Kamis, 02 Februari 2017

Manajemen ilmiah

Aliran manjemen ilmiah (scientific manajement) ditandai dengan kontribusi-kontribusi dari Frederick W. Taylor, Frank dan Lilian Gilberth, henry L. Gantt, dan Harrington Emerson, yang akan diuraikan satu persatu.
Frederick W. Taylor (1856-1915). Manajemen ilmiah mula-mula dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor sekitar tahun 1900-an. Karena karyanya tersebut, Taylor disebut “bapak manajemen ilmiah”. Dalam buku literatur, manajemen ilmiah sering diartikan berbeda. Arti pertama, manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pata studi, analisa, pemecahan masalah-masalah organisasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi. Ada empat prinsip-prinsip dasar (filsafat) penerapan pendekatan ilmiah pada menejemen, yaitu:
Pengembangan metode-metode ilmiah dalam manajemen, untuk sebagai contog metode yang paling baik untuk pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
Sekeksi ilmiah untuk karyawan. Agar stiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas suatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
Pendidikan dan pengembangan ilmiah pada karyawan.
Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.
Manfaat yang didapat dari perkembangan teknik-teknik manajemen ilmiah ini tampak pada perkembangan teknik-teknik riset operasi, simulasi, otomatisai dan sebagai dalam memecahkan masalah-masalah majemen.
Frank dan Lillian Gilberth (1868-1924 dan 1878-1972)
Kontributor kedua dalam aliran manajemen ilmiah adalah pasangan suami isteri Frank Bunker Gilberth dan lillian Gilberth. Frank menciptakan berbagai teknik manajemen yang diilhamni Taylor. Dia sangat tertarik terhadap masalah efisiensi terutama untuk mengemukakan “cata terbaik pengertjaan suatu tugas”.
Sedangkan lillian gilberth lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja seperti seleksi, penempatan dan pelatihan personalia. Baginya, manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir yaitu membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai mahluk hidup.
Henry L. Gantt (1861-1919). Henry L. Gantt mengemukakan gagasan-gagasannya yaitu:
Kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen.
Seleksi ilmiah tenaga kerja.
Sistem intensif (bonus) untuk merangsang produktivitas.
Penggunaan intruksi-intruksi kerja yang terperinci.
Kontribusinya yang terbesar adalah penggunaan metode grafik yang dikenal sebagai “bagan Gantt” (Gantt Chart), untuk perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi.
Harrington Emerson (1853-1931). Pemborosan dan ketidak-efisienan adalah masalah-masalah yang dilihat emerson sebagai penyakit ssistem industri. Oleh sebab itu emerson mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi, yaitu:
Tujuan-tujuan yang dirumuskan dengan jelas.
Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
Adanya staf yang cakap.
Disiplin.
Balas jasa yang adil.
Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg-sistem informasi dan akuntansi.
Pemberian perintah-perencanaan dan urutan kerja.
Adanya standar-standar dan skedul-skedul metode dan waktu kegiatan.
Kondisi yang distandardisasi.
Operasi yang distandardisasikan.
Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
Balas jasa efisien-rencana insentif.
Masalah keterbatasan penerapan manajemen ilmiah
Masalah penerapan manajemen ilmiah yaitu kenaikan produktivitas sering tidak diikuti dengan kenaikan pendapatan. Perilaku manusia yang bermacam-macam menjadi hambatan. Pendekatam “rasional” hanya memuaskan kebutuhan-kebutuhan sosial karyawan. Manajemen ilmiah juga mengabaikan keinginan manusia untuk kepuasan kerja. Beberapa keterbatasan ini yang menimbulkan usaha-usaha para ahli manajemen berikutnya untuk melengkapi model manajemen ilmiah.
ALASAN
Menurut saya teori manajemen ilmiah adalah metode yang digunakan untuk menentukan cara yang terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Serta lebih mengutamakan pada teknik-teknik studi, analisa, pemecahan masalah-masalah organisasi, dan kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja. Yang dimana teknik-teknik manajemen ini bermanfaat untuk perkembangan teknik-teknik riset operasi, simulasi, otomatisasi dan dalam memecahkan masalah-masalah manajemen.
Metode-metode manajemen ilmiah ini juga telah banyak diterapkan pada bermacam-macam kegiatan organisasi, terutama dalam usaha peningkatan produktivitas. Teknik-teknik efisiensi manajemen ilmiah, seperti studi gerak dan waktu, telah menyebabkan kegiatan dapat dilaksanakan dengan lebih efisien. Gagasan seleksi dan pengembangan ilmiah para karyawan dapat menimbulkan kesadaran akan pentingnya kemampuan dan latihan untuk meningkatkan efektivitas karyawan. Akhirnya manajemen ilmiah yang telah mengemukakan pentingnya desain kerja. Pendorong manajer  untuk mencari “cara terbaik” pelaksanaan tugas. Jadi, manajemen ilmiah tidak hanya mengembangkan pendekatan rasional untuk pemecahan masalah-masalah organisasi tetapi juga meletakkan dasar profesionalisasi manajemen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar