luar biasa.
Baginda ﷺ harus mampu menjelaskan firman-firman Allah Subhanahu Wata’ala kepada kaumnya sehingga mereka mahu memeluk Islam. Nabi juga
harus mampu berdebat dengan orang-orang kafir dengan cara yang sebaik-baiknya.
Apatah lagi Baginda mampu mengatur umatnya
sehingga berjaya mentransformasikan bangsa Arab jahiliah yang asalnya bodoh,
kasar/bengis, berpecah-belah serta sentiasa berperang antara suku, menjadi satu
bangsa yang berbudaya dan berpengetahuan. Itu semua memerlukan kebijaksanaan
yang luar biasa.
Semoga kita dapat menerapkan 4 sifat Baginda ﷺ di atas di dalam kehidupan kita dan mendapat keredhaan Allah
Subhanahu
Wata’ala
Rasul diutus oleh Allah Subhanahu
Wata’ala. dengan
mengemba tugas-tugas yang sangat mulia. Adapun tugas-tugas rasul adalah sebagai
berikut.
- Rasul membimbing
umatnya menuju jalan yang benar agar mendapat kebahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat.
- Semua
rasul menyampaikan ajaran tauhid, yakni mengesakan Allah Subhanahu Wata’ala.
Adapun peraturan agama (syariat) yang dibawa mereka berbeda-beda sesuai dengan
situasi dan kondisi umatnya saat itu.
- Kehadiran
rasul untuk membawa kebenaran, kabar gembira, dan memberi peringatan
kepada umatnya agar mereka menjadi umat yang beriman kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Dengan demikian, mereka akan hidup bahagia, baik di dunia maupun di
akhirat kelak.
II. MENELASKAN KEUMUMAN MISI
RISALAH RASULULLAH ﷺ DAN KEISTIMEWAANNYA DIBADING RISALAH RASUL-RASUL SEBELUMNYA.
Risalah yang dibawa
Nabi Muhammad ﷺ . mempunyai
ciri-ciri yang khusus dibandingkan dengan para rasul sebelumnya. Ciri-ciri
khusus itu adalah sebagai nabi penutup, penghapus risalah sebelumnya, membenarkan
nabi sebelumnya, menyempurnakan risalah nabi sebelumnya, diperuntukkan untuk
seluruh manusia, dan sebagai rahmat bagi semesta alam. Ciri-ciri ini dimiliki
oleh Nabi Muhammad ﷺ. dan tidak
dimiliki oleh para rasul sebelumnya.
Rasulullah ﷺ tampil sebagai pembawa risalah Islam
yang mencakupi huda (petunjuk) dan dienul haq(agama yang benar). Selain itu
hadirnya Rasulullah ﷺ. di tengah
umat akhir zaman adalah
sebagai saksi, pembawa berita gembira dan peringatan, menyeru ke
jalan Allah, dan sebagai pelita yang menerangi.
Keistimewaannya Dibanding Rasul-Rasul Sebelumnya
Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)
Allah Subhanahu Wata’ala. telah mengutus nabi dan rasul pada setiap kaum. Namun yang disebutkan
di dalam Al-Qur’an hanya sebanyak 25 orang. Perhatikan Al-Qur’an surat
Al-Mu’min: 78, An-Nisa’: 163-164, dan Al-An’am: 84-86. Sedangkan penutup bagi semua
rasul dan nabi itu adalah Nabi Muhammad ﷺ.
Dan sesungguhnya telah Kami
utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami
ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan
kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan
dengan seizin Allah; Maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan
(semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang
kepada yang batil. (Al-Mu’min: 78)
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu
kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang
kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il,
Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Dan
Kami berikan Zabur kepada Daud.
Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang
sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul
yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara
kepada Musa dengan langsung. (An-Nisa’: 163-164)
Muhammad itu bukan bapak salah seorang lelaki
di antara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-Ahzab: 40)
Dan Kami telah menganugerahkan
Ishak dan Yaqub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah kami beri
petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah kami beri petunjuk, dan
kepada sebagian dari keturunannya (Nuh), yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf,
Musa, dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik.
Dan Zakaria, Yahya, Isa, dan Ilyas; semuanya
termasuk orang-orang yang shalih.
Dan Ismail, Alyasa’, Yunus, dan Luth;
masing-masing kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya).(Al-An’am: 84-86)
وروى الإمام
أحمد من حديث أنس بن مالك ، قال: قال رسول الله: إِنَّ الرِّسَالَةَ والنُّبوَّةَ
قَدْ اِنْقَطَعَتْ فَلَا رَسُوْلَ بَعْدِيْ وَلَا نَبِي”
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Anas
bin Malik r.a., Rasulullah bersabda, “Sesungguhnnya
risalah dan kenabian sudah terputus, maka tidak ada rasul dan nabi setelah
aku.”
Nasikhur Risalah (Penghapus Risalah)
Risalah nabi-nabi terdahulu hanya untuk kaum tertentu saja, sehingga
hanya sesuai untuk kaum tersebut. Selain itu risalah terdahulu mengikuti
keadaan dan situasi serta keperluan semasa waktu itu sehingga hanya sesuai pada
saat tersebut saja.
Sementara, risalah Nabi
Muhammad ﷺ. adalah untuk
umat manusia dan berlaku hingga hari kiamat.
Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan
kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (Saba’:
28)
Allah Subhanahu Wata’ala. juga menegaskan bahwa Nabi Muhammad ﷺ. adalah penutup para nabi. Sehingga
tidak ada nabi setelahnya.
Muhammad itu bukan bapak salah
seorang lelaki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup
nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-Ahzab:
40)
Sebagai penutup para nabi, maka risalah yang dibawa Nabi Muhamamd ﷺ. menjadi penghapus risalah para rasul
sebelumnya. Hal ini pernah ditegaskan oleh Nabi Muhammad saw. saat Umar bin
Khattab membaca Taurat. Beliau berkata kepada Umar bahwa jika Nabi Musa a.s.
ada di antara mereka, pasti Nabi Musa akan mengikuti risalah yang dibawa Nabi
Muhammad ﷺ.
Mushaddiqul Anbiya (Membenarkan Para Nabi).
Risalah yang dibawa Nabi Muhammad ﷺ. melengkapi risalah yang dibawa para
rasul sebelumnya dan sekaligus memansukhkan risalah sebelumnya. Risalah Nabi Muhammad
ﷺ. sesuai dan
dapat digunakan oleh semua manusia dan dapat diamalkan hingga hari kiamat.
Dan kami tidak mengutus kamu,
melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui. (Saba’:
28)
Nabi Isa a.s. sebagai nabi setelah Nabi Musa, membenarkan kenabian Nabi Musa.
Bahkan, Nabi Isa a.s. mengabarkan kepada umatnya akan datang seorang rasul
setelahnya yang bernama Ahmad (Nabi Muhammad ﷺ.).
Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu
Maryam berkata, “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira
dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad).” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa
bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.” (Ash-Shaff:
6)
Meski
kedatangan Nabi Muhammad ﷺ. sudah dikabarkan
oleh para nabi dan rasul sebelumnya, tetap saja ada usaha untuk mendustakannya.
Banyak tantangan dan usaha yang dicoba untuk menghapuskan agama Allah, namun
demikian Allah Subhanahu Wata’ala. senantiasa menjaga dan memeliharanya dari serangan kaum kafir. Di
antaranya dengan memenangkan Islam atas agama lainnya atau dengan menurunkan
para Rasul dan Nabi untuk kembali meluruskan penyimpangan dan kejahiliyahan
umat. Nabi Muhammad ﷺ. sebagai nabi
akhir melengkapi risalah nabi-nabi sebelumnya dan dijadikan sebagai rujukan
utama bagi umat Islam.
Mereka hendak memadamkan cahaya
(agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap
menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.
Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa
petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala
agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci. (Ash-Shaff:
8-9)
Mukammilur Risalah (Penyempurna Risalah)
Selain membenarkan para rasul dan nabi sebelumnya yang membawa risalah
Islam, kehadiran Nabi Muhammad saw. juga diperuntukkan guna menyempurnakan
risalah sebelumnya. Risalah sebelumnya cenderung diperuntukkan bagi suatu kaum
tertentu saja dan untuk saat tertentu. Berbeda dengan Nabi Muhammad saw. yang
diutus untuk semua manusia dan berlaku hingga kiamat.
Kaafatan Lin Naas (Untuk Seluruh Manusia)
Rasul Muhammad ﷺ berbeda
dengan para rasul dan nabi sebelumnya, dimana Nabi Muhammad ﷺ. diutus bagi kepentingan umat manusia
secara keseluruhan dengan tidak membedakan suku, bangsa, warna kulit, bahasa,
dan sebagainya. Sehingga dapat dilihat perkembangan Islam pada masa ini di mana
kaum muslimin tersebar di seluruh pelosok dunia.
Dan Kami tidak mengutus engkau,
melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (Saba’:
28)
Rahmatan Lil Alamin (Rahmat Bagi Alam Semesta)
Dan tiadalah kami mengutus
kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Al-Anbiya’:
107)
Kehadiran Nabi Muhammad ﷺ. di muka bumi
ini adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam yang tidak saja manusia, tetapi
juga alam, hewan, pohon, dan sebagainya. Manusia, dengan kehadiran Nabi
Muhammad, mendapatkan rahmat dan kebaikan. Begitu juga manusia kafir dan
jahiliyah, mendapatkan rahmat dari kedatangan Islam. Dengan demikian Islam dan
Nabi Muhammad tidak hanya untuk umat Islam, tetapi kebaikannya juga dirasakan
oleh manusia lainnya. Islam adalah membawa agama fitrah yang sesuai dengan
penciptaan manusia. Jadi, ketika Islam disampaikan, akan dirasakan sesuai oleh
manusia.
Alam, hewan, dan tumbuhan pun dilindungi dan dipelihara dengan
kedatangan Islam. Umat Islam sebagai khalifah di muka bumi melaksanakan
pemeliharaan dan penjagaan alam. Dengan demikian kestabilan terwujud, dan alam
serta isinya menjadi damai.
Risalatul Islam
Risalah Nabi Muhammad ﷺ. adalah
risalah Islam, yang dibawanya adalah sesuatu yang benar. Hal ini tercermin dari
akhlak, kepribadian, dan sifat-sifat Nabi yang mulia.
Inti dari risalah Nabi
Muhammad ﷺ. adalah huda (petunjuk)
dan dienul haq (agama yang benar). Risalah
membawa huda karena Islam itu sendiri sebagai panduan bagi manusia.
Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa
petunjuk dan agama yang hak (benar) dan agar dimenangkan-Nya terhadap semua
agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. (Al-Fath:
28)
Ad-Dakwah
Rasul menggunakan Islam
sebagai petunjuk dan juga Allah menangkan Islam sebagai dienul
haq atas agama-agama lainnya. Usaha ini tidak akan tercapai apabila tidak
dilaksanakan dakwah.
Rasul
dalam menjalankan dakwahnya mempunyai peranan sebagai saksi atas umatnya,
memberi penyampaian nilai-nilai Islam yang bersifat kabar gembira ataupun kabar
peringatan.
Allah Subhanahu Wata’ala sekali lagi menegaskan bahwa Rasul berdakwah
dengan menyeru manusia agar kembali kepada Allah dan kemudian Rasul sebagai
pelita yang menerangi.
Peranan Nabi yang digambarkan di dalam surat Al-Ahzab ayat 45-46 adalah
sebagai dai. Nabi berdakwah dengan mengajak manusia dan bersifat sebagai pelita
yang senantiasa dijadikan rujukan bagi manusia.
Hai Nabi, sesungguhnya Kami
mengutusmu untuk menjadi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan
untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya
yang menerangi. (Al-Ahzab: 45-46)
Nabi
Muhammad saw. telah berhasil menegakkan Islam dengan dakwahnya selama 23 tahun.
Kini risalah yang diajarkannya telah menyingkirkan kegelapan jahiliyah yang
membelenggu dunia, dan menempatkan kita ke dalam cahaya hidayah yang terang
benderang. Dengan begitu kita tahu mana jalan yang menyesatkan dan mana jalan
yang benar menuju pintu keridhaan Allah Subhanahu
Wata’ala.
Penutup
Ma’rifatur Rasul, penting untuk kita ketahui serta menjadi suatu
keharusan untuk kita aplikasikan keteladannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya definisi Rasul,
kedudukannya, sifat-sifat dasar yang dimiliki olehnya, dan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya, maka kita dapat
mengetahui secara rinci tentang Rasulullah ﷺ. Mempermudah kita untuk mengikuti dan mencontoh sifat-siafat
Rasulullah ﷺ
Daftra Pustaka
Ahmad Bin Muhammad Al-Imran.2009.
Pegangan Muslim. Riyadh:Penerbit Dar
Ibnu Atsir
Irwan Raihan. 2003. Keagungan dan Akhlak Pribadi Rasulullah ﷺ.Solo:
Penerbit Arafah
DR.Yucki
Prihardi,SSI.,MM.M.KOM. 2012. Sukses
Bisnis Melalui Manajemen Rasulullah ﷺ. Penerbit: PT Elex Media
Komputindo
K.H Didin Hafidhuddin. 2000.
Tafsir Al-Hijri Surat An-Nisa. Bogor:
Yayasan Kalimah Thayyibah
Al-Ustadz Umar Abdul
Djabbar. Nurul Yaqien Sejerah Nabi
Muhammad ﷺ. Surabaya : Toko Kitab Ahmad Nabhan